Dan ini lah kami berdua yang sedang menunggu dipos gerbang menuju wisata air terjun didesa kami.
"Lama juga euy,kapan mereka tiba sih" ucap Farhan kesal.
"Sabar napa,nah tu datang bisnya" tunjukku ke arah bis yang datang dari arah luar.
Kita langsung berdiri bersiap menyambut wisatawan yang katanya orang lokal.
Saat bis travel sudah terpakir langsung pintunya terbuka dan terlihat gerombolan keluarga mulai dari anak anak sampai orang tua.Yang paling aku tatap adalah seorang pria paruh baya yang sangat ganteng menurutku dengan kumis rapi dan balutan kaca hitam membuat kharismanya bertambah apalagi pakaian polo jeansnya.
"Selamat pagi,selamat datang didesa kami" sapa ramahku.
"Selamat pagi juga dek,asri banget ya disini,sejuk juga" ucap salah satu wanita berumur.
"Iya,disini kami masih menjaga lingkungan,tumbuhan,jadi udara disini sejuk" balasku dengan sopan.
"Mari bapak/ibu,pertama kita menuju ke air terjun yang berada dibawah" lanjutku.
Lantas aku mengajak gerombolan keluarga tersebut menuju kebawah,sembari menjelaskan asal usul air terjun dan digunakan sebagai apa oleh penduduk kami terdahulu.
Farhan hanya memantau dari belakang,menjaga keamanan takutnya nanti ada orang terjatuh sebab jalan menuju ke air terjun sangat licin karena sangat lembab.
Sampai diair terjun,langsung aku kembali menjelaskan tentang air terjun,peraturannya,kedalamnya,dimana boleh menginjak,dan sebagainya.
Setelah itu aku langsung mempersilahkan wisatawan untuk mengambil foto,sementara aku hanya melihat dari tepi.
"Udah lama jadi pemandu gini,dek?" tanya orang dari belakang yang mengkagetkanku.
Aku menoleh kebelakang yang ternyata orang yang membuat aku sedikit terpesona.
"Iya pak,dulu cuma iseng,eh sekarang malah keterusan" balasku.
"Ohhh,air terjunnya indah ya"
"Iya pak,dulu disini masih lebat dan banyak pepohonan,karena ada potensi untuk dijadikan objek wisata jadi kami membersihkannya" jelasku.
"Ohh gitu,baru tau kalo disini sangat asri dan adem,cocok pindah disini ketika pensiun hahaha" ucap pria paruh baya tersebut dengan riang.
"Hahaha,saya aja masih kagum tinggal disini pak"
"Bapak gak foto?" tanyaku dengan hati hati.
"Enggak,biar otak bapak yang mefoto keindahan air terjun disini" balasnya.
"Oh ya,kita belum kenalan ya,Kusno,panggil aja Pak Kusno" ucap Pak Kusno yang menyodorkan tangannya.
"Arya,pak" balasku menerima salaman darinya.
"Dari mana pak?"
"Jakarta"
"Ohh jauh juga ya"
"Iya,kemauan menantu"
Aku mengangguk paham,oh tadi 2 orang wanita muda itu adalah menantunya,kukira anaknya.
Aku menoleh kebelakang melihat Farhan yang bermain dengan ranting kayu,aku mengkode dengan bersiul menyuruh kemari.
"Ada apa?" tanya Farhan.
"Manggil lu aja"
"Kirain ada apa"
"Eh kenalin pak,temen saya Farhan"
"Kusno"
"Farhan,pak"
"Sama jadi pemandu wisata juga" tunjuk Pak Kusno ke arah Farhan.
"Enggak pak,cuma bantuin Arya aja kalo di ajak" balas Farhan.
"Ohhh.."
"Itu pak,dipanggil" tunjukku kearah wanita yang nampaknya memanggil Pak Kusno.
Pak Kusno lantas menghampiri wanita yang nampaknya itu istrinya.Sedangkan kami berdua melihat keceriaan dari keluarga tersebut.
"Jadi pengen seblak" celetuk Farhan.
"Kagak nyambung beg*"
"Serah gue,setelah ini lu ajak kemana?" tanya Farhan.
"Kesawah dulu sekalian ajak mereka makan diresto bapak gue" balasku.
"Ohh,ada rokok gak lu,pahit nih mulut"
"Nih,kebiasaan narik rokok mulu" ucapku sembari mengambil rokok di saku celana.
Kami sudah biasa merokok didesa kami setelah bisa mendapatkan uang sendiri,sempat di tentang bapak tapi karena kelembutan ibuku jadi bapak mengalah asalkan satu hari 5 batang rokok.
30 menit aku memandang sembari merokok bersama Farhan,kini mereka nampaknya sudah puas karena mereka menghampiri diriku bersama Farhan.
"Udah selesai foto-fotonya bapak/ibu?" tanyaku.
"Udah dek" jawab wanita paruh baya.
"Gimana selanjutnya saya ajak tempat makan sembari menikmati keindahan sawah milik kami" ajakku dengan sopan.
"Bagus itu,ayo"
Lantas aku mengajak kembali berjalan keatas,kulihat jam ternyata pukul 10 pagi,cukup lama mereka bermain.Pikirku.
Sampai diatas aku langsung menyuruh beristirahat sejenak karena untuk menuju kesawah harus jalan kaki bukan tidak wajib,tapi karena aku mengajak mereka menikmati keindahan desaku.
Saat menunggu mereka tiba tiba ponsel disaku celanaku berdering.Aku mengambil dan melihat layar yang ternyata nama bapakku terpapang.
"Halo adek,adek dimana?"
"Ini diair terjun,pak"
"Udah selesai?"
"Udah pak,ini adek mau ajak ke resto yang disawah itu"
"Ohh yaudah,nanti bapak kesana,sekalian ngecek"
"Iya pak'
Lantas aku mematikan panggilan dan kembali memasukan ponselku.
"Bapak lu?"
"Iya"
"Ayo sekarang,kayaknya mereka sudah selesai istirahat deh"
Aku mengangguk paham,lalu aku lansung mengajak mereka berjalan kaki menuju sawah.Aku berpesan hanya membawa yang penting penting saja,seperti tas,dompet,ponsel,dll.
Yang masih menanti"Kisah Hangat Dikota Pelajar" ,harap tunggu ceritany masih on proses!.
KAMU SEDANG MEMBACA
PESONA BAPAK-BAPAK DESA
FantasyKisahku yang menjelajahi setiap pria paruh baya didesaku.Menjadi pemandu objek wisata didesaku membuat aku cuci mata ketika melihat wisatawan lokal yang aku sukai bentuk wajah dan perawakannya. Ingin mencoba untuk merasakan sensasi rasanya ditusuk o...