17 - Menjemput Sky

3.3K 409 49
                                    

"Kamu mau ke mana, Nick?"

"Ke depan sebentar, sayang. Roche pasti sudah menungguku,"

"Kamu mau meninggalkan aku?" Katrina biasanya tidak manja atau kekanak-kanakan seperti ini, tapi khusus di hari ini, dia tidak tahu mengapa, rasanya sangat ingin dekat-dekat terus di sisi Nicholas.

Baru juga pembuahan, tidak mungkin kan Katrina begitu manja karena hamil? Mustahil sekali.

"Kenapa, sayang?"

"Mau peluk,"

Sifat manja Katrina tidak membuat Nicholas jengkel, pria itu malah merasa teramat gemas sampai yang tadi sudah akan turun dari ranjang, kini berbaring kembali. "Sini aku peluk, istirahat ya, sayang."

Katrina yang memang sudah mengantuk juga lelah dengan mudah memejamkan matanya di pelukan Nicholas. Nicholas pun berdiam diri sampai Katrina benar-benar terlelap dengan nyenyak, barulah dia melepaskan pelan-pelan. Jika asisten Roche sampai menemuinya tengah malam begini, pasti ada urusan mendesak, begitu pikirnya.

Jadi dengan kilat, Nicholas memakai handuk kimono berjalan keluar dari kamar tamu. Dia melihat dari kejauhan, asisten Roche yang tengah duduk di sofa panjang dengan kepala terantuk-antuk.

"Roche?"

"Tuan," Kantuk yang semula menyergap langsung lenyap seketika. Asisten Roche duduk tegak menatap Tuannya, "Tuan, Anda─"

Nicholas mengangkat tangan sebagai isyarat untuk asisten Roche tidak melanjutkan bicara, "Aku tidak buka sesi tanya jawab. Katakan saja apa tujuanmu datang ke kediamanku tengah malam begini?"

Asisten Roche berdehem, mencoba mengusir rasa penasarannya saat melihat penampilan sang Tuan pula tanda keunguan di leher Tuannya yang sangat mencolok. "Ekhem, jadi Tuan. Tadi pimpinan Van Solveig menghubungi saya jika Tuan harus ada di kediaman beliau sebelum pagi menjelang atau tepatnya, sebelum Tuan muda terbangun ...."

".... Karena Tuan, Tuan muda terus mencari Anda sampai beberapa kali terbangun dalam tidurnya."

Nicholas terdiam, "Aku akan menjemput putraku sekarang."

"Ya? Sekarang Tuan?"

"Ya, siapkan mobil sekarang, Roche."

"Baik Tuan!"

Nicholas kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian, dia melihat Katrina yang terlelap dengan nyenyak. Nicholas sangat yakin jika Katrina tidak akan terbangun saat dirinya pergi menjemput Sky.

***

"Kau bisa menginap di sini, Nicho."

Nicholas menggelengkan kepala sembari menggendong anaknya, "Mungkin lain kali aku akan menginap. Istriku menunggu di rumah,"

Rickards tersenyum tipis, "Kalau begitu titip salam pada istrimu."

"Akan aku sampaikan,"

Nicholas membawa Sky yang masih tidur kembali ke kediaman, bahkan Sky tidak terusik saking dia nyenyak terlelap karena sebelumnya sudah beberapa kali terbangun.

Mengecup kening putranya, Nicholas tersenyum. "Mimpi indah pangeran Daddy,"

Nicholas pun kembali ke kamarnya, dia melihat istrinya juga masih terlelap dengan nyenyak. Nicholas ikut bergabung di sisi samping istrinya, melingkari tangannya di pinggang sang istri dia pun memejamkan mata menjamu mimpi.

***

Guys, tahu kok ini sedikit banget, I'm so sorry yaa!

Aku benar-benar lagi ga sempet ngetik, semoga kalian memaklumi yaaa!

Besok kalau ada waktu luang lebih banyak, aku ngetik yang panjang atau mau double up? Boleh bangettt!!

Sekali lagi mohon maaf kalau up nya sedikit ya guys!

See you🩶

Transmigrasi Muncikari Nakal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang