17. Kebetulan atau Takdir?

115 21 4
                                    

HERA

Gue udah bangun sejak beberapa saat yang lalu.

Hanya membuka mata. Gak mau ngelakuin apa-apa.

Kepala gue pusing. Gue rasa badan gue meriang. Rasanya anget dan berat.

Salah gue. Semalem gue langsung tidur setelah berurusan sama Hades.

Gue bahkan nggak punya tenaga buat ganti baju atau sekedar memakai baju. Yang gue tau saat Hades pergi ninggalin gue ya gue menutup tubuh gue dengan selimut dan tertidur.

Yap. Gue tidur telanjang.

Gue tentu saja sangat ingat dengan kejadian semalam. Gue nggak malu ketemu Hades. Cuma canggung aja.

Dia sih yang pasti bakalan canggung. Kalau gue selalu bisa bersikap biasa aja.

Aneh.

Gue juga menyesal menggoda Hades kalau tau dia bisa seberingas dan sebrutal itu.

Gue ingat ekspresi cowok itu semalem. Serem sih tapi ada lucu-lucunya juga. Perpaduan seram-seram menggemaskan.

"Eungh..."

Gue melenguh, terlalu malas beranjak ke kamar mandi. Hanya sesaat memandangi pintu balkon yang masih tertutup kain.

Gue memilih kembali menutup mata. Merapatkan selimut untuk menutupi tubuh telanjang gue.

Gue memang pengangguran.

Pengangguran yang jorok.

Meski begitu gue sempat mengecek ponsel gue. Penasaran apakah ada chat dari mama.

"Nggak ada?"

Gue di titik ingin membanting benda itu ke lantai. Cuma gue inget aja, gue gabisa beli lagi kalau benda mahal itu rusak.

Gue bisa. Tapi gue gak akan menggunakan uang gue untuk pemborosan. Kecuali makan.

Baru juga gue terlelap nyaman sembari, gue mendengar suara langkah kaki memasuki kamar gue.

Pintunya dari semalem nggak kekunci.

Saat gue membuka mata, saat itulah gue melihat sosok Hades dalam balutan celana pendek sepaha dan hoodie cokelatnya.

Hades menatap gue. Gue juga menatapnya. Dia bungkam, biasanya banyak omong kalau sama gue.

Banyak omong dalam artian berkata kejam, mengumpat, mengatai dan sebagainya.

Yah, gue aja belum sempat searching kata-kata baru yang gue tau dari Hades semalem.

Hades memutus tatapan kita setelah beberapa detik. Dia menatap ke sekeliling.

Berantakan pasti. Bahkan gue yakin celana dan celana dalam gue masih tergeletak di sana. Entah di lantai atas di atas ranjang gue nggak tau. Hades yang membuangnya semalem.

Gue mengikuti gerak-gerik Hades. Dia sempet menahan napasnya lalu menatap gue.

"Lo langsung tidur semalem?"

Gue ngangguk.

Dia kaget.

"Nggak bersih-bersih dulu?!"

Lagi, gue mengangguk.

Hades semakin kaget

"Lo!"

Dia menatap tubuh gue yang dibungkus selimut.

Gue mengikuti arah lirikan matanya. "Mau lihat?"

"Diem lo!"

Kok dia marah?

HADESHERAWhere stories live. Discover now