S2. OLINE JAHIL

1.4K 133 18
                                    

Wangi semerbak minyak telon memenuhi ruangan mewah yang Orine tempati bersama Putra Kecilnya. Kini usia lion sudah genap satu minggu ,

Ya meskipun dengan bantuan Mama indah dan Mama Cynthia merawat pangeran kecilnya setiap hari, mereka juga banyak belajar dari situ untuk menjadi orangtua yang baik.

Lebih tepatnya sih orangtua orine yang banyak mengurus lion, karena erine juga masih takut untuk memandikan anaknya itu.

Kalau Oline tidak usah di tanya lagi karena sekarang semakin posesif dan menyebalkan setelah memiliki putra yang wajahnya plek ketiplek dia. Datang-datang selalu merecoki ketentraman erine bersama putra kecilnya si lion. 












Contohnya siang ini, saat lion sedang nyenyak- nyenyaknya tidur. Tiba-tiba oline pulang dari kantor dan menguyel-uyel pipi gembul putranya , hal itu membuat sang putra yang baru tertidur beberapa menit yang lalu menjerit dengan suara tangis yang sangat kencang,

"olineeee!!!!" Geram erine sembari berkacak pinggang di ambang pintu kamar mandi.

"hehehe, gak sengaja sayang, lion aja nih yang cengeng" , ucap oline menggaruk tengkuknya. Sungguh alasan oline yang jelas tidak masuk di akal.

"lion baru tidur tau gak, kamu tu ngerecokin mulu deh" jelas erine kesal dan segera menggendong lion,

"susuin cepetan!", suruh erine galak dan menatap tajam oline.

"mana ada aku nenen" ucap oline dengan puppy eye,

"ya terus ini gimana lion nangis, aku capek tau gak, dari tadi lion rewel terus" 

"iya iya maaf yaudah mana lionnya, sini anak ayah ututututu" ucap oline dan merentangkan tangan ingin mengambil alih lion namun ditepis oleh erine,

"gak gak gak.... kamu mandi dulu baru boleh pegang lion" , larang erine pada oline.

"dih dasar cewe", saat oline ingin beranjak lion malah semakin menangis kencang,

" oekkk....oekkkk......"

Oline nyengir kala melihat hal itu, sedikit merasa bersalah , ia melihat raut wajah istrinya itu sedang bercanda atau bagaimana? 

"hehehe ampun sayang, botolnya mana aku ambilin dulu deh" cengenges oline,

"gak ada, uah habis, aku belum pompa asi lagi" jawab erine sambil melepas handuk kecil yang menutupi rambut basahnya.

"lah terus lion disusuin pakek apa sayang? lion kan gak mau minum susu formula," ujar oline,

"pikir aja sendiri! kan udah aku bilang nenenin aja sama nenen kamu. Yakan lion sayang ya...kamu nenen ayah aja ya" , celetuk erine dan seolah mengajak bicara lion,

Hal itu membuat oline mendelik dengan mulut melongo

"yang bener aja bunda kamu kan dek, mana bisa keluar asi dari ayah" ucap oline ikut bermonolog,

"OEKK...OEKK...", Suara lion semakin kencang membuat oline makin kelimpungan dan kebingungan.

"sayang cepetan ih? dia kesel banget ini kayaknya" panik oline, 

"nih timang aja, nanti dia juga bakalan tidur lagi, kayak mama biasanya kalau pas nidurin lion kalau aku capek" Suruh erine yang tak mau tahu dengan kerempongan oline.

"aku belum mandi loh sayang" ucap oline bernegosiasi,

"kamu pikir aku gak capek dari pagi ngurusin lion, belum lagi aku tiap beberapa jam laper karna anak kamu tuh minum asi mulu" kesal erine.

"huuuu.. bunda jahat banget ya dek, yuk kita lihat nyamuk aja ya", oline menggendong lion dan dengan berusaha keras menenangkan sang putra.

"huft ayah kamu emang ngeselin dekk! dimana-mana tuh lihatnya cicak, bukan nyamuk, dasar ayah" cibir erine yang hanya di sambut kekehan geli oleh oline.

"pokoknya si lion gak boleh mengenalkan yang namanya cicak- cicak di dinding. Kalau perlu nanti lion aku kenalin langsung sama yang namanya komodo, Rajanya cicak!" ucap oline ,

Oline menimang - nimang lion dengan telaten, terlihat kalau oline sangat capek namun tetap melahkukan tugasnya.

Hal itu membuat erine menjadi iba dan tersenyum menatap suaminya itu, oline memang terkesal jahil namun dia juga berusaha menjadi sosok ayah yang baik untuk putra mereka.

Tak lama dari itu lion telah tertidur. Oline meletakkan lion pada box bayi dikamar mereka. Erine sedikit bingung mengapa oline menaruh lion pada boxbayi nya? biasanya juga tidur ditengah tengah mereka.







"sayang maaf ya aku bikin lion nangis tadi" ucap oline merasa bersalah.

"sayang maaf, kamu mar-"

Oline mengerjapkan matanya saat perkataannya terpotong karena erine mengecup bibirnya dengan kilat. Senyum erine terbit dengan sangat manis membuat senyum oline juga perlahan terbit.

"udah ngomongnya? dari tadi ngomong terus, gak kasih aku kesempatan buat ngomong" ucap erine pada oline,

Oline terkekeh,karena dia khawatir erine akan marah tapi ternyata di luar perkiraan nya, erine tidak marah. Wanitanya justru terlihat baik-baik saja, bahkan dia memberikan ciuman kepadanya.

Erine mengajak oline untuk berpelukan. Menyalurkan rasa rindu hari ini dan saling mentransfer energi,

"kamu hari ini ngapain aja sayang?" ucap oline bertanya,

"lion hari ini rewel banget, mama juga hari ini ada kerjaan diluar kota baru pulang besok malam"

"maaf ya aku gakbantuin kamu jagain lion deh jadinya"

"gapapa sayang, kamu kan juga lagi kerja. Oh iya aku tadi bikin cookies kamu mau?" tanya erine.

"wih itu enak kayaknya",

"enak, mau coba sekarang?" tanya erine yang dibalas gelengan oleh oline,

"aku hari ini udah nahan banget, aku maunya kamu." oline menenggelamkan wajahnya di ceruk leher erine, mengecup seluruh inci leher erine,

"shhhh...ahh.... jangan buat kiss mark di leher aku olinhhh.."

Tangan oline terulur menuju pundak erine, menyingkirkan tali baju tidur erine dari pundaknya. Oline menatap wajah erine saat menyadari kalau istrinya tidak mengenakan dalaman.

Seolah paham dengan maksud oline,

"aku mau pompa asi buat lion" ucap erine,

"udah selesai 'kan?" tanya oline membuat erine mengangguk.

Oline mengangkat tubuh erine, Merebahkan tubuh erine dengan perlahan.

Perlahan oline membuka kancing bajunya dengan tenang, erine menatap oline dengan bingung.

"mau ngapain?" tanya erine bingung.

Oline menunduk dan mengurung tubuh erine dibawahnya.

"jangan sok polos sayang, kita udah berkali kali lakuin kan, aku lagi pengen banget hari ini. Mumpung lion lagi tidur yakan" ucap oline sensual pada erine,

"emang aku ma-" ucap erine terpotong,

Oline membungkam mulut erine dengan mulutnya. Gairahnya sudah diujung tapi istrinya masih saja mau berdebat dengannya. Jangan harap oline mau melayaninya perdebatannya. Lebih baik erine saja yang melayani gairahnya.

Oline melepas ciumannya, saat merasakan keduanya butuh pasokan oksigen.

"aku gak nyuruh kamu nolak ya rin, aku gak tahan banget" ucap oline menatap erine penuh harap,

Erine mendengus. "jangan lama-lama dan keluarin diluar!!!"

"siap istrikuuu!!!"





.
.

Hallo guys apa kabar??
Ini kan yang kalian tungguin?💨

.
Baru mulai udah ngen😃
dasar Oline!!!👀

.
VOTE DULU YANG BANYAK BARU LANJUT!!!

RAPSODI  AFTER  RAIN  (ORINE)  S1 & S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang