•• Obsession 🥀 | 11

153 4 0
                                    

Pagi hari ini begitu cerah, langit berwarna biru dihiasi awan-awan dan matahari sangat terlihat indah, diikuti suara kicauan burung-burung mengiringi di atas pohon.

Dan pagi ini Zean menggunakan waktu nya untuk menyiram tanaman di taman belakang rumah Zeara, selang di tangannya ia ayunkan kearah bunga-bunga bermekaran indah.

“Zean Zean Zean!”

Zean dengan cepat membalikkan badan menatap kearah nona kecilnya yang tengah berlari mendekat. Terlihat, gadis itu mengatur nafas setelah sampai tepat di depannya.

Seperti biasa, gadis ini selalu saja menampilkan raut wajah ceria, senyuman manisnya selalu terpajang indah setiap hari di wajah Zeara.

Zeara mengambil selang yang berada di tangan Zean, membuang asal selang itu. meraih kedua tangan Zean, dengan tatapan hangat yang gadis itu perlihatkan. “Zean Zean Zean ... Bodyguard gembel-ku, ayo kita pergi piknik!” seru Zeara semangat.

Terlihat Zean bergeming sesaat, sedikit terkejut dengan tindakan Zeara yang secara tiba-tiba memegangnya. “Jika nona menginginkannya, bagaimana mungkin saya menolak?”

Mendengar itu Zeara tersenyum cerah, “Yey! Ayo kita ke taman.”

Zean mengangguk, “Baiklah, saya akan menyiapkan mobil ter-”

“Ck, kata siapa pakai mobil? Kaya udah punya SIM aja,” ejek Zeara, kebetulan bodyguard ini belum mendapatkan SIM karna masih dalam proses, mungkin besok baru bisa mendapatkannya, bikin iri saja. “Ayo kita pakai sepeda,” Sambung Zeara.

“Sepeda?”

“Iyaa, ayo!”

Pria berstatus bodyguard hanya bisa pasrah ketika tangannya ditarik oleh perempuan yang ia panggil Nona Lei itu.

Setelah sampai di depan halaman rumah, Zean cukup dibuat takjub, Zeara sudah menyiapkan semua keperluan piknik. Matras kecil, keranjang makanan, dua topi, serta sepeda berwarna biru langit telah Zeara siapkan.

Zeara secara tiba-tiba memakai 'kan Zean topi sementara gadis itu sudah terlebih dahulu memakai topi yang terhiasi bunga. Gadis berkulit putih itu mengambil matras dan keranjang makanan. “Ayo berangkat.”

Zean tersenyum tipis melihat Zeara kesulitan  membawa matras berukuran tidak terlalu besar tersebut. “Matras itu berikan kepada saya, Nona.”

Tampa ingin berdebat panjang, Zeara mengiyakan saran Zean, tangannya memang sangat kesulitan untuk membawa matras dan keranjang makanan secara bersamaan. Setelah memberikan matras, Zean dan Zeara menaiki sepeda.

Merasakan Zeara yang sudah terduduk nyaman, Zean mulai menjalankan sepeda keluar dari pekarangan rumah.

Bersepeda di pagi hari dengan suasana sejuk memang sangat menyenangkan, apalagi hembusan angin dan pohon-pohon di setiap sisi jalan mengiringi mereka di sepanjang perjalanan.

Lima belas menit berlalu, Zeara serta Zean sudah berada di bawah pohon rindang menghadap kearah taman yang sangat indah dipenuhi rerumputan hijau dan bunga-bunga yang bermekaran cantik.

Zeara dengan cepat segera menduduki matras yang telah bodyguard nya gelar, gadis itu mulai mengeluarkan beberapa makanan dari ranjang makanan yang sedari tadi dirinya bawa.

Sebenarnya dari kemarin malam Zeara sudah mempersiapkan piknik ini bersama dengan para sahabatnya, akan tetapi rencana itu hanya berakhir dengan wacana, para sahabatnya sibuk!

Namun, karena dirinya sudah senang memikirkan tentang piknik apalagi dirinya juga sudah mempersiapkannya ... Otomatis tidak boleh gagal dong? Maka dari itu dia mengajak kakaknya untuk berpiknik, tapi tapi tapi ... Zeara baru mengingat Gitano sedang berada di luar negeri. Tidak mungkinkan pria itu dalam sekejap sudah berada di Indonesia, lagipula pekerjaannya di Australia belum terselesaikan.

Terjerat ObsesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang