•• Obsession 🥀 | 18

129 4 0
                                    

Zeara heran, sungguh heran.

Zeara sangat mengingat hari kemarin Kenic dan Zean berbincang tampa menggangunya sama sekali, tapi kali ini? Kedua pria itu bahkan sama sekali tidak berbincang.

Dan berakhir Zeara harus melayani Kenic melewatkan kartun kesukaannya yang jadwal tayangnya pada siang hari dan pagi, dan sekarang sudah menjelang sore.

Arghh ... Dasar komisaris manja! Dan kenapa Zeara selalu saja tidak dapat menolak permintaan Kenic? Pembicaraan Kenic juga selalu berhasil membuatnya tertarik. Aneh, tapi itu kenyataanya.

“Nona? Mengapa hanya diam melamun?”

Zeara mengerjapkan matanya menatap kearah sekeliling, ternyata sudah sampai di parkiran rumah sakit. Ia beralih memandang kearah Zean yang sedang membukakan pintu mobil untuknya.

“Silakan, Nona.”

Zeara mengangguk, masuk ke dalam mobil. Mengingat salah satu pembicaraan saat di ruang inap Kenic, Zeara mengalihkan pandangan kearah depan, menatap Zean serius. “Zean,” panggil Zeara.

Terlihat Zean tengah fokus menatap kearah jalan raya, melirik sekilas kearah Zeara melalui spion mobil. “Iya, Nona?”

“Apakah benar kamu menyukaiku?”

Zean tersenyum kecil sebelum menjawab. “Tidak, mana mungkin saya menyukai Nona?”

Mendapatkan jawaban seperti itu membuat hati Zeara terasa terbakar, ayolah ... Dirinya ini cantik, manis, imut, dan pintar, pokoknya paket lengkap kecuali tentang memasak, mungkin saja bodyguardnya ini menyukainya apalagi ia telah berbaik hati memberikan pekerjaan. “Ya siapa tau? Mungkin saja kamu menyukaiku, aku ini 'kan cantik.”

“Kata siapa?” tanya Zean dengan terkekeh kecil, dalam nada suaranya terdapat nada remeh yang tertuju pada Zeara.

“Semua orang lah, aku ini memang cantik.” Zeara mengibaskan rambut bergelombangnya dengan bangga. “Tidak pernah ada orang yang bilang kalo aku ini jelek.” Sambungnya dengan nada sombong.

“Tapi pada kenyataannya ... Nona Lei ini sangat jelek. Sangking jeleknya muka nona itu harus ditutupi, agar tidak ada seorangpun yang melihat kejelekan Nona,” kelakar Zean dengan lugas-nya.

Zeara dibuat syok mendengar perkataan Zean, bodyguard gembelnya ini benar-benar berani kepadanya, apakah karna dirinya terlalu berbaik hati? Membuat Zean memperlakukan dirinya dengan semena-mena. Wah, sangat tidak tau berterimakasih. “Ze-”

“Ah, iya. Satu lagi, tangan Nona itu jangan digunakan secara sembarangan untuk menyuapi seseorang. Jaga dengan baik, jangan membuat tangan itu seperti barang murahan.”

Zeara semakin terkejut, sepertinya Zean sama sekali tidak memikirkan kondisi hatinya sebelum mengeluarkan suara. “Hey! Murahan apanya? Kenic itu tunanganku, jadi wajar dong nyuapin tunangan sendiri?”

Setelah Zeara mengatakan hal tersebut keduanya terdiam, tidak ada lagi yang bersuara, dengan Zean yang sibuk menyetir dan Zeara yang lebih memilih menatap keluar jendela mobil, menghitung mobil-mobil yang terlihat olehnya.

Setelah dua puluh menit berlalu, Zean kembali mengeluarkan suara menyingkirkan kesunyian. “Nona?”

“Apa?!” sarkas Zeara tampa mengalihkan pandangan, tentu saja ia masih sakit hati dengan perkataan Zean tadi.

Zean mengetuk-ngetuk Steering wheel dengan irama pelan sebelum berbicara. “Apa Nona menyukai tunangan Nona?” Beberapa detik berlalu, Zeara sama sekali tidak menjawab. Gadis itu hanya terdiam. “Sepertinya tidak, ya? Jika begitu ... Mengapa Nona bertunangan dengan dia?”

Terjerat ObsesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang