Part 8

2.9K 116 9
                                    

Rasanya aku pengen memegang kembali kontol bapak yang sedang mengacung tegak berdiri.Bapak masih berbincang ditelpon tapi kontolnya masih diluar dan masih mengacung keras,sebab itu aku ingin sekali memegangnya.

Tapi tidak berani takut lancang kepada bapak,dengan menarik nafas panjant aku beranikan mengarahkan tanganku kekontolnya.Dan saat memegangnya bapak menoleh kearahku sebentar tidak ngomong apa apa,kemudian kembali menatap kedepan.

Seolah membiarkan aku memainkan kontolnya,dengan berani aku menggerakan naik turun.

"Ahhhhhh....."

"Ah gak ada apa apa,cuma kesemutan" ucap bapak yang masih berbicara dengan orang yang menelponnya.

Aku menggerakan naik turun tanganku,bapak seperti menahan desahannya mati matian,terlihat ia menutup mata sambil berbicara.Aku sangat tergoda untuk menghisap benda tumpul tersebut,begitu menggoda,mengkilat.Terlihat kepala kontolnya mulai mengembang,nafas bapak juga mulai menderu seperti mesin mau hidup.

"Ahhhh..."

CROT CROT CROT!

Aku kaget karena bapak tiba tiba menembak,tembakannya sangat jauh,tapi ada spermanya mengalir dikepala kontolnya,sangat kental,tangaku sampai kena.Aku melepas tanganku dari kontol bapak.

"Bersihin adek" bisik bapak.

Aku mengangguk,tapi aku dulu melihat sperma bapak ditanganku,kulihat dulu apa bapak melihatku,karena dia tidak melihatku aku mencoba menjulurkan lidahku dan rasanya asin tapi ada sensesai bau bau seperti bau padan,kental dan lengket.Setelah mencicipi sperma bapak aku langsung membersihkan kontolnya dengan sapu tangan yang biasa dibawa bapak,kubersihkan mulai dari celananya yang kena,kontolnya kubersihkan juga.

Bapak meliriku dan memasukan kontolnya dengan satu tangannya,lantas ia kembali berbicara dengan temnanya ditelpon,aku berdiri meninggalkan bapak membiarkan bapak fokus dengan telponnya,kulihat tamuku masih asik foto foto karena pemandangannya langsung kesawah dan ada pemandangan gunung sumbing.

"Kemana aja dek,baru kelihatan" 

Kunoleh kebelakang ternyata Pak Kusno yang datang dengan memegang sebuah kopi hitam.

"Keluar tadi bentar pak"

Pak Kusno mengangguk,dia kemudian mengajakku menikmati pemandangan walau aku sudah sering melihat pemandangan seperti ini,tapi aku menghargai ajakan Pak Kusno jadi aku mengikutinya.Kami duduk didepan yang pemandangannya gunung sumbing.kami kembali saling mengobrol,tapi saat obrolannya ada yang menyangkut kejadian tadi,yang dimana Pak Kusno menggenjot ibu temanku.Aku malah mengingatnya kembali bagaimana bentuk benda tumpul milik Pak Kusno,dan kubandingkan dengan benda tompol milik bapak.Aku tahu perbedaannya kontol Pak Kusno tebal tapi tidak panjang beda dengan kontol bapak tebal tapi panjang.

"Heh kok ngelamun"

"Hah gak ada pak,cuma mikiran masalah kemarin" ucapku dengan bohong.

"Masalah apa?"

"Hutang"

"Hahahaha,emang hutang itu jadi masalah dilingkungan teman,bapak juga punya teman yang ngutang eh malah gak dibayar bayar sampai sekarang" ucap Pak Kusno.

"Emang kalo yang ngutang itu anjin*" umpatku karena kesal.

"Sabar aja,kalo gak sabar samperin kerumahnya"

"Emang maunya sih gitu kalo dia masih 1 bulan gak bayar"

"Bapak kamu kemana?"

"Dibelakang pak,lagi nelpon"

Aku lantas pamit kebelakang melihat bapak,sampai dibelakang ternyata bapak sudah selesai menelpon.Ia berdiri menghampiriku merangkul pundakku.

"Lega banget tadi dek,makasi ya" ucap bapak.

"Sama sama pak"

Bapak merangkul tapi tangannya mulai turun sekarang tangannya berada dipantatku,ia kembali meremas remas pantatku,aku melihat kesamping menatap bapak.Bapak menatapku juga dia hanya diam tidak berbicara sama sekali,kini tangannya masuk kedalam pantatku dan memainkan lubang pantatku mengelus dengan jari telunjuknya.

"Bantu bapak lagi ya,dek"

PESONA BAPAK-BAPAK DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang