HADES
Tidak.
Itu jawaban Sania.
Dan tidak. Itu juga jawaban gue.
Karena gue tidak mau menerima penolakan dari Sania. Dia bener-bener mau mengakhiri hubungan kita.
Bahkan setelah apa yang kita bicarakan dua hari yang lalu. Apa yang kita lakukan bersama di hari anniversary kita yang ke tujuh.
Kenapa?!
Sania mendatangi gue dengan mata yang merah dan bengkak. Gue khawatir dia sakit.
Tapi sekarang gue ngerti setelah melihat dari dekat. Sania habis menangis.
"Kalau putus bikin kamu sedih kenapa kamu ngelakuin ini?"
"Maaf Hades. Kalau nggak sekarang aku takut nggak bisa lepas dari kamu."
Gue menarik tangan Sania. "Nggak ada yang nyuruh kamu ngelepasin aku."
Gue nggak peduli. Tetap aja bersikukuh mematahkan keinginan Sania.
Dia mendatangi gue di lapangan futsal. Tempat banyak orang berkumpul. Gue tau Sania pasti sengaja ngelakuin ini biar gue mengalah. Dan mau menerima keputusannya.
Tapi salah. Mau gimanapun gue nggak akan menyerah.
Javin, Jovan, sama Raga juga melihatnya. Gue nggak peduli.
Mau seluruh dunia lihat kita juga gue nggak peduli karena mata gue selalu terfokus kepada Sania.
"Ayo kita bicara empat mata. Nggak di sini sayang. Ayo..." ajak gue tapi Sania tetap membeku di tempatnya.
"Hades.. bisa nggak kita berhenti aja? Please. Aku nggak minta hal lain lagi dari kamu."
"Apapun selain putus San!"
Gue tau ada semakin banyak orang yang melihat kita. Penasaran dengan apa yang kita lakukan di sini.
Gue nggak mau sombong tapi hubungan gue dan Sania rata-rata orang di fakultas ini pasti tau.
"San, kamu nyuruh aku berlutut di sini aja aku lakuin San. Jangan bilang putus lagi. Aku nggak mau!"
"Hades," suara Raga menggema di telinga gue saat gue mulai menekuk kedua kaki.
Gue nggak peduli.
"Kamu lakuin itu, aku nggak akan pernah maafin kamu." peringat Sania.
"Terus aku harus gimana Saniaaaa?! Aku nggak mau putus!"
Suara gue meninggi. Gak dapet jawaban dari Sania, gue justru ditinggalkan begitu saja.
Spontan gue meremas rambut hitam gue. Sial! Nggak seharusnya gue berteriak sama Sania.
Buru-buru gue mengambil tas dan mengejar Sania. Sialnya Sania berjalan cepat meninggalkan gue di lorong.
Saat itu ada seseorang yang memegang pundak gue. Nggak satu orang tapi dua orang. Itu Jovan dan Javin.
Mereka menghentikan gue. Sania nggak mau dikejar tapi guenya yang mau ngejar makanya mereka berdua stop gue.
Bahkan gue lihat Jovan menghela napas panjang. "Udah.. biarin Sania dulu. Lo ngejar pun nggak akan ada hasilnya."
Itukah yang disebut sebuah hiburan?
Sialan! Tetep aja gue nggak terhibur sama sekali.
Gue membanting tas gue ke tiang beton di dekat sana. Itu membuat beberapa orang yang lewat di sekitar kita kaget.
![](https://img.wattpad.com/cover/371381610-288-k990962.jpg)
YOU ARE READING
HADESHERA
RomanceHanya kisah dua manusia yang punya nama unik mirip dewa dewi Yunani. Hades dan Hera.