04 - Saling Mengingat Sentuhan

32.3K 1K 6
                                    

"Bagaimana, Sam?"

"Hanya ada satu DNA yang teridentifikasi, pimpinan."

"Itu artinya, hanya satu pria yang tidur dengan putriku kan?"

"Benar, pimpinan."

Di atas ranjang, mata Katrina berkilat tajam ke arah sang Ayah. Apa Ayahnya berpikir, dia ini wanita malam yang menjajakan tubuh demi uang?! Sialan! Tentu saja hanya satu, karena malam itu pun, kali pertama dia merasakan seorang pria memasuki tubuhnya kian intim.

"Kalau begitu, pastikan putriku tidak hamil."

"Aku hanya melakukannya sekali! Tidak mungkin hamil!" Katrina berseru tidak percaya, mengapa Ayahnya sangat kolot?! Mana mungkin sekali pembuahan bisa langsung membuatnya hamil?!

"Daddy pun hanya melakukan sekali tapi kau hadir,"

Katrina akhirnya diam dengan memalingkan wajah, Dokter Sam yang tahu situasi mengubah topik pembicaraan. "Nona muda cukup meminum ini, pembuahan tidak akan terjadi, pimpinan."

Rickards mengangguk, "Resep kan lebih banyak. Putriku tidak boleh sampai hamil,"

"Apa Daddy berpikir aku akan melakukan yang sama berulang kali?!"

"Tidak ada yang tahu,"

"Daddy menyebalkan!!" Katrina misuh-misuh di atas ranjang, Ayahnya ini, sejak dia memasuki usia dewasa dan mulai berani memberontak memang tak pernah menaruh kepercayaan padanya.

Setelah Dokter Sam memberikan obat dan Rickards memastikan langsung Katrina meminum obat tersebut, barulah Dokter Sam diizinkan untuk pergi meninggalkan kediaman mewah Van Solveig. Juga sepasang Ayah dan anak yang kini berperang dingin lewat sorot mata masing-masing.

"Satu hal terakhir yang Daddy tegaskan padamu, Kath. Jangan sampai hamil!"

"Aku tidak akan melakukannya lagi!!" Katrina memekik sebal, menahan rasa kesal di hatinya pada sang Ayah.

Apalagi, Rickards hanya mengangkat bahunya tak acuh sebelum pergi meninggalkan sang anak. Tapi di ambang pintu, Rickards menghentikan langkahnya.

"Tapi yang pasti, pria terakhir yang tidur denganmu tidak akan pernah menemukan keberadaanmu lagi."

Diamnya Katrina, di anggap ungkapan tak terima sang anak perempuan padahal bibir Katrina tengah mencibir tanpa suara. Ibarat kata dia tengah berkata, "Siapa juga yang mau bertemu dengan pria mesum itu lagi!"

***

Enam tahun kemudian ....

"Pencarian masih harus kita lakukan, Tuan?"

Seorang pria dalam balutan jas hitam dengan dasi senada tampak menatap tajam tangan kanannya, "Jelas! Aku tidak pernah mengizinkan kalian berhenti mencari keberadaan wanitaku!"

"Tapi, Tuan. Sudah ratusan wanita dengan nama serupa yang kami pertemukan dengan Anda tapi tidak satu pun sama dengan wanita yang Anda cari,"

"Kau berani membantahku?!"

"Maaf, Tuan."

"Enyah!"

Sang tangan kanan pergi, meninggalkan Nicholas De Grasse yang menyugar rambutnya hingga berantakan. Terhitung, sudah 6 tahun Nicholas mencari keberadaan wanita yang pernah tidur dengannya. Sekali pun jejak Katrina, tidak jua Nicholas temukan meski secuil.

Meski demikian, selama 6 tahun, Nicholas tidak pernah menyerah. Dia selalu mengerahkan seluruh anak buahnya, mencari wanita dengan nama Katrina dan berwajah sesuai sketsa yang Nicholas buat. Sketsa yang kini menjadi lukisan, bahkan Nicholas pasang dalam bentuk bingkai dan dia simpan di meja kerjanya.

Nicholas mengambil figur foto Katrina, menatapnya dengan sangat-sangat lembut. "Kapan aku bisa menemukanmu? Kenapa begitu sulit menemukanmu, sayang? Kamu tahu? Setiap detail tentangmu tidak akan pernah aku lupa, bagaimana lembutnya kulitmu, dan bagaimana manisnya bibirmu."

Nicholas menghembuskan napasnya dengan kasar, apa yang tangan kanannya katakan memang benar. Sudah ratusan kali Nicholas menemui wanita bernama Katrina selama 6 tahun terakhir, tapi tak ada satu pun dari mereka, yang sama seperti Katrina yang dia cari.

Katrina yang membuat Nicholas uring-uringan kini tengah mencoba warna baru rambutnya. Dengan menatap pantulan wajahnya di cermin, Katrina menatap penata rias langganannya.

"Cantik mana? Grey atau dark brown?"

"Semua cantik untukmu,"

"Uh, manisnya." Katrina tertawa, wanita cantik yang 6 tahun lalu melakukan operasi plastik menyeluruh pada wajahnya itu memilih warna coklat gelap.

Dia sebenarnya enggan mengubah wajahnya yang sudah sempurna, apalah daya, jika sang Ayah mempertegas perintahnya. Tak ada jalan lain selain patuh, Katrina pun mengubah wajahnya dengan sempurna, tampak berkali-kali lebih cantik tapi Katrina tetap merindukan wajah alaminya yang dulu.

Tak hanya wajah yang diubah, identitasnya pun di ubah. 4 tahun lalu, saat dia menjalani pesta debutan, sang Ayah memperkenalkannya pada dunia bukan sebagai Katrina Rickards Van Solveig melainkan sebagai Katherine Rickards Van Solveig. Tanpa persetujuan dan tanpa Katrina tahu, sang Ayah mengubah namanya untuk semua orang ketahui.

Terpaksa, Katrina harus membiarkan orang-orang memanggilnya dengan nama sama seperti mendiang Ibunya. Tapi bagi Katrina, namanya tak pernah berubah. Selalu Katrina sampai kapan pun, karena nama tersebut, nama yang mendiang Ibunya sematkan untuknya.

"Siapkan gaun cantik juga ya, malam ini aku ada pesta."

Perubahan wajah dan identitas, pula diumumkannya siapa Katrina yang sebenarnya, membuat ruang gerak bebasnya menipis. Dia tak bisa lagi menjadi muncikari galak yang menjadi pekerjaan anti-mainstream kesukaannya. Dia terpaksa terjun ke dunia politik yang licik sesuai intrupsi sang Ayah.

"Nona muda Van Solveig, benar di berita tentang Anda yang malam ini akan makan malam bersama perdana menteri?"

"Kau tahu hanya berita, ya pasti hanya berita."

"Saya paham, Nona."

Jika bukan atas paksaan Ayahnya, Katrina tidak akan mau menjadi bagian dari politik negara ini yang berantakan! Dia mendengus, melihat wajah barunya yang benar-benar sempurna tapi kesempurnaan ini hasil ciptaan Dokter alih-alih ciptaan Tuhan seperti wajah alaminya yang dulu.

"Hei, apa wajah hasil operasi plastik tidak akan menurunkan kecantikannya pada anaknya kelak?"

"Anda tidak operasi plastik kan, Nona?"

"Jawab saja dan jangan balik bertanya padaku!"

"Kalau begitu, jawaban saya tidak tahu."

Katrina mencibir, dia sekilas melihat seorang pria memasuki salon ternama ini. Punggungnya yang lebar dan otot tubuhnya, membuat Katrina mengingat pria yang 6 tahun bergerilya di kepalanya. Tak pernah berhasil Katrina singkirkan pria mesum itu dari bayang-bayang hidupnya!

"Kau suka yang berotot, hm?"

Melihat pemilik salon datang, Katrina memutar bola mata malas. "Diam Nicole!"

Andaikan Nicole tahu, wanita yang menjadi pelanggan VVIP di salonnya ini adalah wanita yang sama dengan muncikari galak saat dia masih menjadi pelacur, tak tahu bagaimana reaksinya. Ya! 5 tahun lalu, Nicole berhenti menjadi pelacur setelah dinikahi seorang pengusaha yang memiliki banyak salon tersebar di beberapa negara.

Salon ini, menjadi salon milik suaminya yang Nicole kelola. Katrina juga baru tahu, anak emasnya sekarang sudah menikah bahkan mengelola salon besar. Beruntung dia tak mengenali Katrina karena wajahnya yang berbeda.

Sialnya, pemilik salon ini masih bagian dari keluarga Katrina. Ya! Suami Nicole masih bagian dari keluarga Katrina, maka dari itu, Nicole berani bicara tak formal pada pewaris tunggal Van & Solveig Bank ini.

***

Transmigrasi Muncikari Nakal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang