Mata hijau zamrud Clemira terbuka perlahan, menangkap cahaya lembut pagi yang merembes masuk dari tirai tebal kamar hotelnya. Kamar itu sunyi, hanya denting halus dari AC yang terdengar, membuat atmosfer semakin tenang. Clemira merasa ada yang tidak beres. Kepalanya berdenyut ringan, dan tubuhnya terasa sedikit lemah. Dia menatap ke arah plafon, mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum dia pingsan.
Ketika pandangannya beralih, dia melihat Salma dan Elvira duduk tak jauh dari tempat tidur, tampak gelisah namun berusaha tenang. Ada kecanggungan dalam sikap mereka, sesuatu yang tak biasa dari kedua sahabatnya yang biasanya ceria dan riang. Clemira mencoba duduk, merasakan sedikit pusing, namun dia berhasil menstabilkan dirinya di tepi ranjang. Rasa penasaran mulai merayapi benaknya. Ada apa sebenarnya?
"Kalian kenapa? Ada yang salah dengan diriku?" tanya Clemira, suaranya terdengar pelan namun cukup untuk memecah keheningan.
Salma dan Elvira saling pandang, seolah keduanya sedang bertukar isyarat yang hanya mereka mengerti. Salma menyenggol bahu Elvira, seolah menyerahkan tanggung jawab untuk berbicara. Elvira menarik napas dalam, menyadari bahwa berita yang akan disampaikan bukan hal yang mudah.
"Clemira, ada dua berita yang harus kamu tahu. Yang pertama, ini adalah kabar gembira..." Elvira memulai, namun suaranya terdengar ragu. Ia menatap Salma untuk mencari dukungan, namun hanya mendapat anggukan kecil yang tidak banyak membantu.
Clemira menahan napas, tangannya gemetar ringan di atas selimut. "Apa itu? Katakan saja, jangan membuatku khawatir."
Elvira mencoba tersenyum, meskipun senyum itu terasa dipaksakan. "Kamu hamil, Clemira. Dokter mengatakan kamu hamil muda, baru lima minggu."
Kata-kata itu seperti angin segar yang menghantam Clemira. Seketika, seluruh tubuhnya seakan terisi energi baru. Dia merasakan campuran emosi yang membingungkan-bahagia, terkejut, dan sedikit takut. Tangan kanannya perlahan bergerak menuju perutnya, seakan mencoba merasakan keberadaan kehidupan baru yang tumbuh di dalamnya. Anak yang mungkin bisa menjadi jembatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Meshal.
Namun, sebelum dia sempat membayangkan lebih jauh, Clemira teringat akan ucapan Elvira yang menyebutkan ada dua berita. Pikirannya mendadak waspada. "Kabar apalagi, Elvira? Apa yang terjadi?"
Salma yang dari tadi hanya diam, akhirnya bergerak. Dia mengeluarkan ponselnya dengan ragu, lalu menyerahkannya kepada Clemira. "Sebelum kamu melihatnya, aku ingin kamu tenang. Ini mungkin tidak mudah, tapi kamu harus kuat."
Clemira semakin bingung, keningnya berkerut. Dengan tangan sedikit gemetar, dia mengambil ponsel Salma. Begitu layar menyala, sebuah berita terpopuler langsung terpampang di hadapannya.
"Skandal Pewaris Keluarga Arrashad di Dubai: Apakah Dia Berpaling dari Pewaris El Sherif?"
Matanya membesar ketika membaca judul berita itu, dan perlahan-lahan, wajahnya berubah pucat. Seolah-olah dunia di sekelilingnya mulai berputar, perasaan yang baru saja melambungkan hatinya kini terhempas jatuh ke dalam jurang kekecewaan. Clemira memaksa dirinya membaca isi berita itu, namun semakin banyak kalimat yang ia cerna, semakin hatinya terasa hancur berkeping-keping.
Nama Meshal dan Lyana Al-Munir, gadis dari keluarga kaya raya, disebutkan berkali-kali dalam berita tersebut, diiringi dengan foto-foto mereka yang sedang bersama, tampak begitu mesra dan akrab. Mereka terlihat seperti pasangan yang serasi, dan jelas sekali bahwa itu bukan pertemuan bisnis biasa seperti yang diberitakan semula. Ada foto mereka berdua di lobi hotel, dan lebih parah lagi, foto saat mereka memasuki kamar yang sama di malam hari.
Air mata Clemira mulai memburamkan pandangannya. Kebahagiaan yang baru saja ia rasakan menghilang begitu cepat, tergantikan oleh rasa sakit yang tak terperi. Clemira merasa seolah-olah dunia di sekitarnya telah berhenti. Tangan yang memegang ponsel mulai bergetar, hingga akhirnya ponsel itu jatuh dari genggamannya, jatuh ke atas tempat tidur tanpa suara, namun dampaknya menghantam hati Clemira begitu keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia di Balik Istana Pasir (END)
Teen Fiction"Kau tahu, Clemira," Meshal mulai berbicara, suaranya penuh ketenangan yang menakutkan. "Aku bukan hanya suamimu. Aku juga akan menjadi orang yang mengambil alih apa yang kau miliki. Keluargamu... perusahaanmu... semua itu akan menjadi milikku." Cle...