Satu hari setelah wisuda, Clemira, Salma, dan Elvira memutuskan untuk menjelajahi pusat perbelanjaan terkenal di Kairo, Khan El-Khalili. Ini adalah salah satu pasar tradisional yang paling terkenal di Kairo, dengan lorong-lorong yang sempit penuh dengan kios-kios yang menjual berbagai barang mulai dari perhiasan, tekstil, hingga rempah-rempah.
Ketika mereka memasuki pasar, suasana yang ramai dan berwarna-warni langsung menyambut mereka. Suara tawar-menawar pedagang, aroma rempah-rempah, dan beragam warna dari kain serta barang-barang antik menciptakan pengalaman yang sangat khas Kairo.
Clemira, Salma, dan Elvira tampak bersemangat menjelajahi pasar yang bersejarah ini. Mereka berhenti di sebuah kios yang menjual perhiasan tradisional Mesir, mengagumi anting-anting dan gelang yang berkilauan.
Salma berkata dengan ceria, "Clemira, lihatlah perhiasan ini! Kamu harus mencobanya. Mereka sangat khas Mesir."
Elvira menambahkan sambil memegang sebuah kalung, "Aku rasa ini akan sangat cocok dengan baju tradisional yang kamu punya, Clemira."
Clemira tersenyum sambil memandang perhiasan-perhiasan tersebut. "Semua ini indah sekali! Aku merasa seperti berada di tengah-tengah cerita kuno."
Setelah berkeliling pasar dan membeli beberapa barang kecil sebagai kenang-kenangan, mereka memutuskan untuk berhenti sejenak di Cafe Riche, salah satu kafe legendaris di Kairo yang terkenal dengan suasananya yang nyaman dan bersejarah. Terletak di Jalan Kasr El Aini, kafe ini memiliki interior bergaya klasik dengan dinding berwarna krem dan langit-langit tinggi, dihiasi dengan lampu gantung kristal dan meja-meja kayu tua yang elegan.
Di dalam kafe, mereka duduk di sebuah meja di dekat jendela besar yang menawarkan pemandangan jalanan yang sibuk. Para pelayan mengenakan pakaian serba hitam dengan celemek putih, menambah nuansa klasik dari tempat tersebut.
Elvira memesan secangkir kopi Arab yang kuat, sementara Salma memilih teh mint Mesir yang terkenal segar. Clemira memutuskan untuk mencoba knafeh, sebuah hidangan penutup manis khas Timur Tengah yang terkenal dengan lapisan keju dan sirup manisnya.
Saat mereka menikmati makanan dan minuman mereka, suasana kafe yang tenang dan berkelas memberikan kesempatan untuk bercakap-cakap dengan santai.
Salma menyendokkan teh mintnya dan berkata, "Rasanya luar biasa! Aku hampir lupa bagaimana nikmatnya minuman ini setelah beberapa tahun."
Elvira menyanggah sambil mencicipi kopinya, "Dan aku hampir lupa betapa enaknya kopi Arab di sini. Café ini memang tidak pernah mengecewakan."
Clemira menambahkan sambil menggigit knafeh, "Ini luar biasa! Aku rasa aku sudah jatuh cinta dengan makanan ini sejak pertama kali mencobanya."
Salma melihat ke arah Clemira dan bertanya, "Jadi, apa rencana kamu selanjutnya setelah pulang dari sini?"
Clemira menghela napas, "Aku sebenarnya belum terlalu memikirkan rencana spesifik. Aku hanya ingin menikmati waktu yang tersisa di sini dan membuat kenangan indah bersama kalian."
Elvira tersenyum lembut, "Itu adalah rencana yang bagus. Kita harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk bersenang-senang sebelum kamu kembali."
Mereka menghabiskan beberapa jam berikutnya dengan berbicara, tertawa, dan merencanakan kegiatan-kegiatan kecil untuk sisa waktu Clemira di Kairo. Selama hari itu, mereka mengunjungi berbagai tempat menarik di sekitar pusat kota, membuat foto-foto indah dan menciptakan kenangan yang akan mereka simpan selamanya.
Ketika matahari mulai tenggelam, sinar keemasan memantul di atas bangunan-bangunan tua Kairo, menciptakan suasana yang hangat dan tenang. Pasar Khan El-Khalili yang tadi ramai kini mulai sedikit lengang, dengan para pedagang yang menutup kios-kios mereka dan pengunjung yang perlahan meninggalkan tempat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia di Balik Istana Pasir (END)
Novela Juvenil"Kau tahu, Clemira," Meshal mulai berbicara, suaranya penuh ketenangan yang menakutkan. "Aku bukan hanya suamimu. Aku juga akan menjadi orang yang mengambil alih apa yang kau miliki. Keluargamu... perusahaanmu... semua itu akan menjadi milikku." Cle...