Delapan belas; Salah langkah

37 4 28
                                    

***

“Gue kayaknya pulang sore banget deh, lo ga ada niat keluar ‘kan?” Tanya Nina.

“Engga ada.” Shani menggeleng. “Laptop besok aja deh gue anterin, minta anterin ke temennya Haris.”

“Oh ya udah, berarti aman ya. Gue bawa dulu.”

Nina hari ini ada tugas kelompok lagi dan  pinjam motor Shani karena motornya masih bocor. Ditambah lagi banyak yang harus di ganti, maklum cewek. Yang penting bisa hidup juga bensin full, aman-aman aja.

“Kalo malem banget telpon aja, ntar dijemput.” Kata Shani.

“Iyaaaa…. Gue berangkat.” Pamit Nina.

Setelah Nina sudah tidak terlihat lagi, barulah Shani masuk. Dan ketika masuk dia langsung dihadiahi bau wangi brownies, sepertinya ada yang bereksperimen di dapur.

Di ruang tengah juga ada Chloe bersantai sambil menonton.

“Enak banget dah baunya.” kata Shani duduk di sofa seberang Chloe. “Ini pada nobar apa gimana?”

Chloe tertawa. “Iya, baru aja selesai filmnya.”

“Ohh…” Shani mengangguk. Dia mendongak karena lehernya pegal, kolesterol mungkin.

Selesai dengan acara mendongaknya, Shani ke kamar setelah itu ke dapur. Dan benar saja, ada Jean sama Fanny lagi sibuk membuat kue kering. Salah bukan brownies pemirsa.

“Tumben buat yang ribet.” Kata Shani sambil membuka kulkas.

“Lagi rajin.” Sahut Fanny yang fokus.

“Yang kemaren?”

“Yang penting jadi.” Sahut Jean.

“Kok pada pinter buat kue sih? Gue malah goreng pisang, pasti jadi dark coklat pisang.” Kata Shani bawa botol minumnya dan duduk sembari memperhatikan dua teman serumahnya.

Dark coklat pisang?” Tanya Fanny heran.

“Pisangnya gosong.” Sahut Jean lagi, Shani jadi ketawa padahal lagi minum.

“Halahh!” Cibir Fanny. “Ya karna nyokap suka buat kue juga sih, jadinya lihat trus coba-coba.”

“Sama sih, biasanya nenek gue.” Sahut Jean.

“Nyokap gue apa? Ngomel mulu bisanya.” Kata Shani.

“Heh!” Fanny dan Jean tergelak.

“Beneran loh. Bisa buat kue kek, apa kek. Ini hobinya malah ngomel.” Kata Shani, Mamanya jadi bersin-bersin, padahal lagi ada klien.

“Lo kali yang suka buat beliau ngomel.” Sahut Jean..

“Ga ada sih, kan gue anaknya anteng aja.”

“Agak dusta, ya.” Kata Fanny.

Shani cuma ketawa, aslinya memang karena dia juga. Buat kue tapi lupa, malah jalan jemput Nina. Nah itu tadi hasilnya, dark coklat pisang alias pisang goreng gosong.

“Eh ini dari mana?” Tanya Shani waktu liat ada bingkisan sembako juga kue kering.

“Dari mbak Irene.” Sahut Jean.

“Oh? Berarti udah pulang dari luar kota ya?”

“Udah. Tadi pagi keknya.” Shani mengangguk. Dengar itu dia keluarkan ponselnya.

 Dengar itu dia keluarkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
In The Kost 2 (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang