12. RODA BERPUTAR

1 1 0
                                    

Halo! Author kembali lagi nih😁
jangan lupa spam komen dan bantu vote ya
enjoy, selamat membaca dan semoga suka

***

12. RODA BERPUTAR

Hari-hari berlalu dengan rutinitas yang biasa di toko, tetapi semangat Rafael dan Abim tetap tinggi. Meskipun terkadang toko mereka sepi, mereka percaya bahwa kerja keras mereka akan membuahkan hasil. Keyakinan ini akhirnya terbukti ketika suatu pagi, mereka dikejutkan oleh notifikasi dari media sosial Abim.

“Gua gak salah liat, kan?” Abim mengangkat ponselnya, menatap layar dengan mata yang hampir tidak percaya.

Rafael yang sedang menata rak-rak di belakang langsung mendekat. “Ada apa, Bim?”

“Ada orderan masuk, 8.000 karton!” jawab Abim dengan nada penuh kegirangan.

Mata Rafael langsung membesar. “Lu serius? Gua ga lagi mimpi kan?” tanya Rafael tak percaya sambil menepuk-nepuk pipinya sendiri.

“Gua bantu,” kata Abim sambil menampar keras pipi Rafael.

PLAKK!

"Argghh," teriak Rafael kesakitan.

"Bener kan?" tanya Abim, memeriksa ekspresi Rafael.

“Iya, bener, kampret,” jawab Rafael dengan kata khasnya, sambil tertawa meski masih terasa sakit.

Kegembiraan mereka semakin memuncak, dan tanpa berpikir panjang, Abim dan Rafael spontan saling berpelukan dengan penuh semangat seperti Teletubbies. Mereka tertawa dan berpelukan erat, merasakan euforia yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Setelah pelukan itu lepas, Rafael menarik tangan Abim dengan niat untuk melakukan suit, kebiasaan yang biasa ia lakukan bersama Tia. Namun, Abim tampak bingung dan tidak mengerti apa yang dimaksud.

“Lu ngapain sih?” tanya Abim dengan ekspresi heran.

“Udah, ayoo!” seru Abim, mengajak Rafael untuk bergerak.

“Tunggu, tapi kita ga bisa ngerjain ini berdua doang, El. Kita butuh tambahan tenaga.”

“Bener juga,” Rafael setuju. “Gua akan cari orang-orang yang bisa bantu.”

Mereka mulai membuat daftar teman dan kenalan yang mungkin bisa bergabung. Setelah beberapa panggilan telepon dan diskusi, mereka berhasil merekrut beberapa orang yang tertarik bekerja di toko. Beberapa dari mereka adalah teman-teman seumuran yang saat itu sedang mencari pekerjaan.

Keesokan harinya, toko dipenuhi oleh wajah-wajah baru yang siap membantu. Aurelia Martafega, yang akrab dipanggil Aurel, dan Regar Rocky, yang biasa dipanggil Regar, pasangan muda yang ceria, tampak bersemangat saat mereka mulai bekerja. Nuri Zahira Absyari, atau Nuriz, gadis yang dikenal dengan ide-ide cemerlangnya, juga ikut bergabung bersama Bagaskara Aditya, yang lebih sering dipanggil Bagas, seorang pendiam tapi sangat teliti dalam pekerjaannya.

Saat mereka berkumpul sebelum memulai pekerjaan, Abim berdiri di depan mereka dengan ekspresi penuh semangat. “Oke, guys, kita butuh nama untuk grup kerja kita. Gimana kalo kita sebut aja ‘Gabut Circle’? Nama ini kayaknya cocok, karena awalnya kalian cuma gabut doang, tapi sekarang kebetulan dapet kerjaan.”

Aurel dan Regar tertawa mendengar nama itu. “Gabut Circle, ya? Keren juga!” kata Aurel sambil tersenyum.

“Bisa juga jadi branding yang lucu dan gampang diinget,” tambah Regar, setuju dengan ide tersebut.

Nuriz mengangguk setuju. “Oke deh, Gabut Circle itulah nama kita. Sekarang, ayo kita mulai kerja!”

Hari pertama dengan Gabut Circle berjalan lancar. Mereka bekerja sama dengan cepat, membagi tugas dengan efisien. Rafael dan Abim merasa sangat terbantu dengan tambahan tenaga ini.

RAFA ELVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang