27

182 32 2
                                    

Dia berdiri di tengah gurun yang luas, pasir berterbangan di udara, dan matahari terik menyinari dengan kejam.

Di kejauhan, ia melihat sosok Gaara dan Shukaku, namun ada sesuatu yang berbeda kali ini—mereka tampak tak berdaya.

Gaara berdiri di depan Shukaku yang besar, namun raut wajahnya bukanlah wajah pemimpin yang biasanya kuat dan penuh keyakinan.

Dia terlihat lelah, kepalanya tertunduk, dan pasir yang biasanya mengelilinginya seperti perisai pelindung kini bergerak tak teratur, lemah, seolah kehilangan arah.

Di sampingnya, Shukaku tampak seperti terjebak, tubuh besarnya seakan terperangkap di dalam pasir yang terus bergerak, membuatnya semakin terbenam.

Mata Shukaku, yang biasanya penuh amarah, kini menatap Ren dengan tatapan yang penuh permohonan, "Mugenbi.." ujarnya pelan.

“Ren…” suara Gaara terdengar serak dan berat, memanggil namanya dengan nada yang putus asa. "Kami... kami tidak bisa keluar dari sini."

Ren mendekat, meski setiap langkah terasa berat seperti sedang berjalan melawan angin badai pasir.

Gaara terlihat semakin terdesak, pasir-pasir di sekitarnya seakan memberontak, tidak lagi mengikuti perintahnya.

Ren bisa merasakan kepanikan Gaara, sesuatu yang tak pernah ia lihat dari sosok yang biasanya begitu tenang dan terkendali.

Shukaku yang biasanya buas dan tidak terkendali, sekarang malah tampak seperti seekor hewan yang ketakutan.

Teriakannya bukan teriakan marah, melainkan teriakan minta tolong.

Ia meronta-ronta, berusaha keluar dari pasir yang semakin menenggelamkannya.

Gaara mencoba membantunya, namun setiap usahanya hanya membuat mereka semakin terjebak.

“Ren, tolong…” Gaara berkata dengan suara yang gemetar.

Pasir yang mengelilinginya semakin mengganas, menghisap Shukaku lebih dalam.

Ada sesuatu yang menghalangi kekuatan mereka, sesuatu yang tak terlihat namun terasa begitu kuat, seakan mengunci mereka dalam situasi yang tidak berdaya.

Ren berusaha meraih tangan Gaara, tapi jarak di antara mereka seakan terus memanjang, tak peduli seberapa keras Ren mencoba mendekat.

Matanya bertemu dengan mata Shukaku, dan untuk pertama kalinya, ia melihat ketakutan di sana.

Shukaku mencoba berkata sesuatu, tetapi suaranya tertahan oleh pasir yang membungkamnya.

Gaara berusaha tersenyum meski jelas dari wajahnya ia menahan ketakutan. “Aku tidak tahu harus bagaimana… aku tidak tahu bagaimana cara menyelamatkan kami…” Suara Gaara hampir tenggelam di antara desiran pasir dan angin yang berteriak di telinga Ren.

Ren bisa merasakan sakit yang dialami Gaara, kesulitan yang mereka alami berdua.

Ren ingin sekali membantu, meraih mereka dan menarik mereka keluar dari kesulitan ini.

Tapi dia terjebak di tempatnya, hanya bisa menatap dengan putus asa. Hati Ren terasa berat, penuh dengan rasa tidak berdaya yang mengerikan.

Gaara dan Shukaku terlihat semakin tenggelam, pasir-pasir yang menyelimuti mereka tampak semakin pekat, seolah menelan seluruh keberadaan mereka.

Ren terbangun tiba-tiba dengan napas memburu, matanya terbuka lebar.

Ia masih bisa merasakan pasir di antara jemarinya, mendengar suara Gaara yang putus asa, dan melihat tatapan Shukaku yang penuh permohonan.

Naruto world x Male ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang