Pelan-pelan, Nicholas menuntun dengan memegang pinggang Katrina. Membawanya bergerak menenggelamkan miliknya dengan sempurna, Nicholas mendesah, mengumpat kasar menyuarakan betapa dia menikmati permainan amatir yang tetap dia paksa untuknya bergerak di atas pangkuannya.
Katrina yang merasa linu antara sakit dan nikmat hanya bisa diam menggigit bibir bawahnya, rasanya semakin gila!
"Fuck! Kau membuatku gila, sayang. Teruskan! Ahh!"
"S-sakit, pelan-pelan bajingan!"
Nicholas bingung, dia ingin tertawa tapi situasi tak mendukung.
"Iya, baby. Maafkan aku okay?"
"No! You're a jerk!"
"Thank you, i love you too."
Nicholas pada akhirnya tidak tega melihat Katrina merintih menahan sakit, pria itu menarik dirinya dari dalam sang wanita. Dia memindahkan Katrina yang pasrah duduk bersandar dengan Nicholas yang memperbaiki pakaiannya. Pria itu memasang kembali ikat pinggangnya, dengan mata yang tak bisa berpaling dari selangkangan menggoda sang wanita.
Shit! Nicholas tak ingin berhenti.
Dia pun melepas kemejanya, membiarkan bertelanjang dada untuk memakaikan kemeja tersebut ke tubuh indah Katrina. Dalam ukuran yang besar, tubuh Katrina tenggelam dalam kemeja putih Nicholas.
"Damn it! Kenapa kau semakin seksi dan mempesona, sayang?"
"Jangan banyak bicara, brengsek!"
Nicholas mengulum senyum, Katrina adalah satu-satunya wanita yang terus mengumpati dirinya alih-alih memuji dan merangkak ingin mengisi ranjang dinginnya selama ini. Tak peduli bagaimana Katrina meronta, Nicholas menggendongnya. Membawanya keluar tepat sekali sebab lift benar.
Beberapa orang di depan lift yang melihat Nicholas keluar dengan menggendong seorang wanita tampak memalingkan wajah, mengikuti ke mana langkah lebar itu pergi.
***
"Ahh! Fuck!"
Katrina mencengkeram lengan dengan urat-urat menonjol sepanjang tangannya cukup kuat, merasakan desakan di bawah sana yang semakin intim dan sesak. Katrina kira, tak akan ada sesi kedua tapi ternyata dia salah. Nicholas tetap melanjutkan aksi bejatnya di atas ranjang sebuah kamar naratama.
Dengan penyatuan yang membasahi peluh keringat keduanya, Nicholas tiada henti mengerang, betapa miliknya terhimpit penuh kenikmatan di bawah sana. "Sayang! Ahh!"
Katrina tidak bisa munafik, ketampanan pria yang tengah menunggang tubuhnya berkali-kali lipat lebih mempesona saat banjir keringat begini. Dia sampai terlena pada kecupan demi kecupan, pangutan, dan kuluman manis lidahnya juga bibirnya pada puting buah dadanya yang mulai memerah lecet.
Nicholas menggeram, dia merunduk, meraup bibir Katrina dengan menenggelamkan miliknya sedalam mungkin ke dalam milik sang wanita. Berkali-kali dia menyemburkan cairan dari miliknya, membuat Katrina yang melepas pula menerima, terengah-engah napasnya.
Dia menutup mulutnya yang sejenak terbuka saat ciuman terlepas, di tatapnya Nicholas yang juga sedang menatapnya. "You are amazing, baby." Pujinya dengan suara yang begitu berat juga serak.
Sialnya, pesona Nicholas semakin bertambah!
Katrina pun memalingkan wajah, sangat malu bertemu pandang dengan Nicholas.
"Sudahkan? Menyingkir! Aku harus membersihkan diri, karena jalang ini perlu melayani pria lain!"
Sepasang mata Nicholas berkilat tajam, "Siapa bilang sudah selesai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Muncikari Nakal
FantasiaWarning mature content (21+) Katrina Rickards, seorang muncikari nakal yang punya rumah bordil terbesar di Ibu kota. Dia mengayomi 'anak-anaknya' yang menghasilkan uang untuknya dengan cara menjual diri mereka. Pada suatu malam, Katrina tidak senga...