04

1.3K 196 10
                                    

Suara berat itu membuat bulu kuduk (y/n) sedikit merinding. Gadis itu melirik kebelakang dan melihat Capitano yang selama ini dia cari tengah menatapnya balik.

"Aku tidak pernah mendengar kabar bocah yang kutitipkan disini sudah punya anak, The Knave." Pria itu tampak mengeluh pada Arlecchino yang berdiri di sampingnya.

"Makanya, kau itu harus sering-sering melihat (y/n) supaya tahu keadaanya, jangan hanya mengandalkanku saja!" Arlecchino terlihat tidak terima karena dituduh gagal mengawasi anaknya hingga hamil dan melahirkan. "Bocah dipelukan perempuanmu itu juga anak dipanti ini!"

Capitano terdiam, dari balik penutup wajahnya, wajahnya memerah karena sudah salah kira.

"Nak, berapa umurmu?"

"20 Tuan!" (Y/n) dengan semangat menjawab. Meski gugup, gadis itu juga bisa merasakan debar didadanya karena keberadaan Capitano yang menjulang itu.

Sial! Kenapa Capitano tinggi sekali? Rasanya leher (y/n) pegal harus melihat keatas terus. Berapa tinggi pria itu? 2 meter?

(Y/n) memeluk erat bocah dipelukannya untuk sekedar menghilangkan rasa gugup. Capitano berjalan kembali kearah (y/n) dan menurunkan bocah dipelukan (y/n) kembali ke Arlecchino.

"Ayo bicara sebentar."

.
.
.

Duduk diatas kasurnya, (y/n) memandang Capitano yang terlihat berkeliling memandangi banyaknya potret (y/n) sejak diawal panti hingga hari ini. Semua potret itu disusun berjejer diatas meja dan didinding.

"Bagaimana kabarmu?"

Capitano berbicara dengan santai. Tangannya menyeret kursi kayu dari meja belajar berputar kearah (y/n).

"Saya baik." (Y/n) menjawab dengan nada pelan. Terlihat jelas semakin gugup karena hanya dia berdua dengan Capitano disini. "Terimakasih sudah bertanya."

"Syukurlah." Capitano meletakkan tangannya diatas meja belajar (y/n). "Apa uang yang kukirim selama ini kurang?"

(Y/n) menggeleng pelan, "cukup. Saya bahkan bisa membelikan beberapa baju baru untuk anak panti. Ah, maaf. Seharusnya saya bertanya sebelum memakai uang-uang itu, kan?"

"Tidak, tidak masalah. Itu uangmu sejak aku berikan. Jadi kau bebas memakainya untuk apapun."

Capitano terlihat menyenderkan punggungnya, melipat tangan diatas kaki yang terbuka dan mengamati (y/n) dari atas kebawah.

"Kau sudah dewasa."

(Y/n) sekali lagi hanya menganggukkan kepalanya atas ucapan Capitano. (Y/n) bisa melihat Capitano mendatanginya dan berdiri menjulang diatas gadis itu.

Tangan Capitano yang besar dan tertutupi sarung tangan hitam terulur menyentuh pipi (y/n). Rasa dingin yang khas langsung menyentak gadis itu, membuat gigilan kecil dipunggung. Membuat nafasnya sedikit terengah-engah saat jempol Capitano dengan perlahan menyentuh bibir bawahnya.

"Sudah siap untuk dipetik."

"Ya?" (Y/n) tidak mengerti. Gadis itu hanya membiarkan Capitano menjelajahi bibir bawah dan rahangnya.

Tangan Capitano jatuh semakin kebawah. Merasakan leher rampingnya yang dengan mudah dilingkari telapak tangan Capitano. Hingga berakhir di tulang selangka.

(Y/n) hampir saja kehabisan nafas karena tatapan Capitano yang menurutnya terlalu dalam dan fokus. Membuatnya memilin jemari diatas gaun. Debaran jantungnya terasa keras saat Capitano menyentuh lengan atasnya. Pria itu mengulas senyum tipis dan menarik kembali tangannya begitu saja. Meninggalkan kulit (y/n) yang sensitif usai perlakuan tadi.

"Tidak, bukan apa-apa."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: takut banget yeen dihap 😳

.
.
.

Wansut mas mas Capibara ada di trakteer ya gaesss, bisa dibeli dan harganya khusus bulan September 2024 ini hanya 5k, jadi jangan lupa beli mumpung diskon 😍

.
.
.

.
.
.

17 September 2024

𝓥𝓮𝓷𝓮𝓻𝓪𝓽𝓮 - [𝚃𝚑𝚎 𝙲𝚊𝚙𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚡 𝙵. 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang