Capitano menengadah saat dirinya berhasil menumbangkan satu lawan lagi. Seorang pemberontak dari House of Heart telah berani membocorkan beberapa informasi tentang Harbinger pada orang luar.
Bukan hal sulit bagi Capitano melacak lalu menghabisi pemberontak. Seperti menghirup udara, begitupun mudahnya dia mengakhiri hidup mereka yang sudah tidak sejalan lagi dengan keinginan Tsaritsa.
Berbicara mengenai House of Heart, Capitano kembali ingat. Sepuluh tahun yang lalu dirinya pernah menitipkan seorang anak yatim piatu dari desa yang terserang wabah dingin.
Anak itu pasti sudah dewasa harusnya saat ini.
Wajahnya bahkan sudah hampir dilupakan oleh Capitano. Kecuali sepasang mata cemerlang yang menatapnya penuh harap.
Ya, hanya sepasang mata bocah itu saja yang sanggup diingat oleh Capitano.
Capitano kembali berjalan mengambil mantel bulunya. Kedua tangannya yang bersarung memasukkan kembali pedang es miliknya ketempat semula. Kini Capitano berjalan dengan tenang beriringan dengan para bawahannya yang setia dibelakang.
"Kita pulang."
Setelah setahun lebih ekspedisi ke sebuah tempat tanpa angin yang berhembus, Capitano akhirnya memutuskan pulang usai mendapatkan apa yang dia mau.
Dengan dokumen ditangan, Capitano berjalan menuju kapal yang akan membawanya menuju negeri bersalju, Snezhnaya.
.
.
."(Y/n), lihat! Aku membuat pai apel untuk Ayah Arlecchino! Apa menurutmu beliau akan menyukainya?"
Seorang gadis yang kini menginjak usia dewasa tampak terpesona oleh aroma pai apel ditangan sahabatnya.
Kulitnya bersih, putih bagai salju. Rambutnya lembut dan bergelombang jatuh di punggungnya. Mata yang dulu mati kini terlihat semakin berkilau. Bibir yang dulu membiru kini memerah seperti apel matang yang hendak dipetik.
"Woah! Aku yakin Ayah pasti menyukainya. Aku akan menemanimu memberikannya pada Beliau!"
Perempuan itu tersenyum dengan senang. Dibalut pakaian tidur putih yang semakin menonjolkan lekuk tubuhnya yang sempurna, perempuan itu berdiri disamping dan mencoba menyemangati sahabatnya yang hendak menyambut kepulangan Ayah mereka ke Panti Asuhan House of Heart.
"Semangat! Beliau orang yang baik, pasti beliau menyukai pai apel buatanmu! Aku saja sampai jatuh cinta dengan semua masakanmu."
(Y/n) mengikuti sahabatnya menuju pintu masuk. Dimana disana berkumpul beberapa anak-anak Panti yang juga bersemangat dengan kedatangan Arlecchino.
Usai kematian Crucabena, Panti yang dulunya menakutkan kini sudah beralih menjadi tempat ternyaman. Para anak-anak tumbuh dengan baik dan patuh pada Ayah mereka. Beberapa mengambil pekerjaan di Fatui dan yang lainnya mengambil pekerjaan yang biasa sembari mengembangkan Panti menjadi semakin besar.
Dibawah asuhan Arlecchino, Harbinger nomor empat itu, (y/n) tumbuh dengan cemerlang usai dititipkan oleh Harbinger pertama bernama Il Capitano.
(Y/n) masih ingat betapa bingungnya dulu dia saat terbangun di sebuah ranjang dengan orang asing disekelilingnya tengah mengecek jemari kaki yang membeku.
Sampai detik ini, (y/n) masih ingat kehangatan lengan yang memeluk tubuhnya yang hampir mati membeku. Juga aroma tubuh khas Capitano yang melekat di hidungnya.
(Y/n) berharap suatu hari dirinya bisa bertemu kembali dengan Capitano. Sang penyelamat hidupnya.
.
.
..
.
..
.
.T
B
C.
.
.San: lah yeen, lu udah ditandain ama mas Capibara 🗿
.
.
..
.
.Jangan lupa beli dan dukung Wansut San di trakteer ya sayang"nya San, biar San bersemangat eaakk, semua Wansut bisa dibeli lewat WA, harga tetap sama, ga bakalan naik sampai kapanpun 😘
.
.
..
.
.05 September 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
𝓥𝓮𝓷𝓮𝓻𝓪𝓽𝓮 - [𝚃𝚑𝚎 𝙲𝚊𝚙𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚡 𝙵. 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛]
Fiksi PenggemarSepuluh tahun cukup untuknya bisa memetik buah cantik, bukan?