Tadinya Capitano tidak mau memarahi (y/n) yang nekat ingin kembali ke penginapan di stadium Sacred Flame. Tapi mendengar teriakan dan permohonan membuat Capitano berpikir sejenak.
Bagaimana kalau dia mengerjai gadis itu sedikit?
"Hmp... Kau pikir dengan merengek akan membuatku menarik janjiku?"
Capitano tertawa diam-diam, wajah (y/n) mulai memerah dan basah oleh keringat juga kepanikan. Bagaimana jika Capitano sedikit mendorongnya?
"Seorang Kapten selalu menepati janji." Capitano melihat baik-baik perubahan mimik wajah gadis itu. "Aku akan mengirim mu kembali dengan kapal besok pagi."
Gadis itu menggelengkan kepalanya, "tidak... Saya tidak mau!"
Bibir gadis itu bergetar, seiring dengan air mata mulai keluar dan meleleh di pipinya. Kedua tangan gadis itu bahkan tanpa sadar telah menjatuhkan cangkir ke karpet dan kini menarik pelan ujung celananya.
"Jangan usir saya, Tuan... Saya mohon..."
Suara gadis itu bergetar pelan, Capitano berdiri dari duduknya dan berjalan keluar tenda, meninggalkan (y/n) yang menangis diatas karpet.
Capitano menutup pintu dengan rapat, memastikan tidak ada suara tangisan gadis itu yang terdengar keluar mengingat wajah menangis gadis itu cukup lucu dimatanya.
Seorang penjaga berjalan mendekat kearahnya, berdiri dibelakang pria itu dengan hormat.
"Tuan, ini barang-barang Nona dari penginapan."
Sebuah tas mendarat ditangannya. Isinya tidak terlalu banyak dan beratnya cukup ringan. Adan bunyi kerincing pelan dari dalam tas yang Capitano perkirakan itu adalah mora didalam kantong uang.
"Tidak ada yang tertinggal, kan?" Capitano bertanya tanpa melihat bawahannya.
"Tidak Tuan, hanya ini saja barang-barang Nona yang bisa saya temukan di penginapan."
Begitu mendapatkan laporan (y/n) ingin turun dari Kamp untuk mengambil barang-barangnya, Capitano langsung memerintahkan satu anak buahnya untuk melepas seragam Fatui dan menyamar menjadi orang-orang Natlan untuk mengambil barang-barang gadis itu di penginapan.
Untuk sekarang, Capitano sudah mengamankan kemungkinan gadis itu mencoba keluar dari tenda lagi. Setidaknya untuk sekarang dia bisa aman disini tanpa perlu turun kebawah.
"Terimakasih."
Bawahannya mengangguk dan pamit mundur meninggalkan Capitano menenteng tas (y/n).
Cling.
Sebuah kalung jatuh dari dalam saku tas. Capitano berjongkok memungut kalung itu dan melihatnya sejenak. Kalung locket berbentuk hati seukuran ibu jari itu terbuka. Memperlihatkan foto bayi dan dua orang pria dan wanita yang memeluknya.
Itu lukisan keluarga (y/n).
Capitano merasa sedikit hangat di dadanya. Sudah lama baginya tidak merasakan kehangatan keluarga. Semenjak Cataclysm di Khaenri'ah -tanah kelahirannya- Capitano tidak pernah berpikir untuk membentuk keluarga dengan siapapun.
Dirinya sangat fokus menjadi kaki tangan Yang Mulia Tsaritsa dari Zapolyarny Palace. Mengabdi pada wanita pemilik gelar Archon Cryo.
Karena kutukannya, tidak ada satupun wanita yang mau berada dekat dengan dirinya yang besar dan tinggi.
Ah, tidak. Ada satu. Selama lebih dari 500 tahun hidup, hanya (y/n) yang tidak langsung kabur begitu melihat tubuhnya yang berbeda dari manusia biasa. Tubuhnya yang membusuk dengan banyak luka itu tidak menggentarkan mata gadis itu sedikitpun.
Bisakah dia merasakan berkeluarga dengan gadis itu?
.
.
..
.
..
.
.T
B
C.
.
.San: bisa bang, bisa banget! Si yeen aja udah ngefantasi plus"in elu juga setiap mandi 🌚
.
.
.Masih ada 1 lagi, tungguin yauuu (´ . .̫ . ')
.
.
.5 November 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
𝓥𝓮𝓷𝓮𝓻𝓪𝓽𝓮 - [𝚃𝚑𝚎 𝙲𝚊𝚙𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚡 𝙵. 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛]
ФанфикSepuluh tahun cukup untuknya bisa memetik buah cantik, bukan?