06 - Apa Yang Terjadi?

7.4K 424 5
                                    

Mata Denise Barker terbelalak kaget, dia mengepalkan tangan. "Kau mengatai aku kentut?!"

"Iya! Cocok! Sebau mulut sampahmu itu!"

"Sialan kau!"

"AKH! BABI!"

Andaikan telapak kakinya tidak diperban dua-duanya, Katrina sudah berlari mengelak atau menendangnya hingga terjungkal ke belakang. Tapi situasinya sulit, Dokter gadungan ini sangat tidak adil! Harusnya dia menyerang saat sama-sama dalam kondisi kuat dan sehat! Bukan salah satunya tak berdaya seperti ini!

Dan kepala pelayan yang melihat sang Nyonya di jambak, bergerak maju memisahkan. Langsung menarik Dokter Denise Barker agar tidak menjambak rambut Nyonyanya terus menerus. "Berhenti, Dok. Atau saya akan melaporkan semua keburukan Anda pada Nyonya hari ini ke Tuan Grasse."

Tunggu sebentar!

"Siapa Tuan Grasse?"

Denise yang sedang meronta tak terima tangannya di tarik langsung berhenti meronta, kepala pelayan pun ikut melepaskan cekal tangannya pada tangan Denise. "Ya, Nyonya? Anda bertanya apa?"

"Siapa Tuan Grasse?" Katrina mengulangi pertanyaan yang sama.

Membuat dua wanita berbeda usia itu saling pandang, terutama kepala pelayan yang langsung tepat menatap ke arah Denise Barker. "Dok, apa ada masalah pada kepala, Nyonya?"

Dengan wajah serius yang menakut-nakuti, Denise Barker si Dokter gadungan mengangguk. "Iya! Aku lupa memberi tahumu jika wanita ini memilki gangguan! Gangguan jiwa!"

"Sialan kau Dokter kentut!"

"Kentut saja yang terus kau bahas!"

"Lah lagian! Kau duluan yang mengatai aku gangguan jiwa! Menjambak rambutku juga!"

"Dokter Denise, tolong jawab dengan benar. Apa ada masalah serius pada kepala, Nyonya?"

Katrina sampai ikut menatap ke arah Dokter gadungan, dia berpikir, sefatal apa memangnya? Hanya kaki yang terluka masa sampai kepalanya perlu di observasi? Dia bertanya-tanya dengan kebingungan dan Dokter Denise Barker menghela napasnya, mencoba serius. "Tidak ada, meski aku suka menindas wanita itu, aku selalu menggunakan keahlianku dengan baik. Hanya kakinya yang terluka dan perlu sembuh dalam beberapa hari,"

"Tapi kenapa Nyonya menanyakan Tuan Grasse?"

"Tanyakan sendiri saja pada Nyonyamu ini! Aku pergi," Dokter yang di sebut Dokter gadungan oleh Katrina itu akhirnya pergi, meninggalkan Katrina berdua dengan kepala pelayan.

"Apa kau lihat-lihat?!" Sentaknya dengan garang, melihat kepala pelayan yang terus menatapnya.

"Apa kita perlu ke rumah sakit, Nyonya? Saya kurang percaya dengan ucapan Dokter Denise,"

"Salah siapa coba?! Kenapa kalian segala memanggil Dokter gadungan? Tidak percaya kan sekarang?! Ck! Bagaimana kalau yang dia suntikkan padaku tadi itu suntik mati? Kalian mau tanggung jawab?!"

Mengingat betapa bencinya Denise Barker pada Katrina, kemungkinan yang Katrina katakan bisa saja benar. Kepala pelayan langsung panik, dia menekan earphone di telinganya, memanggil pengawal untuk membantunya membawa sang Nyonya ke rumah sakit. Katrina yang ucapannya di percaya hanya terbengong-bengong, orang-orang ini kenapa tampak aneh dan bodoh?

"Cepat bawa Nyonya ke rumah sakit! Saya akan menghubungi asisten Roche untuk mempersiapkan rumah sakit!"

***

"Ya? Sampai di bawa ke rumah sakit?!"

"Benar, asisten Roche. Kami dalam perjalanan, tolong reservasi rumah sakit secara khusus."

"Saya lakukan,"

Panggilan terputus, asisten Roche berjalan cepat menuju ruangan sang Tuan dengan menghubungi pihak rumah sakit untuk mempersiapkan segalanya karena Nyonya Grasse akan segera tiba.

"Tuan!"

"Ya Tuhan, Roche! Kau selalu mengejutkan aku!"

Asisten Roche menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Maaf, Tuan."

"Ada apa?"

"Nyonya, Tuan."

"Ada apa dengan wanita itu?"

"Nyonya dilarikan ke rumah sakit,"

"Kenapa harus lari? Lebih baik jalan,"

Apa suasana hati Tuannya sedang baik? Bisa-bisanya dia bercanda dengan selera humor rendah, "Tuan, saya serius."

"Jangan minta serius padaku, Roche. Aku sudah menikah dan sedang menunggu wanita yang aku cintai ditemukan,"

"Tuan,"

"Ck!" Nicholas berdiri dari yang semula duduk, "Siapkan mobil. Aku akan datang untuk memastikan, aku jadi duda hari ini atau tidak."

Tuannya memang langka.

Tak ingin mengubah suasana hati Tuannya yang sedang bagus, dia pun menyetir mobil yang sudah pengawal siapkan di lobi.

Sementara itu di rumah sakit.

Mobil yang sopir kediaman kendarai memasuki wilayah rumah sakit, berhenti di depan lobi. Pintu langsung di buka, sebuah kursi roda juga didorong ke depan pintu di mana bagian Katrina duduk. Katrina tak menolak saat di bantu untuk duduk di kursi rodanya, kursi rodanya pun di dorong masuk ke dalam rumah sakit.

Ini dia benar-benar masuk rumah sakit? Padahal tadi iseng bicara karena dongkol dengan sikap Dokter gadungan yang mengaku Dokter keluarganya. Sejak kapan Ayahnya yang over protektif dan super tegas itu memperkerjakan Dokter jadi-jadian macam Denise Barker tadi. Jangankan Dokter, pelayan saja ditest langsung oleh Ayahnya sebelum mulai bekerja, memang setegas itu.

Sambil kursi rodanya di dorong, Katrina menatap sekelilingnya yang ramai orang berlalu-lalang. Kok tumben tidak ada kamera yang diam-diam memotret dirinya ya? Aneh sekali, karena biasanya, ada banyak penguntit yang mengambil gambarnya dan diunggah di akun mereka untuk popularitas atau menciptakan rumor baru.

Saat menunggu lift terbuka, Katrina menatap ke arah kiri di mana dia melihat Dokter pribadi keluarganya tengah bicara dengan sesama Dokter di sampingnya.

"Bagaimana kondisi Nona Van Solveig, Dok?"

"Belum ada kemajuan,"

"Belum ada? Secara garis besar, kondisi imun Nona Van Solveig tidak pernah turun."

"Tapi juga tidak pernah meningkat baik,"

Kening Katrina berkerut, ini mereka lagi membicarakan dirinya? Apa mereka tidak melihat dia ada di samping mereka sekarang? Astaga! Menyebalkan sekali kalau begini, Katrina sudah membuka katup bibir untuk bicara tapi urung saat lift satu lantai lagi akan tiba di tempatnya menunggu ini.

Dokter di samping Dokter pribadi keluarga Van Solveig tiba-tiba bicara pada kepala pelayan yang mendorong kursi roda Katrina. "Maaf, tolong ke tepi sebelah sana sebentar, pasien kami akan segera keluar dari lift."

"Baik, Dok." Kepala pelayan mendorong kursi roda yang Katrina duduki ke tepi, dia melihat pintu lift terbuka, di susul sebuah brankar yang di dorong keluar. Kepala pelayan tertegun, wajah cantiknya yang seperti sinar kini redup dengan bibir pucat. "Cantik sekali Nona Van Solveig,"

Katrina mendongak, menatap kepala pelayan lalu bergantian menatap siapa yang ada di atas brankar.

Deg.

Itu aku?! Kenapa aku di sana?! Dan itu .... Tatapan Katrina terpaku pada pria baya yang memakai kaca mata hitam dengan setelan formal tanpa dasi. Ada Daddy? Itu .... Itu di atas brankar jelas aku, tapi sekarang aku?

Katrina terus menatap brankar yang diatasnya ada dirinya terbaring di sana, di dorong entah akan di bawa ke mana. Tatapannya terputus saat kepala pelayan membawanya masuk ke dalam lift.

Apa yang terjadi sebenarnya?

***

Transmigrasi Muncikari Nakal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang