Jaemin terbangun disebuah tempat yang sungguh terasa asing baginya.Ruangan yang gelap,tempat yang begitu kumuh dan berdebu membuat hidungnya serasa tertusuk seperti ingin bersin.
Ia melirik arloji jam ditangannya yang terikat,dan jam menunjukkan pukul 03.00 pagi.
"gue diculik?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Ia beranjak dari kursinya dan mulai berpikir untuk mencari jalan keluar.Namun,belum sampai dari depan pintu seseorang sudah lebih dulu mendobraknya.
"Mau kemana kau?!"
"Siapa lo?!" Dahi Jaemin mengerut saat melihat seorang laki-laki yang memakai topi dan masker berwarna hitam.
"Hahaha.....lo ga perlu tau gue siapa"
Tawa laki-laki itu terdengar nyaring dipendengaran Jaemin.Kemudian ia melangkah mendekati Jaemin yang masih terdiam.Perlahan Jaemin melangkah mundur saat laki-laki itu semakin dekat dengannya,hingga punggungnya menabrak sebuah tembok yang kotor itu.
Laki-laki itu tersenyum menyeringai dibalik masker hitam yang dipakainya,tangannya terulur untuk mengelus pipi mulus milik Jaemin.
"So...beautifull boy" lirih laki-laki itu membuat bulu halus Jaemin menegang.
Jaemin menepis kasar tangan milik laki-laki itu ketika semakin meraba dirinya.Kepala laki-laki itu mendekat,matanya terus menyorot pada bibir tipis Jaemin yang pinky itu.
Tangan laki-laki itu kembali meraba tubuh Jaemin.Jaemin meringis kecil saat pantatnya berhasil diremas oleh laki-laki itu.Waktu terasa begitu lama,Jaemin hanya bisa berdoa dalam hatinya.Belum melawan saja sudah dipastikan ia akan kalah,terlebih lagi badan besar yang laki-laki itu miliki tentu tenaganya tak kalah besar juga.
Saat ini jarak keduanya sangat minim,bibir laki-laki itu hendak menempel di bibir milik Jaemin namun untungnya sebuah panggilan telepon menghentikan aktivitas itu.
"Ck,sialan" decaknya,namun laki-laki itu tetap mengangkat deringan ponsel tersebut dan melangkah keluar dari ruangan itu.
Jaemin menghembuskan napasnya lega,ia hampir saja dilecehkan.Untung saja seseorang menelfon laki-laki itu,jika tidak bisa ia pastikan dirinya akan bangun besok pagi.
Sebelum laki-laki itu kembali lagi,Jaemin pun bergegas untuk mencari jalan keluar tanpa melepas tali yang mengikat kedua tangannya itu.
Langkah jaemin terhenti saat melihat sebuah ruangan luas dihadapannya seolah ruangan itu adalah ruang tamu disebuah rumah besar.Mata jernih laki-laki itu mengarah pada sebuah dapur yang berada tak jauh darinya yang menyorot pada sejejeran pisau dengan bentuk yang berbeda-beda.
Jaemin melangkah dengan pelan berusaha untuk tidak menimbulkan suara sedikitpun.Setelah sampai didapur itu ia segera mengambil pisau untuk memotong tali besar yang mengikat kedua tangannya.Setelah tali itu terlepas,Jaemin pun menghembuskan napasnya lega.
Jaemin hendak melangkahkan kakinya kembali untuk keluar dari tempat itu,namun sebuah deheman suara membuat tubuhnya terdiam membeku.
"ekhem,mau apa kau disini?,hm?"
Jaemin terdiam sejenak,"a-aku lapar,jadi aku akan memasak"
Laki-laki itu tersenyum menyeringai,"untukku?"
'pede gilak' -batin Jaemin.
"Y-ya,untuk kita berdua"
Kemudian Jaemin mulai mengambil beberapa bahan di lemari pendingin dengan jantungnya yang berdegup kencang.Sedangkan laki-laki tadi tengah mengawasi pergerakan Jaemin dengan tangan yang dilipat didepan dadanya.
Kini Jaemin tengah berkutat dengan peralatan dapur dengan keringat dingin.Tak lama,terasa sebuah tangan besar yang berhasil mendekapnya dari belakang.Jaemin yang merasa risih pun berusaha memberontak,namun perkataan laki-laki itu mampu membuat nya terdiam.
"Don't move too much,nanti 'dia' terbangun"bisik laki-laki itu tepat ditelinga Jaemin.Seolah tau apa maksud darinya,Jaemin pun hanya terdiam.
Waktu yang terasa begitu lama bagi Jaemin pun berlalu,kini kedua laki-laki itu tengah memakan masakan dari Jaemin.
" Sebenarnya siapa namamu?dan apa yang kau mau dariku?"tanya Jaemin dengan takut-takut.
"Namaku?Hwang Hyunjin,yang ku mau tentu saja dirimu Na Jaemin"balas laki-laki yang bernama Hyunjin itu.
" Hyunjin?bukankah kau sudah menikah dengan Han Jisung?,lalu kenapa kau menginginkanku?"
"Aku dan Jeno saling bermusuhan,dulu saat kami balap motor,Jeno menabrak Han yang akan menolongku karena terjatuh.Dan hal itu membuat Han koma sampai sekarang,dokter bilang dia membutuhkan donor darah.Namun,sampai sekarang darah yang cocok dengannya belum juga ada.Maka dari itu aku berniat untuk menculikmu agar Jeno bisa bertanggung jawab atas kesalahannya" Balas Hyunjin panjang lebar.
Jaemin menganggukkan kepalanya tanda mengerti,"Apa golongan darahnya?"
"Golongan darahnya XXX"
"Kau bisa mengambil darahku saja,darahku sama dengan istrimu"
Hyunjin melebarkan matanya terkejut,"kau serius?".
Jaemin pun mengangguk,"Hm,kita bisa kesana sekarang"
Lalu keduanya bersama-sama untuk menuju kerumah sakit,tempat Han dirawat.
***
Sedangkan disisi lain kini sebuah pencarian tengah dilakukan.Tadi malam,sesaat sebelum Ten dan suaminya tertidur sebuah panggilan telepon mengalikan perhatian mereka.Dahinya mengernyit saat melihat nama Jeno yang tertera disana.
Ten menjatuhkan ponselnya setelah mendengar kabar dari Jeno bahwa Jaemin baru saja menghilang.Hal itu membuat pasutri tersebut merasa begitu cemas.Dengan segera mereka menyusul Jeno ke bukit Pertapan,tempat menginapnya Jaemin dan teman-temannya.
Pencarian kembali dilakukan setelah orang tua Jaemin datang.Mereka terus mencari tanpa memikirkan malam yang mulai larut.
Pagi hari pun tiba,namun pencarian Jaemin belum juga menghasilkan kabar.Segera Yuta menyuruh anak buahnya untuk mencari Jaemin dibantu oleh pihak-pihak yang lain.
Merasa begitu cemas,membuat Ten jatuh pingsan.Lalu Yuta membawa Ten ke sebuah rumah sakit terdekat dan menyuruh Jeno dan temannya untuk membereskan barang mereka dan segera pulang.Meskipun sudah beberapa kali menolak,akhirnya Jeno pun luluh juga.
Setelahnya Jeno dan temannya kembali ke Bukit Pertapan untuk mencari Jaemin kembali.Hari sudah menjelang siang,namun kabarnya Jaemin belum juga ditemukan.Hal itu membuat Ten dan Yuta merasa begitu cemas.Meskipun bukan anak kandung,Ten merasa begitu khawatir saat mendengar kabar Jaemin yang menghilang.
Sudah begitu banyak orang-orang yang ikut mencari keberadaan Jaemin,namun semua hasilnya tetap nihil.Belum ada satupun yang tau dimana Jaemin berada.
Tbc......
Hai guysss
Gimana sama part inii???
Sudah mau mendekati End nih guyss
Ayoo tebak Endingnya dipart brapa??
Tulis di kolom komen yaa
Jangan lupa vote cerita author inii
See uu guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
Nana 𝙽𝚘𝚗𝚘[𝙴𝙽𝙳]
Romance"ga" "Kalo cewe bilang 'ga' itu artinya dia bilang 'iya'" "Gue bukan cewe No kalo lo lupa"sahut Jaemin kesal. "Lo emang bukan cewe,tapi dimata gue lo cewe gue"singkat sih,tapi mampu buat Jaemin salting. BACA CERITA INI DOSA TANGGUNG SENDIRI YA!! NO...