15

939 123 7
                                    

PULANG.

Hanya satu kata itu yang tertulis didalam surat. Wajah (y/n) pias, begitupun dengan Capitano yang diam dan menutup mulutnya rapat-rapat.

Dikalangan Harbinger, Arlecchino termasuk orang yang cerewet jika itu menyangkut anak-anak Panti Asuhan House of Heart.

Dengan tangan yang gemeter, (y/n) meletakkan surat satu kata itu kembali keatas meja. Memandang horor pada Capitano, (y/n) mencoba mengulas senyuman.

"Anu... Tuan sudah berjanji tidak akan mengirim saya ke Snezhnaya, kan?" (Y/n) menggosokkan kedua telapak tangannya. Menatap Capitano dengan penuh harap. "Anda sudah berjanji, loh? Anda tidak akan menarik ucapan Anda sendiri, 'kan?"

Capitano yang ditatap penuh harap hanya berdehem sebentar sebelum mengalihkan pandangannya. "Aku juga maunya begitu," pria itu berbisik pelan. "Tapi Arlecchino termasuk menyebalkan kalau disangkut pautkan dengan anak-anaknya."

(Y/n) meraih tangan Capitano, memeganginya erat-erat. Seolah-olah Capitano bisa saja mendorongnya terbang dari Natlan ke Snezhnaya dengan mudah. Berharap dengan wajah memelas dan mata berkaca-kacanya, Capitano akan mencari cara untuk membujuk Arlecchino membiarkan gadis itu tetap disini, disisi Capitano.

"Aku akan mengirimkan surat balasannya, kau tenang saja." Capitano akhirnya menghela nafas. Sepertinya dia harus bersiap-siap mendengar ceramah Arlecchino saat pulang ke Snezhnaya nanti usai mengambil gnosis dari Archon Api.

(Y/n) seketika tersenyum, merasa lega Capitano mau menjadi penjamin dirinya ditempat ini pada Arlecchino. Tangan gadis itu terkembang memeluk leher Capitano, sedikit melompat karena tinggi pria itu menyentuh dua meter.

"Terimakasih! Anda baik sekali, Tuan!"

Capitano yang dipeluk agresif hampir saja limbung karena beban tubuh (y/n) yang sepenuhnya kearah tubuh Capitano. Pria itu melingkarkan lengannya ke pinggang (y/n) agar bisa berdiri tegap.

"Tenang," Capitano menurunkan tubuh gadis itu ke lantai. "Berdiri baik-baik, kau bisa melukai kakimu kalau seperti itu."

(Y/n) berdiri tegap dengan kedua kakinya. "Ah, iya. Maaf-maaf, saya terlalu senang, hehe." Gadis itu tersenyum gugup dan mendongak menatap Capitano.

"Baiklah, aku harus pergi." Capitano mengusap ujung dagu (y/n), pria itu memastikan lebih dahulu gadis itu tidak merasa kurang di tendanya. "Kalau kau butuh barang atau sesuatu, katakan saja pada Yanovsky. Kalau dia menolak, tendang saja tulang keringnya. Mengerti?"

(Y/n) mengangguk bersemangat, sepertinya menjahili Yanovsky akan menjadi keseharian gadis itu selama di Natlan. "Saya mengerti, Tuan. Kapan Anda akan pulang?"

"Hm... Aku belum tahu, mungkin tengah malam, atau bisa saja besok pagi. Kenapa?" Capitano bertanya.

"Itu..." Gadis itu tampak gugup, dia sedikit memainkan jemarinya di ujung pakaian. "Saya mau menyambut Anda."

Capitano merasa hangat, untuk ratusan tahun hidupnya baru kali ini ada yang berniat menyambut kepulangannya. Dia merasa seperti punya keluarga, seperti memiliki seorang istri yang selalu menyambutnya ketika pulang ke rumah. Haruskah Capitano mulai membuka tabungan gaji dari Tsaritsa dan membeli sebuah paviliun di daerah hangat Snezhnaya? Mungkin seluas tiga hingga lima kilometer cukup untuknya dan (y/n).

"Kenapa kau ingin menyambutku?" Capitano melirik kearah (y/n), mungkinkah. Mungkin saja gadis itu merasakan hal yang sama dengan dirinya.

Seperti debaran kecil didada. Atau rasa hangat di perut.

"Saya ingin menyambut Anda," (Y/n) menatap Capitano dengan kedua pipinya mulai memerah, sedikit malu dan gugup untuk mengungkapkan niatnya. Tangannya menggapai bahu Capitano, meminta untuk berbisik ditelinga pria itu. Nafas hangat gadis itu mengenai leher Capitano.

"Karena Anda Tuan saya."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: ayo lebih agresif yeen, biar bang Capibara kelimpungan 🌚

.
.
.

Jangan lupa dukung dan trakteer san di trakteer.id bebeb"nya San 😋

.
.
.

.
.
.

20 November 2024

𝓥𝓮𝓷𝓮𝓻𝓪𝓽𝓮 - [𝚃𝚑𝚎 𝙲𝚊𝚙𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚡 𝙵. 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang