Duduk dengan gugup dilantai, (y/n) menolak menatap langsung kearah topeng Capitano. Capitano sendiri duduk dihadapannya, diatas sebuah kursi yang membuat Capitano terlihat semakin besar dari bawah sana.
Tangan Capitano mengetuk lutut dengan pelan, belum sembuh luka yang dibuat Archon Pyro, Capitano dibuat geram dengan kemunculan (y/n) ditempat asing ini.
Mantel bulu besarnya tersangkut dibahu (y/n), saat mengetahui gadis itu hanya memakai baju tidur tipis, Capitano langsung memakaikan gadis itu mantel miliknya.
"Kau berlari menguntit dengan pakaian seperti itu." Capitano menundukkan tubuhnya kearah (y/n). Mempertipis jarak wajah mereka. "Hmp..."
(Y/n) terlihat gugup ditatap seperti itu oleh Capitano, tangannya meremas bulu pada mantel untuk mengurangi kegugupannya.
Rasanya seperti ditekan setiap kali Capitano berbicara. (Y/n) bergerak tidak nyaman karena Capitano.
"Sejak kapan kau sampai ke tempat ini?" Capitano bertanya lagi. Pria itu duduk dengan nyaman diatas kursinya. Melihat (y/n) yang berada di antara kakinya membuat Capitano sedikit panas.
Terlebih lagi baju itu, baju tidur tipis yang membuat Capitano berpikir yang tidak-tidak setiap kali lekukan tubuh gadis itu terbentuk. Membayangkan tangannya mendarat disalah satu gundukan itu rasanya pasti sangat nyaman dan empuk.
Dari jauh saja Capitano bisa membayangkannya dengan baik.
"Sejak dua hari yang lalu." Gadis itu mencicit pelan.
Ucapan (y/n) membuat Capitano menghela nafas kasar.
Sial, sudah berapa banyak lelaki yang melihat gadis itu?
Ada rasa cemburu dan tidak rela sesuatu yang dia sembunyikan dilihat oleh orang lain. Capitano rasanya ingin marah, tapi marah pada gadis itu hanya akan membuat gadis itu takut pada dirinya.
Dadanya terasa berdenyut pelan, panas dan terbakar. Capitano menggeleng pelan dan berdiri. "Ikut aku, bantu aku mengobati lukaku."
(Y/n) mengerjap pelan, gadis itu segera berdiri dan ikut berjalan disamping Capitano menuju sebuah ruangan dibelakang goa. Pintu ruangan terbuka, memperlihat beberapa barang dan pakaian yang tergantung rapi diatas rak.
(Y/n) melirik ke sekeliling, melihat Capitano melepas jaket luar dan baju ketatnya membuat gadis itu sedikit terkejut dan memerah malu.
Pemandangan punggung Capitano yang tegap diam-diam membuat (y/n) menelan ludah kasar.
Tapi ada hal yang cukup membuat gadis itu bingung. Kulit Capitano berwarna biru tua dengan beberapa garis-garis seperti urat nadi berwarna biru muda yang terang.
(Y/n) yang terlihat kebingungan mengundang dengusan pelan dari Capitano.
"Ada apa? Apa menurutmu aku menakutkan?" Capitano masih memakai topengnya, menyembunyikan wajah aslinya dari (y/n).
"Sedikit." Gadis itu menjawab dengan jujur.
Kejujuran (y/n) mengundang tawa kecil Capitano. Pria itu duduk diatas kasur dan memperlihat bagian tubuh yang rusak karena api Archon Pyro.
"Kau akan terbiasa dengan bentukku cepat atau lambat. Kesini dan obati lukaku."
(Y/n) segera bergegas mengambil kotak obat dan duduk disamping Capitano. Rasa gugup gadis itu meningkat dua kali lipat saat tubuhnya berada di jangkauan Capitano. Sangat dekat hingga dirinya bisa merasakan kehangatan Capitano.
Dengan hati-hati, (y/n) meletakkan salep obat diatas luka bakar Capitano. Bibirnya sedikit meringis karena melihat betapa dalam luka didada Capitano.
Suara dengkuran halus membuat bulu kuduk (y/n) merinding, Capitano menatapnya dengan lekat, membuatnya menggigit bibirnya perlahan.
"Lagi-lagi..." Capitano menundukkan tubuhnya lebih dekat ke arah (y/n). Melihat bola mata gadis itu terbuka lebar saat hembusan nafasnya terasa jelas menerpa wajah. "Kebiasaan menggigit bibirmu itu membuatku kesal."
(Y/n) terkejut dengan ucapan Capitano. Apa dia membuat kesalahan lagi?
"Maaf?"
Capitano membuka topengnya, memperlihat wajah yang selama ini disembunyikan. Wajahnya yang sebagian besar kulitnya berwarna hitam kebiruan dengan urat biru muda terang persis sama dengan punggung pria itu.
Capitano menghapus jarak mereka, menekan bibirnya yang tebal kebibir (y/n). Tangannya besar menahan bahu gadis itu agar tidak bergerak menjauh saat lidahnya mulai mengeksplorasi bibir dan mulut gadis itu. Tangannya bergerak naik kebelakang kepala (y/n), sedikit mencengkram rambut gadis itu setiap kali suara rengekan keluar dimulut itu. Capitano membuka celah bibirnya, berbisik diantara ciuman mereka.
"Jangan menggigit bibirmu didepan pria lain. Hanya dihadapanku, kau boleh melakukannya. Mengerti?"
.
.
..
.
..
.
.T
B
C.
.
.San: cium dulu, nganunya ntar aja habis perang, itupun kalau Capitano masih ada sih 🗿
.
.
.Jangan lupa support San di trakteer ya gaes, setiap teh es sangat berharga untuk pengangguran ini 😘
.
.
..
.
.2 November 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
𝓥𝓮𝓷𝓮𝓻𝓪𝓽𝓮 - [𝚃𝚑𝚎 𝙲𝚊𝚙𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚡 𝙵. 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛]
ФанфикSepuluh tahun cukup untuknya bisa memetik buah cantik, bukan?