•• Obsession 🥀 | 29

85 1 0
                                    

Seperti yang dirinya janjikan kemarin, Zeara akan menemani Zean kesebuah acara perusahaan rekan bisnis Pria itu. Sebelumnya, Zeara sempat meminta ijin kepada Gitano. Dan sangat menakjubkan sekali pria itu mengijinkan dirinya pergi di malam hari, apalagi  bersama seorang pria.

Entah guna-guna apa yang mantan Bodyguardnya berikan kepada Gitano. Tapi yang pastinya Elzean hebat. Kenapa hebat? Karna dengan cepatnya pria itu berhasil akrab dengan Gitano.

Jika di telisik lebih dalam oleh Zeara, gadis itu telah sadar akan satu hal. Kakak nya, yaitu Gitano sangat wanti-wanti tentang pertemanan Zeara. Apalagi tentang hubungan asmara adiknya, tapi kali ini? Elzean begitu hebatnya mengambil hati Gitano secepat itu! Wow ... Zeara tak pernah menyangka hal itu.

Dengan penuh percaya dirinya, Zeara memutar-mutar tubuhnya di depan kaca sembari menampilkan beberapa gaya seperti model. Dress berwarna hitam sudah tertempel indah di tubuh ramping-nya, ini adalah dress pilihan kakaknya.

Dress dengan satu jengkal lebih panjang dari pada lutut, belahan dada yang cukup tertutup, serta dress dengan panjang lengan sebahu. Tentu Zeara tidak menolak atas pilihan kakaknya itu, karna Zeara juga menyukai dress ini.

“Cantik banget kamu, Zeara Leisha!” puji gadis itu pada diri sendiri.

Sekarang semuanya sudah selesai, hanya saja Zeara belum memakai perhiasan untuk lebih mempercantik dirinya. Ia masih bingung dengan perhiasan-perhiasan yang berjejer rapih di atas meja rias, menurut-nya semua perhiasan itu kurang cocok dengan pakaian yang ia kenakan.

“Perhiasannya nggak ada yang bagus, masa aku nggak pake perhiasan?” gerutu Zeara, sembari menimang-nimang beberapa perhiasan yang harus dirinya kenakan.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu  dari luar tidak membuat Zeara mengalihkan pandangan, gadis itu masih disibukan dengan perhiasan. “Siapa?” tanya-nya tampa menoleh.

“Ini saya, apakah Kamu sudah siap, Zeara?”

Terdengar suara bariton dari luar, jelas Zeara mengenali nada dan suara itu milik siapa. Itu Zean, pria yang memiliki perusahaan perhiasan serta tambang berlian.

“Belum, aku masih bingung memilih perhiasan!” jawab Zeara dengan sedikit teriakan agar pria di luar kamarnya ini mendengar perkataannya.

Mendengar suara pintu terbuka, spontan Zeara membalikkan badan menatap kearah pintu. Ia menatap Elzean kesal. “Mengapa kamu masuk?!” hardik Zeara, melihat Elzean mendekat kearahnya.

Zeara melangkah mundur, Elzean sekarang sudah tepat berada di depannya. Membuat otak gadis itu berpikir was-was, takut Elzean akan melakukan tindakan senonoh. Pasalnya, pria itu tidak menjawab apapun dan ekspresinya yang terlihat datar dengan menatapnya teduh.

“He-hey! Jawab,” tuntut gadis itu, melayangkan tatapan tajam.

Tampa Zeara sadari, Elzean menaruh sebuah kotak perhiasan di atas meja rias Zeara. “Duduk.” Tampa menunggu jawaban dari Zeara, Elzean langsung memutar tubuh gadis itu dan mendudukkan nya.

Membuka kotak perhiasan yang tadi ia simpan. Mengambil kalung dan memasangkannya di leher jenjang Zeara. “Leher kamu indah, Zea,” ucap Elzean dengan nada rendah, di sela-sela memasangkan kalung.

Zeara tidak menjawab, gadis itu tengah dilanda gugup karna tindakan Elzean yang tiba-tiba. Apalagi suara rendah milik Elzean, membuat tubuh Zeara berdesir hebat tak karuan. Ia mulai merasa grogi, tangannya mencengkram kuat ujung dress saat merasakan deru nafas Elzean di leher miliknya.

Elzean beralih mengambil anting berwarna biru laut itu, memasangnya di telinga Zeara dengan sangat hati-hati. Beralih mengambil gelang, dan terakhir cincin yang warnanya senada dengan semua perhiasan yang Elzean kenakan di tubuh Zeara.

Terjerat ObsesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang