Sudah seminggu berlalu dari Katrina yang tiba-tiba kesakitan pada kepalanya tapi tidak ada diagnosa serius, di kediaman Grasse, Katrina menopang dagu. Kakinya sudah benar-benar membaik, dia melihat pantulan wajahnya di depan cermin. Wajah ini masih kalah cantik dengan wajah aslinya sebelum operasi mau pun sesudah operasi tapi wajah ini tidak membosankan.
Bodoh sekali Nicholas mengabaikan istrinya sendiri yang berwajah manis ini, "Jika aku jadi Nicholas, aku tidak akan menyia-nyiakan pernikahan sakral ini. Ah, dia memang bajingan!"
Mengingat wajah menggoda Nicholas saat menunggang tubuhnya enam tahun lalu, Katrina mengumpat pelan. Tak ingin rasanya membayangkan wajah berkeringat Nicholas dengan erangan serak pria itu saat memompa tubuhnya. Dia kelewat sialan karena memenuhi isi kepalanya sejelas ini. Sial!
Sementara itu di perusahaan, Nicholas De Grasse masih memikirkan perubahan kecil pada istrinya tapi terasa sangat besar dalam hidupnya. Dia berani bicara sarkas dan melawan dirinya dengan nyalang, membuat Nicholas mengingat sosok wanita yang membuatnya kalang kabut selama ini.
Tidak! Wanitanya tidak boleh disamakan dengan wanita yang terpaksa dia nikahi itu. Nicholas mengusap wajahnya kasar, dia mendongak saat pintu ruangannya di buka di susul kedatangan seorang wanita yang menenteng coat Dokter di tangan kanannya. Dia berjalan mendekati Nicholas, duduk di meja kerja Nicholas bagian pinggir, membuat pria itu langsung memundurkan kursi dalam jarak aman.
"Biasakan mengetuk sebelum asal masuk, Denise."
Denise Barker tersenyum cantik sembari melempar coat Dokternya ke sofa, dia juga melepas 3 kancing teratas kemeja yang dikenakannya, membuat belahan dadanya terlihat menyembul. "Aku sudah biasa seperti ini, Nicholas. Bagaimana dengan dirimu? Apa sudah ada kemajuan mencari wanita itu?"
"Kau tidak ada hak tahu,"
Denise Barker memutar bola matanya, "Sudahlah. Untuk apa terus mencari keberadaan seseorang yang mustahil kau temukan?"
"Shut up! Aku akan menemukannya dengan cara apa pun,"
"Jangan bodoh, Nicho. Dia yang menghilang seperti di telan bumi!"
"Dia hanya ingin aku cari,"
Denise Barker menatap tak percaya pada Nicholas, "Jangan gila karena cinta tak terbalaskan dirimu itu! Dia hanya wanita tak ada tanggung jawab! Dia menghilang tapi menitipkan beban padamu!"
Brak!
Nicholas berdiri dari duduknya dengan memukul kuat meja, di tatapnya Denise Barker kelewat dingin dan tajam. "Sekali lagi aku katakan, kau tidak memiliki hak ikut campur dalam hidupku, Denise. Pergi sekarang sebelum pengawal menyeretmu keluar!"
Selalu saja berakhir terusir, Denise Barker turun dari yang semula duduk di meja kerja Nicholas. Dia menghentak-hentakkan kaki saat mengambil coat Dokternya, "Minggu depan anakmu akan mengambil hasil belajarnya di sekolah, kau atau aku yang mewakili sebagai walinya?"
"Tentu saja aku,"
Denise Barker memutar bola matanya dengan malas, "Aku sekarang bicara sebagai sepupumu, Nicho. Jalani pernikahanmu dengan wanita itu dengan benar, kau dan dia sudah sama-sama dewasa, jangan terus bersikap kekanak-kanakan. Anakmu butuh peran seorang Ibu dalam hidupnya,"
"Kau tidak perlu ikut campur, Denise."
"Susah memang bicara pada manusia kepala batu!"
Denise Barker benar-benar pergi meninggalkan Nicholas yang kini duduk menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kebesarannya, dia memejamkan mata tampak begitu lelah.
***
"Kenapa dia tidak pulang?"
"Maksud Anda, Tuan Grasse, Nyonya?"
"Ya,"
Kepala pelayan yang tengah membantu memisahkan daging ikan dari duri tersenyum ke arah sang Nyonya, "Malam ini Tuan akan pulang karena hari ini ada pembagian hasil belajar Tuan muda."
Kening Katrina berkerut, "Tuan muda?"
"Ya, Nyonya. Tuan muda Sky,"
"Sky?"
"Benar, Nyonya. Anak Tuan Grasse,"
Kening Katrina semakin berkerut bingung, pria itu dan raga ini punya anak tapi kenapa tidak ada diingatan raga ini? Apa yang sebenarnya terjadi?
Di sisi lain, hadir sebagai wali dari anaknya, Nicholas berjalan dengan tubuh tegap melewati para Ibu-ibu yang menatapnya penuh kekaguman. Di temani tangan kanannya, dia berdiri menunggu ruang pembagian nilai semester dibuka. Tepat setelah di buka, Nicholas langsung menuju meja di mana sang anak duduk sendirian di sana.
Nicholas mengecup puncak kepala putranya, dia duduk di sana dengan tatapan lembut mengarah pada Sky─ Skyden De Grasse, "Kenapa, Nak?"
"Daddy datang sendiri?"
"Tentu saja,"
"Daddy sudah terlalu sering berjanji akan datang bersama Mommy tapi tidak kunjung ditepati," wajahnya berubah murung. Sejak lahir, Sky hanya tahu wajah Ibunya dari figur sebuah foto. Tak ada yang bisa dia tahu tentang Ibunya selain cerita manis yang Ayahnya senantiasa ceritakan tiap malam.
Nicholas sendiri bingung, dia kala itu baru pulang dari perusahaan. Ibunya langsung mengomel, mengatakan jika dirinya pria bajingan.
"Kau pria bajingan, Nicho! Ibu tidak pernah membesarkan kamu untuk menjadi brengsek!!"
"Ibu kenapa?"
"Kenapa kamu tanya?! Lihat!!"
Hari itu, menjelang sore, Nicholas melihat wajah tampan seorang bayi yang menatapnya polos. Hatinya bergetar seketika, "Bu .... Dia?"
"Dia anakmu!! Wanita mana yang kau hamili, Nicho?!"
Ya, tanpa Nicholas mau pun Katrina tahu. Rickards lah yang membawa Sky bayi ke keluarga Grasse, pria itu pula yang melakukan hipnotis pada sang anak untuk membuat anaknya melupakan memori jika dia pernah hamil bahkan melahirkan. Bagi Rickards, jabatan putrinya jauh lebih penting di banding cucunya.
Maka dari itu, Katrina tidak pernah tahu jika dia pernah hamil sembilan bulan bahkan melahirkan anaknya. Karena seseorang, membuat ingatannya memudar. (Singkatnya, untuk kalian yang pernah menonton Drakor flex x cop, nah anggap aja Katrina mengalami hal sama seperti Jin Isoo yang melupakan kejadian saat Ibunya meninggal).
Pun Nicholas yang berusaha keras mencari keberadaan Katrina tidak pernah berhasil, dia hanya ingin bertanya, mengapa Katrina memberikan Sky padanya tanpa penjelasan? Padahal mereka bisa menikah dan mengurus Sky bersama-sama. Nicholas juga bukan pria bajingan yang akan lupa pada tanggung jawab, dia pasti akan menikahi Katrina.
"Maafkan Daddy, son. Secepatnya, Daddy akan mempertemukan kamu dengan Mommy."
"Aku sudah tidak berharap," Sky memalingkan wajahnya, dia tak ingin melihat teman-temannya yang datang mengambil hasil nilai ujian dengan ditemani orang tua lengkap. Sementara Sky? Dia hanya ditemani Ayahnya atau kalau Ayahnya sibuk, dia akan ditemani Bibinya, Denise Barker.
Dan Nicholas terus menatap ke arah putranya, andaikan istrinya mau menerima Sky. Nicholas yang sempat menyerah mencari keberadaan Katrina pasti akan lebih memilih memperbaiki pernikahannya dengan sang istri. Tapi satu hal yang pasti, tolong terima keberadaan putranya.
Sayangnya, Nicholas mendengar sendiri bagaimana istrinya tak sudi melihat keberadaan Sky pada pelayan di kediaman. Dari sana, Nicholas tak memiliki rasa apa pun untuk memperbaiki pernikahannya. Dia terus bersikap dingin dan datar pada istrinya, karena prioritasnya adalah anaknya, jika wanita yang dia nikahi tidak bisa menerima anaknya maka Nicholas akan melakukan yang sama.
Tidak menerima keberadaan istrinya dalam pernikahan ini.
***
Plot twist yg wah ya tentang Nicholas dan Katrina Rickards, wkwk.
Gimana guys? Mau next atau ga nih??
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Muncikari Nakal
FantasyWarning mature content (21+) Katrina Rickards, seorang muncikari nakal yang punya rumah bordil terbesar di Ibu kota. Dia mengayomi 'anak-anaknya' yang menghasilkan uang untuknya dengan cara menjual diri mereka. Pada suatu malam, Katrina tidak senga...