26. Keputusan akhir

20 7 0
                                    

Di tengah kekacauan emosional yang terus mengganggu Clemira, ketidakpastian tentang masa depan pernikahannya dengan Meshal semakin membebani pikirannya. Setiap hari, ia bertanya-tanya ke mana arah hubungan mereka, terutama dengan semua isu yang muncul akibat skandal Meshal dan Lyana. Clemira merasa terjebak dalam hubungan yang tidak memiliki kepastian, dan kekhawatiran tentang masa depan anak yang sedang dikandungnya menambah beban pikirannya.

Suatu sore, Aidl memutuskan untuk mengumpulkan seluruh keluarga besar El Sherif di rumah mereka. Pertemuan ini diadakan untuk membahas masalah serius terkait pernikahan Clemira dan Meshal. Aidl duduk di meja utama dengan ekspresi serius, di samping Naima, yang juga tampak penuh perhatian. Di sekeliling meja, hadir Zaid, Emran, Hana, Tariq, dan Clemira yang duduk dengan wajah penuh kekhawatiran.

“Aku ingin kita semua berkumpul hari ini untuk membahas keadaan pernikahan Clemira dan Meshal,” kata Aidl dengan suara tegas, namun masih menampilkan kelembutan di matanya. “Sebagai orang tua Clemira, aku merasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa masa depannya dan masa depan anak yang sedang dikandungnya dipertimbangkan dengan baik.”

Zaid menatap Aidl dengan tatapan penuh perhatian. “Aidl, kami siap mendengarkan. Apa yang kamu rencanakan?”

Aidl melanjutkan, “Seperti yang kalian semua tahu, pernikahan Clemira dan Meshal tidak berjalan dengan baik. Ada banyak ketidakpastian dan ketegangan. Kami perlu memutuskan langkah selanjutnya. Jika memang tidak ada kejelasan tentang masa depan pernikahan mereka, aku rasa lebih baik kita membicarakannya secara terbuka.”

Clemira meremas tangan di pangkuannya, mencoba menahan emosinya. “Apa maksudmu dengan kejelasan, Abba?” tanyanya dengan nada yang penuh dengan ketidakpastian.

...

Aidl memutuskan untuk mengadakan pertemuan penting antara keluarga Arrashad dan keluarga El Sherif untuk membahas pernikahan Clemira dan Meshal. Pertemuan ini berlangsung di ruang tamu rumah keluarga El Sherif. Di satu sisi, hadir Issad, kepala keluarga Arrashad yang tegas dan berwibawa; Elmaya, istri Issad yang dikenal lembut namun penuh perhatian; dan Meshal, suami Clemira yang tampak cemas dan bingung.

Di sisi keluarga El Sherif, hadir Aidl, kepala keluarga El Sherif, serta Ameerah, istri Aidl, dan Clemira yang duduk dengan ekspresi penuh kekhawatiran. Aidl mengatur kursi dengan rapi dan memastikan bahwa suasana pertemuan ini seformal mungkin untuk membahas masalah serius yang ada.

“Aku ingin kita semua berkumpul untuk membahas masa depan pernikahan Clemira dan Meshal,” kata Aidl dengan nada tegas namun menunjukkan kelembutan di matanya. “Aku merasa penting untuk menyelesaikan ketidakpastian yang ada, terutama demi kesejahteraan Clemira dan bayi yang sedang dikandungnya.”

Issad menatap Aidl dengan tatapan penuh penilaian. “Kami di sini untuk mendengarkan dan mencari solusi. Tapi aku ingin mendengar langsung dari Clemira tentang bagaimana perasaannya saat ini.”

Clemira, yang duduk di samping Aidl, menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara. “Abba, aku merasa sangat tertekan dengan keadaan ini. Aku tidak tahu ke mana arah pernikahan ini. Setiap hari terasa seperti beban berat. Jika hubungan ini tidak bisa diperbaiki, aku ingin memikirkan masa depan anak yang akan lahir. Aku ingin memastikan dia memiliki kehidupan yang baik, bahkan jika itu berarti harus berpisah dengan Meshal.”

Ameerah, yang duduk di sebelah Aidl, menatap Clemira dengan penuh perhatian. “Kami memahami betapa sulitnya situasi ini, Clemira. Kami ingin kamu tahu bahwa apapun keputusan yang diambil, kami akan mendukungmu sepenuhnya. Kami juga ingin memastikan bahwa keputusan ini memberikan yang terbaik untuk masa depanmu dan bayi.”

Rahasia di Balik Istana Pasir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang