4. Galau Brutal

222 39 7
                                    

HERA

Hari Minggu gue bangun saat om dan tante udah pulang dari tempat ibadah. Cuma berdua. Yap!

Tebak dimana anaknya alias si Hades Hades itu?

Dia juga baru bangun sama persis kayak gue.

Aneh banget kita sampai papasan waktu keluar dari kamar.

Hades emang tinggal di kamar yang udah difungsikan sebagai penyimpanan barang.

Meski begitu kata tante gak banyak barang yang ditaruh di lantai dua makanya bisa dijadiin kamar lagi.

Hades melengos menghindari bertatapan mata sama gue. Sama persis seperti apa yang gue lakukan kemarin. Gue anggap dia gak kelihatan sekarang dia yang nganggep gue gitu.

Rambutnya masih berantakan banget. Dia acak-acak mulu dari tadi. Celana training panjang, kaos putih besar.

Satu hal yang gue notice adalah kantung matanya yang hitam dan matanya kelihatan seperti habis kelilipan.

Dia habis nangis?

Nggak bisa tidur?

Cih. Apa urusannya juga ya sama gue?

"Pagi!"

"Sini Hera turun. Tante bawain ayam, kamu bilang suka kan waktu tante beliin kemarin?"

Gue udah disambut sama om dan tante yang kelihatan masih rapi dan wangi banget. Mereka langsung duduk di meja makan.

Gue seneng. Rasanya berasa ada di tengah keluarga yang sebenernya.

Dulu gue juga kayak gini soalnya. Pernah gue ada di masa seperti ini. Dulu tapi waktu gue kecil. Ternyata nggak bertahan lama ya hahaha.

Meski gue bahagia, muka gue udah diatur untuk pasang muka datar.

Selain minim empati gue juga sebenernya sedikit kesulitan buat mengontrol ekspresi wajah gue.

I don't know why. Rasanya dengan gue bersikap judes, jahat, dan datar gini gak ada orang yang berani ngusik gue.

Lagipuls kalau gue terlalu gampang luluh dan terlalu manja yang ada gue dibodohin. Seperti seorang gadis naif yang gatau apa-apa.

"Apa lihat-lihat?" gue denger Hades ngelirik ke gue.

Sepertinya dia lebih sensitif dibanding kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi.

"Hades!" tegur tante Calista.

"Dia habis putus sama pacarnya. Maklumi saja ya Hera."

"Udah pacaran dari jaman SMP sampai sekarang. Berapa tahun Hades?"

"Mama!" rengeknya kesal.

"Oh..."

Cuma itu reaksi yang keluar dari bibir gue karena gue gatau harus ngasih reaksi seperti apa.

Yang pasti reaksi gue barusan bikin tante dan om jadi bertatapan gitu. Setelahnya mereka senyum ke gue.

Beda sama Hades yang udah ngasih tatapan maut ke gue. Dengan mata ngantuknya itu.. dia lucu juga.

Dia pasti mikir gue sedang meremehkan perasaanya yang jatuh cinta sama orang dari jaman masih SMP itu.

Nggak kok.

Gue juga bertanya-tanya dalam hati, itu gimana mau ngelupainnya?

Dari jaman elementary school kan? Berarti 7 tahun yang lalu?

Gue aja yang pacaran satu tahun sama Victor juga sampai sekarang masih kesulitan untuk move on.

Dia yang udah sejahat itu sama gue aja gue nggak bisa membencinya.

HADESHERAWhere stories live. Discover now