Stadium of The Sacred Flame, sebuah tempat dimana pertandingan menjadi yang terpilih untuk pergi ke kerajaan malam. Pertandingan yang bisa dilakukan oleh setiap warga suku yang memiliki Marga Kuno. Tempat dimana mereka dikirim ke Kerajaan Malam untuk membasmi para monster Abyss.
(Y/n) kini duduk disalah satu bangku, menonton orang-orang yang akan melantunkan Gita Kebangkitan. Sepertinya dia datang sedikit terlambat karena sang pahlawan sudah dikirim ke Kerajaan Malam.
(Y/n) sedikit banyak tahu tentang monster Abyss, mereka monster-monster yang menyerang berdasarkan pada kekuatan, semakin kuat seseorang maka mereka akan semakin ganas. Seingat (y/n), orang-orang yang dikirim dan meninggal di Kerajaan Malam bisa di bangkitkan dengan kekuatan Archon Pyro.
(Y/n) duduk dan menyaksikan rakyat Natlan bernyanyi.
Hanya beberapa waktu berselang usai Gita Kebangkitan dilantunkan, mendadak Stadium hening menunggu Pyro Archon membawa kembali seorang pejuang dari dalam Sacred Flame. (Y/n) menonton dengan tenang sampai Pyro Archon keluar tanpa sang pejuang. Kericuhan seketika terjadi, dua orang tampak memanasi kejadian ini. Diikuti beberapa orang lainnya yang melawan kedua orang tadi hingga akhirnya Pyro Archon angkat bicara.
(Y/n) yang duduk jauh tidak bisa mendengar dengan jelas ucapan-ucapan orang itu. Diantara ribuan orang yang berdesakan keluar dari stadium, (Y/n) mengekor dibelakang. Ingin mencari penginapan di Kota. Berlama-lama disana juga tidak ada gunanya, toh dia bukan orang Natlan yang mengerti kejadian itu.
Lagipula (y/n) terbiasa mengabaikan hal-hal yang tidak dia mengerti. Meninggalkan apapun yang tidak ada urusannya sedikitpun dengan gadis itu.
Setelah berjalan beberapa menit, gadis itu menemukan sebuah tempat makan. Bunyi gemuruh di perutnya membuat dia tersentak pelan, mengingat kembali kapan terakhir kali dia makan.
"Kapan ya... Ah, terakhir kali aku makan saat di kapal." (Y/n) tampak bermonolog saat memesan sebuah makanan. Duduk manis dengan tenang menunggu pelayan toko membawakan makanan yang baru saja dia pesan.
(Y/n) sejenak menatap berkeliling, ada banyak orang-orang yang berlalu lalang dan menggosipkan perihal Pahlawan kali ini yang gagal dihidupkan kembali.
(Y/n) diam-diam mendengarkan informasi dengan tenang. Kebiasaannya sejak dulu, sejak memasuki Panti House of Heart, terkadang (y/n) dibawa oleh Arlecchino ke pertemuan Fatui. Pertemuan yang sering diadakan dengan mantan anak-anak panti yang menjadi kaki tangan Fatui di seluruh Region.
(Y/n) mencatat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari belakangan. Termasuk dengan kedatangan Pengembara yang sepak terjangnya sudah terdengar hingga ke Snezhnaya. Pengembara berambut pirang dengan sobat kecilnya yang terbang disampingnya dua puluh empat jam.
Mengingat (y/n) bukan pemegang Vision, tidak ada salahnya menghindari dua orang itu. Takutnya dia tiba-tiba terseret kedalam konflik yang tidak dia inginkan. Bisa bahaya kalau ada Fatui yang mengenalinya dan mengadu pada Ayah atau Capitano tentang keadaan dirinya.
Terlebih lagi, Ayah bukan orang yang suka memberi kesempatan kedua. (Y/n) mendadak merinding kalau mengingat kembali tatapan Ayah yang tajam pada bawahannya.
(Y/n) menutup buku catatannya dan menyimpan buku itu didalam tas. Pensil yang dia pakai kini digulungkan ke rambut panjangnya, membuat sebuah simpul agar rambutnya tidak menghambat pergerakan.
"Haruskah ku potong saja rambut ini?" (Y/n) berpikir sejenak. Mungkin rambut pendek akan cocok untuknya. "Aku akan bertanya pada Tuan Capitano nanti kalau bertemu."
.
.
..
.
..
.
.T
B
C.
.
.San: Chapter depan ketemu ayang 🌚🌝
.
.
..
.
.26 Oktober 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓥𝓮𝓷𝓮𝓻𝓪𝓽𝓮 - [𝚃𝚑𝚎 𝙲𝚊𝚙𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚡 𝙵. 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛]
FanficSepuluh tahun cukup untuknya bisa memetik buah cantik, bukan?