•• Obsession 🥀 | 08

178 7 0
                                    

Setelah selesai membeli semua perlengkapan untuk Zean, sekarang kedua orang ber status Nona kecil dan Bodyguard temuan itu tengah mengelilingi pusat perbelanjaan, membeli pokok makanan dan camilan untuk sebulan.

"Zean! Bukankah kita seperti pasangan suami istri yang sedang berbelanja bulanan?" canda Zeara sembari sibuk memilih buah-buahan segar, sedangkan Zean hanya bertugas membawa troli.

Zean hanya tersenyum manis mendengar itu, tidak berniat menanggapi.

"Nah, okey! Coba kita lihat." Zeara mengeluarkan kertas yang tadi sempat Bik Nia berikan kepadanya, kertas itu berisikan apa saja yang harus di belinya.

"Sayuran yaitu ... Brokoli, Lobak, Wortel, Buncis, dan ... Ah, pokonya semua sayuran udah. Buah-buan udah, ikan-ikanan udah, Telur udah, Beras udah, Daging Sapi dan Ayam udah, semua cemilan dan minum yang aku mau juga udah." Zeara mulai men-ceklis semua yang dirasa ia sudah beli, meneliti kertas itu takut ada yang terlewat.

Dirasa semua sudah beres, Zeara melipat kertas tersebut. "Sekarang waktunya membayar!" Zeara kembali memasukan kertas beserta pulpen kedalam tas mininya. "Ayo Pria temuan!"

Zean mengangguk kecil lalu berjalan mengikuti Zeara, gadis itu berjalan seperti anak-anak yang tengah kegirangan.

Mengemaskan sekali.

•• Obsession••

Yang sekarang Zeara inginkan itu hanya ketenangan. Sumpah demi beruang yang tidak mungkin bertelur, kenapa baru saja dirinya nyaman duduk di sofa, seseorang berujud manusia berjenis kelamin perempuan yang sangat cerewet menghampirinya dan terus merecoki dari tadi? Padahal dirinya sedang keletihan.

Tidak di sangka, ternyata mengelilingi toko pakaian dan membeli bahan bulanan semelelahkan ini. Terus apa kabar dengan Zean yang ia suruh bulak-balik ganti baju? Hm, dirinya tidak dapat membayangkan nya.

"Hey! Lo dengerin gue kagak?!"

Zeara terjolak kaget, Haish ... Dirinya baru teringat jika di depannya sekarang ada nenek lampir sewot yang sialnya merupakan salah satu sahabat dekat Zeara.

Kerin Pliazna.

Kerin merupakan salah satu sahabat Zeara semasa putih abu, saat kelas dua belas sampai sekarang. Kerin, merupakan gadis yang pertama kali mengajaknya berkenalan setelah ia pindah sekolah.

"Enggak!" jawab Zeara jujur.

Kerin yang awalnya berdiri di depan Zeara sembari menaruh kedua tangannya di pinggang, akhirnya lebih memilih duduk di sebelah Zeara, gadis itu menghembuskan nafas kesal. "Ck, elo mah gitu, Ze." ucapnya cemberut. "Ayo, ke kafe!" ajak wanita dari satu anak itu.

"Nggak mau, gue lagi tiga L, tau?!" Zeara mengangkat tiga jarinya dengan tenaga yang sangat ketara malasnya, apalagi mata gadis itu yang seperti orang mabuk. "Lelah, letih, lesu," ungkapnya.

"Ish, lo kenapa sih, Zea? Ayoo, kita kan udah janjian." Kerin berdiri dari duduknya dan menarik-narik tangan si gadis martabak ini, oh iya! Martabak. "Zea, di kafe itu juga nyediain martabak kej-" Belum sempat Kerin menyelesaikan ucapannya, seenak jidat Zeara memotong pembicaraannya.

"Ya udah, ayo!" Semangat empat lima Zeara kembali muncul mendengar makan kesukaannya.

Kerin tersenyum puas, ia akui dirinya memang sangat pintar. Gadis seperti Zeara mah sangat mudah untuk di hasut.

"Zean! Zeannnn!" teriak Zeara sembari melangkah keluar rumah, meninggalkan Kerin seorang diri.

Kerin dengan cepat menyusul Zeara, "Zean?" tanya wanita itu bingung.

Terjerat ObsesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang