Hera Camila Lorens
Hera panggilannya. Hades cuma kenal sebatas namanya saja.
Dan juga sosoknya lewat foto yang sering kali ditujukan kepadanya.
Kedua orang tuanya sering sekali membicarakan si Hera-Hera ini. Padahal dia tidak tinggal di sini.
Amerika, gadis itu berada jauh di sana. Kata papa mama, dia adalah gadis yang dulu pernah menjadi teman Hades. Dan mereka berharap Hades Hera kembali berteman.
"Iya, dulu itu kapan? Hades nggak inget punya temen namanya Hera."
"Waktu kamu masih kecil banget. Kalian umur tiga tahun masih imut-imut, sebelum keluarga Lorens pindah ke Amerika mereka tinggal di samping rumah kita." Sang mama menceritakan dengan sangat antusias.
Sayang, Hades malas mendengarkannya.
Sabodo teuing lah!
Terus sayang papa mulai ikut-ikutan. Tadi dari kanan telinga Hades, sekarang telinga kiri.
"Papa, mama, Barabas, sama Tamara temen deket banget. Kalian lahir cuma beda satu hari, kita berempat kasih nama rame-rame. Mama ingat dulu kita heboh banget di rumah sakit?"
"Iya! Duh, Hades cengeng banget dulu. Kalau nangis dari ujung lorong sampai ujung yang lain kedengeran. Anehnya, Hera selalu diem aja tiap kamu nangis."
"Papa jadi kangen sama Hera, ma. Dulu kemana-mana Hades dan Hera dibilang kembar. Sekarang kalian udah besar nggak pernah lagi ketemu."
"Kembar beda ayah ibu ya, pah?"
"Hahahahaha!"
"Pa.. ma... Kalian asik. Asik sendiri."
Hades tidak pernah bisa masuk ke obrolan orang tuanya kalau sudah membicarakan tentang keluarga Lorens.
Hera dan keluarganya. Pembicaraan itu membuat Hades merasa risih.
Itu karena membicarakan orang tidak penting memang tidak berguna.
"Hades, suatu saat kamu pasti ketemu lagi sama Hera. Kalian harus saling menyapa. Ah andai aja kalian berdua tumbuh bersama... dulu mama sama Tamara pengen banget jodohin kalian berdua. Hihi senangnya anak-anak kita terlahir cowok cewek."
"HA HA HAHAHA," kali ini Hades yang tertawa. Tawa formal karir yang teramat menjengkelkan.
"Hades pergi dulu, udah ditunggu temen-temen di lapangan."
"Jam berapa ini Hades?"
"Nanti pulang sebelum jam 6 mama. Nggak mungkin aku main bola sampai tengah malem."
Sudah jam empat sore tapi Hadesnya baru mau pergi. Main bola anak laki-laki emang selesai 2 jam doang?
Bisa sih kalau sekalian pacaran sama kekasihnya. Pulang malem, minta maaf, nyari alesan buat berbohong. Tipikal nakalnya anak SMA.
Tapi Hades yang dulu dan Hades yang sekarang tak jauh berbeda.
Pulang larut malam dengan alasan mau mengerjakan tugas. Aslinya mah, pacaran mojok di kafe sana.
Pulang seminggu sekali atau bahkan dua minggu sekali dari apartemennya, Hades sudah bersiap memanipulasi semua laporan hariannya.
"Mama denger dari Raga kamu pulang larut malam terus."
"Hades nugas itu mah, biasa udah semester tua juga."
"Template banget jawaban gue selama ini. Semoga aja mama iya-iya aja. Beneran gue sibuk nugas kok," gumannya memasuki rumah dengan santai.
YOU ARE READING
HADESHERA
RomanceHanya kisah dua manusia yang punya nama unik mirip dewa dewi Yunani. Hades dan Hera. Bener ya Hades itu setia? Setia sama mantannya. Kalau Hera? Cemburuan sih. Sama suami sendiri yang hatinya masih punya mantan. Tapi mau sampai kapan?