14

587 105 0
                                    

Air hangat membasuh tubuh polos dengan perlahan, (y/n) meletakkan kepalanya diatas lengan yang terlipat ditepian bak mandi. Bak mandi seukuran besar yang mampu menampung hampir lima orang kini dipakai oleh (y/n) seorang. Mengingat tidak ada wanita ditempat ini membuat Capitano mengirim seorang Fatui untuk menjaganya hampir dua puluh jam sehari.

Yanovsky, Fatui yang menjaganya hari ini sudah mempersiapkan beberapa pakaian yang tertutup sesuai dengan perintah Capitano.

"Bisa-bisa aku gila..." Siapa sangka Kapten Fatui itu bersikap berhati-hati seperti ini tentang dirinya.

Apa ini yang disebut sebagai overprotektif? Atau ini hanya sikap yang muncul karena dirinya hampir melanggar perintah Capitano kemarin?

Gadis itu menghela nafasnya perlahan, melemaskan tubuhnya agar terbenam didalam air hangat. Dia butuh waktu untuk mengerti perilaku Capitano pada dirinya.

Kepalanya terbenam kedalam air hangat cukup lama, sampai sebuah ketukan pelan di pintu membuatnya mau tidak mau keluar dari bak dan memakai baju barunya yang sudah disiapkan diatas kursi.

Tangan (y/n) membuka pintu kamar mandi, mendapati Yanovsky sedang menunggunya.

"Anu, aku belum mengeringkan rambutku. Bisa tolong tunggu sebentar?" Gadis itu tampak berbicara dengan hati-hati. Sedikit saja salah bicara, bisa-bisa Capitano mendengarnya lagi dan kembali melarang gadis itu keluar dari tenda.

"Lima belas menit," Suara Yanovsky terdengar serak. Fatui yang menutupi wajahnya dengan perban dan hanya menyisihkan bagian mata itu mengambil kembali pistolnya dan berjalan keluar.

(Y/n) merasa usianya seperti bertambah setiap saat, tangannya mengguyar rambut panjangnya yang basah, mengeringkan dengan asal-asalan. Kepalanya sedikit pusing mengingat Capitano akan mengirimnya kembali ke Snezhnaya hari ini.

Gerakannya semakin kasar hingga bisa dia rasakan rambutnya mulai tercabut dan tersangkut di sela-sela jemari. Hingga sebuah tangan menghentikan gerakan kasarnya.

Suara deheman yang khas membuat tubuhnya berbalik menatap Capitano yang berdiri dibelakangnya.

"Apa yang kau pikirkan saat melakukan hal sekasar itu pada rambutmu sendiri?" Capitano mengambil alih handuk.

Dengan gerakan halus dan pelan, Capitano mulai mengeringkan rambut (y/n). "Kau bisa merusak akar rambutmu."

Capitano mengusap ujung rambutnya dengan handuk. Pria itu berdiri tegap didepan (y/n), mengamati air mandi yang menetes jatuh ke dagu gadis itu. Tangannya mengusap pipi gadis itu perlahan, memastikan cakar pada sarung tangannya tidak melukai kulit lembut itu.

"Ada apa?" Capitano memelankan suaranya. Melihat tingkah (y/n) yang menyakiti tubuhnya sendiri membuat Capitano sedikit khawatir.

"Saya sedikit stress." (Y/n) menjawab dengan suara pelan. Pandangannya berputar dan jatuh ke sudut kamar mandi.

"Apa kau selalu melakukan hal ini setiap kali stress?"

Gadis itu mengangguk, matanya terlihat tidak sanggup menatap Capitano. Capitano melempar handuk keatas kursi, kedua tangannya bergerak mengamit dagu (y/n), memaksa gadis itu menatap ke arah topengnya.

"Kenapa? Ada apa denganmu? Apa ada yang membuatmu stress ditempat ini? Katakan. Apa Yanovsky menjahatimu?"

Pertanyaan beruntun Capitano membuat (y/n) seketika mengerjapkan matanya. Kekhawatiran Capitano terasa sangat jelas dari nada suaranya.

"Tidak... Saya tidak stress karena hal itu. Yanovsky baik."

"Kau memanggil namanya?" Capitano cemburu. Bisa-bisanya gadis itu memanggil nama pria lain dihadapan Capitano. Padahal gadis itu sendiri memanggilnya dengan sebutan Tuan. "Jangan sebut nama pria lain dihadapanku."

"Memangnya kenapa?" Gadis itu dengan polos bertanya, seolah-olah lupa penyebab stressnya sendiri adalah Capitano.

"Karena aku cemburu."

(Y/n) cukup terkejut dengan kejujuran Capitano. "Lalu kenapa Anda ingin mengirim saya kembali ke Snezhnaya?"

Capitano terdiam, akhirnya tahu bahwa leluconnya semalamlah yang membuat (y/n) stress. "Ah, jadi karena itu kau stress?"

"Iya!" (Y/n) menganggukkan kepalanya dengan cepat. Kedua tangannya meraih ujung mantel bulu Capitano.

Capitano menghela nafas pelan, "maaf. Aku hanya bercanda. Ternyata kau jadi kepikiran karena hal ini ya?"

"Bercanda? Jadi, Anda tidak akan mengirim saya kembali, 'kan?" (Y/n) menyapa Capitano penuh harap.

Capitano mengangguk, "iya, aku tidak akan mengirimmu kembali ke Snezhnaya. Lagipula, Ayahmu mengirim surat dan baru datang pagi ini."

Mendadak (y/n) membeku mendengar kata Ayah dari Capitano. Mati dia, apa Ayah sadar dengan pelariannya?

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: Ayah otw marah ke anak gadisnya 🤣

.
.
.

Yang ngirim Donet ke Trakteer buat up Cyno, bukunya ku up besok/dua hari lagi yaaa! Aku mau istirahat dulu say 😷

.
.
.

.
.
.

06 November 2024

𝓥𝓮𝓷𝓮𝓻𝓪𝓽𝓮 - [𝚃𝚑𝚎 𝙲𝚊𝚙𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚡 𝙵. 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang