Dua Puluh Satu; Cerita Terakhir [Penutup]

33 2 8
                                    

Hai😭

***

Seperti yang dikatakan mbak Irene, acara doa bersama di rumah kost baru berlangsung dengan sangat lancar.

Seolah semesta mendukung, hari ini sangat cerah. Bahkan tidak ada hambatan sama sekali sepanjang persiapan, begitu juga dengan acaranya.
Banyak sekali warga yang datang, bersama dengan anak-anak dari panti asuhan.

Irene awalnya sempat pesimis dengan acara ini sebab kasus kemarin apalagi saat tahu jika salah satu dari pelaku adalah orang yang ia percayai. Namun banyak yang meyakinkan jika semuanya akan baik-baik saja.

Ia juga berharap demikian, semoga saja baik-baik saja. Mengingat calon penghuninya adalah anak yang tidak banyak neko-neko.

Dan anak-anak tidak banyak neko-neko itu sekarang sedang membantu membagi makanan sekaligus bingkisan kepada anak-anak panti asuhan, minus Shani dan Nina yang ada jadwal kuliah full. Karena acaranya dimulai dari pukul dua siang, jadi kemungkinan mereka ikut makan aja. Hehe…

“Ya ampun, makasih banyak, ya.” Kata Irene menghampiri mereka.

“Gapapa, mbak. Mumpung lagi pada free, kok.” Sahut Jean.

“Iya, tapi kalian kan tamu. Masa bantu-bantu.”

“Gapapa ih, mbak. Kita seneng kok.” Sahut Chloe.

“Iya, makasih banyak ya.” Irene terharu. “Kalian udah pada makan belum? Makan dulu gih.”

“Udah kok, mbak.” kata Fanny yang lewat sambil bawa kotak.

“Nyahut ae..”

Wanita dengan senyum manis itu tertawa. “Eh Nina sama Shani? Kok ga keliatan?”

“Mereka ada kuliah full, mbak. Mungkin bentar lagi pulang.” Kata Jean.

“Oalah, nanti kalo udah pulang suruh kesini ya.”

“Siap, mbak.”

***

Karena acaranya dimulai sekitar pukul dua siang lebih sedikit, jadi sampai sore. Apalagi teman-teman mas Dimas sama Irene baru bisa datang setelah dari kantor.

Termasuk duo ubur-ubur nih, mereka baru saja pulang. Dan tentu saja satu motor, karena sama-sama waktunya.

Saat sampai, rumah seberang masih sedikit ramai. Teman-teman yang lain pun masih ada disana, karena rumah kosong.

“Eh dah balik. Mbak Irene pesen ke seberang tuh.” Kata Chloe yang baru turun dari lantai dua. Tadi ke toilet.

“Oh, oke.” Sahut Shani yang duduk di teras, lepas sepatu. Diikuti Nina ikut duduk di sampingnya, bengong lah mereka melihat rumah sebelah lagi ramai.

“Langsung ke situ aja?” Tanya Nina.

“Mandi dulu. Gue mau rebahan bentar deh, cape.” Sahut Shani.

Gadis itu mengangguk, lalu masuk ke dalam duluan. Sementara Shani masih betah bengong.

“Shani, ke rumah seberang, ayo.” Kata mas Dimas yang datang membawa kresek yang isinya cuma beliau yang tau.

“Oh iya, mas. Mau bersih-bersih dulu, bau keringat.”

Dimas terkekeh. “Iya, ngumpul disana ya. Kita makan-makan.”

“Siap.”

Pria itu pergi, barulah Shani masuk ke dalam.

Shani tuh sempat ketiduran karna kecapean, kalo ga Nina yang ketuk kamarnya. Mana anaknya sedikit kurang enak badan, jadi dobel.

Mungkin hampir sejam setelah mereka datang, baru siap-siap mendatangi rumah seberang. Habis mandi, pake baju bagus biar ga terlalu gembel, Nina jalan duluan karna Shani masih rada mengumpulkan nyawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In The Kost 2 (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang