•• Obsession 🥀 | 32

102 3 0
                                    

Matahari sudah hampir tengelam, lalu lalang kendaraan masih meramaikan aspal, menimbulkan suara sedikit bising ditemani udara tidak sehat masuk kedalam indra penciuman.

Dalam kesibukan orang-orang di luaran sana, Zeara masih bergelut dengan pemikiran-pemikirannya. Zeara merasa bingung  kepada dirinya yang masih bersama dengan Elzean.

Empat jam, itu adalah waktu kebersamaan kedua insan ini selama hari ini. Jelas-jelas Zeara merasa sangat kesal akan tindakan Elzean di toko perhiasan tadi, tetapi mengapa? Mengapa dirinya hampir menghabiskan waktu bersama Elzean?!

Setelah sepulangnya dari toko perhiasan, niat Zeara adalah pulang. Namun, dengan lihainya Elzean menjilatnya untuk tidak langsung pulang, yang berakhir Zeara serta Zean berada di toko butik terkenal.

Apa kalian mengetahui mengapa Elzean mengajak Zeara ke butik? Ya, benar. Memilih baju pernikahan ... Arghhh! Rasanya kepala gadis martabak itu akan meledak lima menit lagi jika Elzean tidak mengajaknya kesebuah restoran.

Sehabis makan di restoran tentu saja mereka berdua tidak langsung pulang, Elzean lebih memilih menuju ke sebuah pantai, sehabis dari pantai mereka berdua kesebuah Moll atas permintaan Zeara untuk menghambur-hamburkan uang Elzean.

Teringat akan acara reuni yang diadakan malam ini, tentu saja Zeara langsung memasuki salon bernama, “Madam Beauty”.

Salon tersebut merupakan salon paling ternama di negara ini. Karna sekarang Zeara bersama dengan Elzean, tentu saja itu kesempatan Zeara untuk mempercantik dirinya di salon kecantikan mahal ini.

Setelah hampir tiga jam lamanya, akhirnya Zeara selesai. Zeara memperhatikan dirinya di sebuah cermin besar, sedikit berputar-putar. Senyumnya mengembang indah, pantas saja solon ini bernama Madam beauty, karna ini salonnya ratu kecantikan.

Zeara segera keluar dari ruangan, menghampiri Elzean yang tengah menunggu di ruang tunggu. “Zean! Lihat ini, aku cantik 'kan?” tanya antusias Zeara.

Elzean mengalihkan pandangan dari handphone miliknya, memandang lekat Zeara. “Jelek, mirip nenek sihir,” sindir Elzean datar.

Bibir Zeara memanyun, “Elzean Gedric!” tegur Zeara tak terima.

Elzean acuh, berdiri dari duduknya dan menarik tangan Zeara untuk pergi dari salon ini. “Kamu bilang hari ini ada reuni? Siapa saja yang akan datang?”

Zeara mengetuk-ngetuk dagu mengunakan telunjuk, jika melihat obrolan di grup, sepertinya semua teman sekelasnya akan hadir kecuali Kerin. “Semuanya dong, kecuali Kerin.”

“Termasuk laki-laki?”

Zeara memutar bola mata. “Ya iyalah, pake nanya!”

Elzean memberhentikan langkah secara tiba-tiba, sontak membuat langkah Zeara ikut terhenti. Elzean memegang pundak Zeara untuk menghadapkan tubuh Zeara kepadanya, menelisik penampilan Zeara dari atas sampai bawah.

Pakaian dres berwarna biru langit sepanjang lutut serta bagian pundak yang sedikit terbuka, rambut bergelombang dengan setengahnya terikat kebelakang, dihiasi satu jepit berbentuk kupu-kupu.

Wajahnya Zeara dihias make-up tipis, membuat wajahnya semakin terlihat cantik, helaian rambut tipis menghiasi sisi wajah gadis ini. “Yakin ingin tampil seperti ini?”

Kening Zeara mengernyit, “Iya, dong.”

Elzean berdecak, “Ini terlihat sangat jelek, Zeara ... Bagaimana jika make-up nya dihapus? Baju juga harus di ganti, ya?”

“Apaan, sih? Jangan sok ngatur,” sentak Zeara, ia berlalu pergi meninggalkan Elzean.

Elzean segera mengejar Zeara, kembali menautkan kedua tangan mereka. “Tapi Zeara, kamu terlihat sagat jelek.”

Terjerat ObsesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang