•I Confess My Love 13•

20 3 1
                                    

Haii
I'm come back all<3

Excited-nya kalian, excited-nya aku juga ❤️

Tandai typo!

Chapter kali ini nggak sampai seribu kata, jadi tolong di baca pelan-pelan dan rasakan feel-nya.

Dan jangan lupa tinggalin jejak dan vote ya.

•••

Happy Reading:)

"Sekuat apapun aku diluar sana, aku akan rapuh di depan ibuku sendiri."

-Jayandra Putra Pradipta-



Ketika merasakan jatuh cinta, ada dua reaksi yang akan terjadi. Cinta itu akan membuatmu memperbaiki diri atau justru malah menyesatkan diri. Kodratnya itu hanya bagaimana cara kita menyikapinya saja.

Jika cinta itu hanya mendatangkan mudharat maka dianjurkan untuk tidak melanjutkan rasa cinta itu, jika tetap dilanjutkan akan merusak perkembangan diri. Begitupun sebaliknya, jika rasa cinta itu membuat diri untuk bersemangat memperbaiki maka diperbolehkan untuk tetap dilanjutkan. Tetapi perlu diingat bahwa memiliki rasa cinta itu sewajarnya saja.

Jika malam sempurna dengan adanya cahaya bulan dan bintang maka perempuan sempurna dengan adanya rasa malu dan menjaga kehormatannya.

"Kala, menurut lo gimana tentang cowok yang ternyata hidupnya nggak bergelimang harta?" Tanya Zetta sembari rebahan di ranjang Iqala.

Malam ini Zetta menginap di rumah Iqala karena orang tua gadis itu sedang berada di luar negeri lebih tepatnya di Korea. Launa menemani Arsen bertemu dengan investor disana sekaligus kencan katanya.

Iqala sebenarnya ada Arga tetapi bosan jika harus bersama Arga terus, jadilah Iqala menyuruh Zetta untuk kemari. Sengaja Zetta saja, jika mengajak dua curut itu bisa ribut terus sepanjang malam dan di marahi oleh Arga.

Tak!

Iqala meringis dan mengusap kepalanya yang di lempar case ponsel oleh Zetta. Itu juga karena Iqala yang tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Kenapa Ta?" Tanya Iqala akhirnya. Tetapi matanya masih setia melihat layar laptopnya.

"Tentang cowok yang hidupnya nggak bergelimang harta," Zetta mengulangi ucapannya tadi.

Iqala memencet tombol pause agar video drama korea-nya berhenti sejenak. Gadis dengan piyama itu memutar kursi belajarnya untuk menghadap ke arah Zetta.

"Menurut gue itu biasa aja kayak harta itu bukan pandangan, ya meskipun di dunia ini juga perlu yang namanya harta. Lagipula kan harta bisa dicari sementara karakter dan sikapnya susah kalau nggak di bentuk sedari dini, iya nggak?"

Iqala tidak memandang harta jika memang kelak lelakinya tidak berkecukupan seperti kehidupannya sekarang. Baginya hidup dengan  karakter itu lebih utama.

Zetta hanya mengganguk saja. "Selain itu?"

"Banyak deh kalau pendapat gue. Lo kenapa dah nanya begitu? Cowok mana yang lagi lo pepet."

Zetta melongo, dia kira Iqala masih ingat ternyata tidak. Ah Zetta mengakui itu, temannya memang pelupa. Sedikit apapun rahasia itu, Iqala bisa saja lupa mungkin itu sudah setelan otaknya sedari lahir.

[✓] I Confess My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang