Seorang perawat mengantar box bayi kedalam ruangan yang telah terisi oleh keluarga oline dan erine. Semua orang langsung antusias menyambut kedatangannya.
Perawat itu menempatkan box bayi di sebelah tempat tidur erine, ruangan cukup luas ini masih menyisakan banyak tempat. Oline pun ikut berlari mendekat di sebelah erine.
"Tuan, Nona..." ucap perawat itu sambil mengangkat bayi dalam gendongan, perawat itu meletakkan bayi mungil berjenis kelamin laki-laki ini di sebelah tempat tidur erine.
"saya akan menunggu di ruangan pojok sana, tuan dan nona bisa memanggil saya kalau memerlukan sesuatu."
Erine mengangguk dan tersenyum.
Oline masih menatap bayi yang memejamkan mata, terbungkus kain tebal dan tampak terlelap.
"anak ayah ganteng sekali" batinnya,
Melihat kulitnya yang memerah, terlihat sangat tipis,ia semakin ragu untuk menyentuhnya. la kembali mengepalkan jemarinya saat hampir menyentuh anaknya sendiri.
"kenapa sayang? gak mau nyentuh bayi kamu?" tanya indah dan berjalan menuju anaknya dan cucunya,
"oline gak berani ma"
"harus berani ya nak, harus dibiasakan nantinya" sahut cynthia dan berjalan juga kearah mereka.
Sementara Oniel dan Gresello yang berada disitu juga beranjak dari duduknya dan berjalan kearah cucu mereka. Senyuman lebar terlihat,
"ganteng sekali cucu opa ini, " ucap oniel menatap box bayi itu.
"ini oline versi mini sih niel" sahut greselo, dan disetujui oleh mereka semua dengan mengangguk.
Sementara oline tersenyum kemenangan, namun rasa haru juga menghiasinya,
"erine..bayi kita?" ucap oline menatap erine dengan berkaca - kaca,
"hemm..iya oline.. imut kan? dia masih tidur.." jawab erine tersenyum , tanpa basa-basi erine menepuk bayinya, jemarinya juga memainkan pipi anaknya dengan gemas.
"kenapa dimainin sih sayang?" ucap oline menghentikan tangan erine,
"ya kenapa orang anak kita" jawab erine tak terima,
"aku gak berani menyentuhnya, kulitnya merah dan sangat tipis.." ucap oline ragu,
Oline terus menatap anaknya itu penuh arti, pantas jika selama ngidam erine selalu merepotkannya, ia melihat anaknya yang sangat mirip dengan dirinya sendiri.
"ini sih konsepnya duplikat kali ya?, nyiptain saingan sendiri sih kalau ini" batinnya,
"kamu gak tega kah mau pegang bayi kita?" tanya erine membuyarkan lamunan oline dan meraih tangan oline untuk ia genggam.
"hehehe iya sayang, aku baru pertama kali disituasi kayak gini"
"belajar dong jadi ayah biar bisa gendong-gendong anaknya" ucap erine tersenyum.
"iyadeh nanti aku belajar"
Percakapan keduanya membuat orangtua mereka tersenyum, tidak dipungkiri mereka masih dalam usia remaja dan sudah mempunyai keturunan. Bukan hanya mental, tapi juga pikiran mereka yang harus maju kedepan.
"papa sama mama harap kalian bisa belajar jadi orangtua bertanggungjawab diusia dini ya nak" ucap gresel
"kalian harus bisa kasih kehangan ke anak kalian juga nantinya, apapun masalahnya jangan pakai kekerasan" sahut oniel.
"inget tuh kata papa oniel sama papa selo"
"yaudah kalau gitu papa sama mama mau pulang dulu buat siapin kepulangan kalian, mau urus rumah buat acara syukuran makan makan kalian nanti juga ya, kalian disini kalau butuh apa-apa minta bantuan suster" jelas indah dan diangguki oleh orine.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPSODI AFTER RAIN (ORINE) S1 & S2
Fantasia©storeby : FNRM "𝘰𝘭𝘪𝘯𝘦, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘨𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪, 𝘢𝘺𝘰 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨, 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘰𝘯𝘪𝘦𝘭" "𝘭𝘰𝘩? 𝘬𝘰𝘬 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶?" "𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘬�...