27.

627 38 3
                                    












   Tiga hari setelah kejadian itu, demyan menghilang dari pandangan Hiro. Dan membuatnya langsung merasakan hal aneh pada hatinya, entah kenapa ia terus memikirkan wajah demyan.

Seperti saat ini, ia tertidur sendirian di kamar yang di penuhi aroma tubuh demyan. Ada perasaan rindu yang tumbuh, membuatnya harus terus memikirkan pria itu.

Tak lama ia merasa jika seseorang telah masuk ke kamar nya. Hiro terbangun dan melihat ke arah pintu yang ternyata itu adalah demyan.

Tanpa mengatakan apapun, demyan berjalan dengan wajah yang datar, melepas semua pakaian nya "kenapa baru pulang? Darimana aja sih? Kok gak bilang gue kalo lu mau pergi 2 hari? Kalo gitu gausah pulang" Ucapnya dengan nada kesal.

Demyan hanya diam tak memberi jawaban apapun pada Hiro. Membuat Hiro langsung bertanya tanya "ihhh kok gak jawab sih" Lagi dan lagi, demyan hanya diam dan menuangkan wine di dalam gelas nya lalu pergi begitu saja menuju kamar mandi menghiraukan Hiro yang masih kebingungan.

Di sana Hiro langsung merasakan sakit di dadanya, karena merasa demyan telah berubah. Tiba-tiba sebuah pertanyaan masuk dalam pikiran nya, apakah demyan tidak menyukainya lagi? Atau apakah demyan menyerah? Atau demyan sudah memiliki orang lain selain dirinya?

Lama Hiro melamun akhirnya pintu kamar mendi terbuka memperlihatkan demyan yang hanya memakai handuk, terlilit di pinggang nya. Hiro menatap punggung demyan dengan perasaan yang bercampur aduk.

Ia berjalan mendekat dan langsung memeluk tubuh demyan dari belakang. Demyan hanya diam dan mencoba untuk melepaskan pelukan itu "kenapa? Apa yang salah? Kenapa kau mengabaikan ku?" Suaranya bergetar, seakan tengah menahan tangisan nya.

Demyan menatap dirinya di cermin, ia benar benar-benar tidak mengerti maksud dari sikap Hiro yang tiba-tiba seperti ini "lepaskan aku. Berhentilah bersandiwara, kau bebas melakukan apapun jika aku tak ada bukan?" Mendengar itu, Hiro pun melepaskan pelukan itu dan meneteskan air matanya.

"Huh? Kau menyerah? Atau kau memang hanya mempermainkan ku? Katakan padaku sebelum semuanya terlambat" Kini emosinya menjadi menggebu gebu dengan nafas yang mulai tak beraturan.

Ia merasa sakit hati, marah dan juga sedih mendengar ucapan demyan. Air matanya tak bisa lagi ia tahan "apa aku memang pantas menjadi boneka mainan mu?" Demyan berbalik, ia tidak membenarkan ucapan Hiro tentang dirinya menjadikan Hiro boneka.

"Apa maksud mu? Apa yang kau katakan" Hiro mendongak menatap wajah demyan. Ia tak peduli lagi dengan wajah nya yang penuh dengan air mata itu.

"Kau mengabaikan ku!! Apa yang salah dengan ku? Kenapa kau mengabaikan ku hikss" Kini tangisan nya yang pecah, ia benar-benar tidak bisa lagi menahan semuanya.

"Apa sekarang hiks aku akan di buang? Apa kau tidak menyukaiku lagi? Kenapa? Kenapa kau mengabaikan ku Huhuhu... " Hiro memukul mukul dada demyan membuat demyan hanya bisa diam.

"Aku tidak suka di abaikan... " Setelah memukul mukul ia berhenti dan membuat demyan kini tambah kebingungan.

Dengan tiba-tiba ia mencium demyan dengan paksa dan mengigit bibir demyan dengan cukup keras "ughh apa yang kau lakukan" Demyan mendorong bahu Hiro cukup pelan.

Di sana, lagi lagi Hiro merasakan sakit di hatinya. Ia mengepalkan tangan nya dan langsung menghajar demyan begitu saja. Demyan pasrah menerima itu, karena ia benar-benar bingung dengan sikap Hiro saat ini.

Ia tak mengerti sebenarnya apa yang sedang Hiro main kan? "Dengar aku mencintaimu!!! Hiks" Terkejut, demyan menatap wajah Hiro penuh kebingungan.

"Apa kau mendengarku? Aku mencintaimu demyan!! Aku mencintaimu... Hiks"

Vampire obsession bxb (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang