Setelah hari yang indah bersama Salma dan Elvira, Clemira kembali ke rumahnya dengan perasaan campur aduk. Meskipun sejenak bisa melupakan segala masalah yang membelenggu, pikirannya kembali dihantui oleh kenyataan bahwa hubungannya dengan Meshal semakin memburuk.
Sejak pertemuan terakhir mereka, di mana pembicaraan menjadi semakin rumit dan berakhir tanpa solusi, Clemira memutuskan untuk menjaga jarak dari Meshal. Dia berusaha bersikap dingin dan tidak peduli, meskipun di dalam hatinya, ada rasa sakit yang tak terungkapkan. Setiap kali dia mengingat tatapan tajam dan kata-kata Meshal, hatinya seperti terkoyak, tapi dia tidak mau menunjukkan kelemahannya. Sebagai gantinya, Clemira lebih memilih untuk sibuk dengan aktivitasnya, berharap bisa mengalihkan perhatian dari rasa frustrasi yang terus membayanginya.
Clemira mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan bekerja dari rumah, mengelola bisnis fashion muslim keluarganya yang selama ini menjadi tanggung jawabnya. Dia mengarahkan fokusnya pada desain-desain baru, rapat-rapat virtual dengan tim, dan mempersiapkan peluncuran koleksi terbaru. Kesibukannya menjadi pelarian dari kenyataan bahwa hubungannya dengan suaminya berada di ambang kehancuran.
Di sisi lain, Meshal semakin tenggelam dalam dunianya sendiri. Bisnis keluarga Arrashad, yang terkenal keras dan penuh intrik, menyita hampir seluruh waktunya. Selain itu, Meshal juga harus menghadapi konflik internal di keluarganya sendiri, di mana tekanan dari sang ayah semakin kuat. Meshal terus berusaha membuktikan diri sebagai pewaris yang mampu, meskipun harga yang harus dibayar adalah semakin menjauhnya dia dari Clemira.
Setiap kali Meshal berada di Jakarta, dia sibuk dengan pertemuan bisnis, pertemuan rahasia dengan rekan-rekan, serta urusan keluarga yang rumit. Pertemuan antara mereka pun semakin jarang, dan ketika ada kesempatan untuk bertemu, Clemira selalu menemukan alasan untuk menghindar.
Meshal, yang semula berusaha menjaga komunikasi, perlahan mulai menyerah. Setiap kali dia mencoba mendekati Clemira, dia dihadapkan pada tembok kebekuan yang dibangun oleh istrinya. Dia tahu bahwa hubungan mereka sedang dalam masa sulit, tetapi kesibukannya tidak memberinya ruang untuk memperbaikinya. Meshal memilih untuk fokus pada pekerjaannya, berpikir bahwa dengan menyelesaikan semua masalah bisnis, mungkin hubungannya dengan Clemira bisa pulih dengan sendirinya.
Namun, semakin mereka berjauhan, semakin rumor tentang keretakan rumah tangga mereka merebak di media. Berita tentang ketidakharmonisan mereka menjadi topik hangat, dengan berbagai spekulasi yang berkembang, termasuk gosip bahwa mereka akan segera berpisah. Meskipun Clemira tidak pernah membaca berita-berita itu, dia tahu bahwa situasi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Namun, untuk saat ini, dia tidak ingin menghadapi apa pun yang berhubungan dengan Meshal. Dia hanya ingin fokus pada dirinya sendiri dan bayi yang sedang dikandungnya.
Hari-hari Clemira pun menjadi semakin sunyi. Salma dan Elvira sesekali menemaninya, namun ketika mereka sibuk dengan urusan masing-masing, Clemira hanya ditemani oleh kesepiannya. Setiap pagi, dia berjalan-jalan di sekitar kompleks rumah, mencoba menenangkan pikirannya. Dia sadar bahwa hubungannya dengan Meshal mungkin sudah tidak bisa diperbaiki lagi, tetapi di dalam hatinya, ada bagian kecil yang masih berharap, meskipun harapan itu semakin pudar seiring berjalannya waktu.
Sementara itu, Meshal, di tengah kesibukannya, tidak bisa menghindari bayangan Clemira yang selalu menghantui pikirannya. Meski dia mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, ada momen-momen di mana dia merindukan kehangatan yang pernah ada di antara mereka, namun dia sendiri tidak tahu bagaimana mengembalikannya. Kedua hati ini, meski masih terikat oleh pernikahan, kini terpisah sejauh langit dan bumi.
...
Di sebuah rumah yang tersembunyi di balik pepohonan rindang, suasana malam itu terasa tenang dan sunyi. Di dalam ruangan yang hangat, seorang wanita dengan perut yang membuncit duduk di sebuah sofa, menunggu dengan sabar. Matanya memandang keluar jendela, menatap kegelapan malam yang diselimuti kesunyian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia di Balik Istana Pasir (END)
Teen Fiction"Kau tahu, Clemira," Meshal mulai berbicara, suaranya penuh ketenangan yang menakutkan. "Aku bukan hanya suamimu. Aku juga akan menjadi orang yang mengambil alih apa yang kau miliki. Keluargamu... perusahaanmu... semua itu akan menjadi milikku." Cle...