•• Obsession 🥀 | 10

185 4 0
                                    

"Zean?" Kaget Zeara melihat Zean keluar dari kamarnya. Namun, ada hal yang membuat Zeara lebih terkejut, Zean, pria itu melemparkan senyuman manis, terlihat seperti tidak merasa bersalah.

"Kenapa baru pulang?" tanya Zean

"Kenapa kamu berada di kamarku?" geram Zeara, mengabaikan pertanyaan Zean, gigi gadis itu ber-gemeletuk kesal.

"Saya mencari Nona."

"Kamu 'kan tau, aku tidak ada di rumah." Zeara melemparkan tatap tak suka kearah bodyguard gembel-nya.

"Saya mengira ... Nona sudah pulang."

Zeara mencengkram kuat tali paperback, Zeara sangat kesal mendengar alasan klasik tersebut. "Jika memang Kamu mencari ku, tunggu saja diluar! Jangan berani-beraninya masuk kedalam kamarku, tampa seijin ku. Apalagi jika tidak ada aku di dalam kamar," bentak Zeara dengan menatap tajam Zean. "Di dalam sana adalah privasi, mengerti?" tekan Zeara dengan menyentak di akhir kalimat.

"Mengerti, maafkan saya, No-"

"Sudahlah, menyingkir dari hadapanku," potong Zeara. "Jangan menghalangi jalan." Zeara dengan cepat langsung melangkah memasuki kamar, mengabaikan Zean yang sepertinya akan mengeluarkan suara.

Brak!

Zeara menutup pintu dengan sangat keras, melampiaskan kekesalannya.

“Sial, saat marah pun mengemaskan.”

•• Obsession••  

Hari ini, adalah hari yang sudah Zeara tentukan untuk mengajarkan Zean belajar mobil, tentu saja bukan dirinya yang mengajarkan Zean mengendarai mobil. Tapi Pak Hano yang mengajarkan Zean, Pak Hano merupakan satpam sekaligus supir Zeara dan Bik Nia.

Zeara hanya melihat saja dari jauh kedua pria itu. Tapi entah itu perasaannya atau tidak, dia melihat gelagat mencurigakan dari pak Hano. Seperti orang yang tengah ketakutan? Ya, seperti itu.

Bukan hanya Pak Hano, Bik Nia juga akhir-akhir ini selalu memperlihatkan gelagat yang mencurigakan. Namun, saat Zeara bertanya, yang gadis itu dapatkan hanya gelengan.

Bikin dirinya bingung saja.

Zeara menyeruput jus buah naga dengan nikmat, cuaca siang ini begitu panas, membuatnya kegerahan. Dan untungnya Bik Nia sangat pengertian, pelayanannya itu telah membuatkannya jus tampa dirinya minta.

"Nona."

Zeara mengalihkan pandangan kearah Zean yang sudah berada di depannya. Kejadian semalam entah mengapa dirinya tidak terlalu memusingkannya, dirinya memilih bersikap seperti biasa.

Lagi pula setelah Zeara mengecek keadaan kamarnya, tidak ada yang berubah. Tempat-tempatnya masih sama dan tidak berantakan, mungkin Zean hanya berkunjung sebentar setelah itu pergi.

"Kenapa ke mari? Sudah selesai belajarnya?"

Zean mengangguk, "Iya, Nona. Saya sudah lancar."

Zeara cukup terkejut mendengar itu, tentu saja dirinya sangat terkejut. Ini adalah hari pertama Zean belajar mobil, dan baru selama dua jam. Ayolah ... Mengapa Zean sudah lancar semudah itu? "Secepat itu?"

"Iya, mau saya tunjukkan?"

"Tidak." Zeara berdiri dari duduknya berniat untuk menghampiri Pak Hano.

Jika Zean saja belajar dengan sangat mudah, Zeara juga pasti bisa kan? Ia kira belajar mengendarai mobil akan sulit, makanya ia tidak ingin belajar mengendarai mobil. Tapi, melihat Zean belajar dengan secepat itu membuatnya tertarik untuk belajar mobil.

Terjerat ObsesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang