Bab 33

358 51 8
                                    

Kini Love dengan lemas berada di dekapan kekasihnya memeluk erat Pansa walau tidak terbalaskan, andai ini cuman mimpi rasanya ingin bangun dengan cepat dari mimpi buruk yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, mau berlari dari kenyatan pun rasanya sudah tidak bertenaga.

Kemudian Love membuka matanya setelah mendengar kembali suara detak jantung yang semula nya tidak terdengar kini kembali berdetak, dengan sontak Love terbangun melihat wajah kekasihnya, jari jemari Pansa mulai bergerak sedikit merespon dengan air mata pun ikut jatuh dengan mata yang masih terpejam.

Dokter Mary dengan cepat memeriksa kembali Pasien yang awal dinyatakan tiada kini kembali stabil dan dengan melakukan penanganan kembali memasang alat bantu pernafasan dan tetab dipasangankan alat pemantau jantung.

Love dan Jessi menunggu kembali diluar ruangan dengan perasaan campur aduk, tidak sabar menunggu kabar dokter Mary kembali.

Setelah menunggu sekian lama jam berganti hari, hari berganti minggu berminggu, Love melihat kekasihnya membuka mata tuk pertama kali setelah koma berminggu-minggu.

Love memghampiri kekasihnya yang masih terbaring namun sudah bisa merespon dirinya, memegang wajah kekasihnya dengan lembut air matanya kembali menetes tapi kali ini dirinya menangis bahagia.

Memegang wajah kekasihnya, "Aku kangen sama kamu" Love tersenyum melihat wajah kekasihnya.

Pansa hanya diam dirinya merasa bingung dengan semuanya dan apa yang terjadi mengapa dirinya bisa terbaring disini dan siapa orang disekelilingnya.

"Kamu siapa?" ujar Pansa bingung.

Love mendengar ucapan kekasihnya terdiam sejenak, ternyata benar ucapan dokter Mary, kekasihnya akan mengalami amnesia.

Dokter Mary menghampiri mereka begitupun juga om Samuel langsung memeluk anak nya.

Memeluk anaknya, "ini papah nak" ujar om Samuel.

Pansa memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Pasien lebih baik perbanyak istirahat dulu sementara jangan dipaksa untuk mengingat karena dapat memeperngaruhi cederanya" ujar dokte Mary lalu memeluk anak kandungnya  sebentar melepas rasa rindu nya bertahun-tahun, "cepet sembuh yah..." lalu melepas pelukannya, "Kalau gitu saya permisi" dokter Mary meninggalkan ruangan dan mengurungkan niatnya memberitahu bahwa dirinya mama kandungnya namun utu semua akan sia-sia melihat kondisi Pansa yang tidak memungkinkan, Keluar ruangan dengan air mata yang jatuh tanpa disadari.

***

Diluar ruangan ICU Love dan Jessi berhenti sebentar.

"Love kenapa lo ga bilang sejujurnya kalau lo kekasihnya" ujar Jessi.

"Aku takut nya nanti Pansa kepikiran dan bikin kesehatannya menurun lagi Jess karena memory otak nya belum boleh memikirkan hal berat" ujar Love tersenyum sedih.

"Karena itu atau hal lain?" ujar Jessi karena tau disitu ada om Samuel.

"Maksudnya kamu?" tanya Love.

"Udah gausah dipikirin...btw gua shock kalau tau dokter Mary mamah kandungnya" ujar Jessi.

"Aku juga baru tau Jess" ujar Love.

Better TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang