Part 24 masalah belum selesai

0 0 0
                                    

Matahari pagi menyinari mansion SEVENTEEN, menerangi setiap sudut dengan cahaya hangat. Suasana yang sempat tegang kini perlahan-lahan mereda, namun ketenangan itu terasa rapuh, seakan hanya menunggu waktu untuk kembali terguncang.

Y/N terbangun dari tidurnya dengan perasaan gelisah. Fikirannya masih dipenuhi bayangan Joshua yang terluka, dan rasa bersalah yang menyelimuti dirinya masih belum hilang. Dia melangkah keluar dari bilik dan menuju ke ruang tamu, di mana beberapa anggota SEVENTEEN sedang berkumpul.

"Selamat pagi," sapa Seungcheol, yang sedang duduk di sofa dengan secangkir kopi di tangannya. Matanya menunjukkan keletihan, tanda bahawa dia juga belum sepenuhnya pulih dari peristiwa malam sebelumnya.

"Selamat pagi," balas Y/N dengan suara yang agak serak.

Jeonghan, yang duduk di sebelah Seungcheol, mengalihkan pandangannya ke Y/N. "Bagaimana perasaanmu hari ini? Kau kelihatan lelah."

Y/N tersenyum kecil, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit penat."

Jeonghan mengangguk, namun dia tahu ada sesuatu yang masih mengganggu Y/N. Dia bisa merasakan ada perasaan yang masih belum diselesaikan di antara mereka semua, terutama setelah apa yang terjadi dengan Joshua.

"Joshua sudah bangun pagi ini," kata Wonwoo tiba-tiba, memecahkan kesunyian. "Dia masih lemah, tapi dia ingin berbicara dengan kita semua secepat mungkin."

Perkataan Wonwoo membuat semua orang saling berpandangan, menyadari bahwa pembicaraan ini mungkin akan menjadi titik penting bagi mereka. Mereka tahu bahwa Joshua pasti memiliki sesuatu yang penting untuk disampaikan.

Mereka pun berkumpul di bilik rawatan, di mana Joshua sedang berbaring dengan mata yang tampak lebih tenang daripada sebelumnya. Dia tersenyum lemah ketika melihat mereka semua masuk.

Joshua sudah dipindahkan ke mansion seventeen dan berada di bilik rawatan yang Ada di mansion seventeen.

"Terima kasih kerana datang," kata Joshua dengan suara yang lembut namun tegas. "Aku tahu banyak hal yang perlu kita bicarakan, dan aku ingin mengakui segalanya."

Semua orang mendengarkan dengan penuh perhatian saat Joshua mulai menceritakan peristiwa yang telah terjadi, tentang bagaimana dia terjebak dalam situasi yang membuatnya harus berpura-pura berpihak pada The Viper. Dia menceritakan bagaimana dia merencanakan segala sesuatu untuk melindungi Y/N dan anggota SEVENTEEN lainnya, meskipun itu berarti harus mengorbankan dirinya sendiri.

"Aku tahu kamu mungkin merasa susah untuk mempercayaiku lagi," kata Joshua dengan nada penuh penyesalan. "Tapi aku ingin kamu tahu bahwa semua yang kulakukan adalah untuk melindungi kamu semua. Aku tidak pernah berniat mengkhianati Kamu, dan aku akan menerima segala hukuman dari tindakanku."

Y/N merasa hatinya semakin berat mendengar pengakuan Joshua. Meski dia tahu Joshua melakukan semuanya dengan niat baik, luka yang ditinggalkan masih terasa mendalam.

"Kita semua sudah melalui banyak hal," kata Seungcheol akhirnya. "Dan meskipun apa yang terjadi sangat menyakitkan, kita harus terus maju. Kepercayaan itu penting, dan kita harus bekerja keras untuk membangunnya kembali."

Semua orang mengangguk, setuju dengan kata-kata Seungcheol. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, dan mereka harus lebih kuat dari sebelumnya.

Setelah perbincangan itu, Y/N keluar dari bilik rawatan joshua dengan perasaan campur aduk. Dia tahu bahwa mereka harus terus berjuang, tapi bayangan masa lalu terus menghantui pikirannya. Saat dia berjalan kembali ke kamarnya, dia merasakan sesuatu yang aneh—seakan ada peringatan dari masa lalu yang terus mengejarnya.

Fate's cruel gameWhere stories live. Discover now