33

193 30 3
                                    

Mereka diminta berkumpul sebelum memulai misi, karena ada 1 anggota tambahan dan 1 kapten pengganti yang akan menggantikan Sasuke dan Kakashi untuk sementara waktu.

"Apa aku terlambat?" tanya Ren begitu tiba dihadapan Sakura dan Naruto.

"Tidak kok, kami hanya datang lebih awal" ujar Sakura seraya tersenyum.

Ren mengangguk mengerti dan menatap ke belakang Sakura, matanya sedikit melebar beberapa detik ketika mengetahui siapa anggota barunya.

Matanya menatap tajam ke pria yang ada di belakang Sakura, pria yang sama yang menyerangnya tempo hari.

"Halo" sapanya dengan senyum palsu.

"Kau orang yang diatap!" tunjuk Naruto.

"Halo aku adalah pengganti Kakashi-san untuk misi ini" ujar seseorang yang akan menjadi pemimpin tim ini.

"Namaku Sai" ujar pria yang menyerang Ren sebelumnya.

"Naruto, kau kenal dengannya?" tanya Sakura.

"Dia pria yang menyerangku di atap saat sedang bersama Shikamaru, lalu dia juga pria yang sama yang menyerang Ren" ujar Naruto sembari mengeluarkan kunainya, pria itu juga memegang pedang di punggungnya.

Diam-diam Ren menyeringai kecil dan melesat maju tanpa aba-aba, tubuhnya hampir menjadi bayangan saking cepatnya. Dalam sekejap, ia sudah berada di hadapan Sai.

Sakura dan Naruto bahkan tidak sempat menyadari kapan tepatnya Ren mulai bergerak. Sedangkan Sai tidak memiliki waktu untuk bereaksi.

Pukulan keras Ren menghantam wajah Sai, hingga Sai jatuh ke tanah, darah mengalir sedikit dari sudut bibirnya.

Sai mendongak, menatap Ren dengan senyum kecil.

"Ren!" Sakura berseru panik, tapi tak ada jawaban. Ren tetap diam, berdiri dengan tatapan tajam dan dingin yang belum pernah Sakura atau Naruto lihat sebelumnya.

Sai menggambar dengan gerakan tangan yang sangat cepat, menciptakan burung-burung tinta yang melesat maju ke arah Ren.

Namun, dengan satu gerakan tangan, Ren menciptakan ribuan serpihan es kecil yang beterbangan seperti badai salju.

Serpihan-serpihan itu menembus burung-burung tinta, membekukannya dalam sekejap hingga mereka hancur berkeping-keping di udara.

Sai terperanjat. Tak ada satu pun makhluk tinta yang berhasil mendekati Ren kali ini.

Tatapan Ren semakin tajam. Ia mengangkat tangannya di udara, butiran es mulai menggumpal menjadi tombak-tombak besar yang melayang tepat di atas kepala Sai.

“Bersiaplah,” ucap Ren dingin.

Dengan kecepatan luar biasa, tombak-tombak es itu meluncur ke arah Sai.

Sai melompat mundur, menghindari beberapa tombak yang menghantam tanah, tapi satu tombak berhasil menggores bahunya.

Luka yang diterima Sai mulai mengeluarkan darah yang perlahan-lahan menjadi biru oleh efek dinginnya es.

Sai terhuyung, tapi ia kembali berdiri, meskipun kali ini napasnya sedikit terengah.

Melihat itu, Ren tersenyum miring, seolah menunjukkan bahwa ia belum mengeluarkan kekuatan sepenuhnya.

Sai menciptakan klon-klon tinta yang mulai mengelilingi Ren, mengepungnya dari segala arah.

Ren hanya berdiri diam, seolah tak terganggu. Ia mengangkat satu tangan, dan seluruh area sekitarnya mulai membeku, bahkan udara terasa membeku.

Klon-klon tinta Sai yang mendekat langsung membeku, satu per satu sebelum bisa menyentuh Ren.

Ren bergerak dengan kecepatan luar biasa, meninggalkan bayangan yang samar di tempatnya berdiri.

Naruto world x Male ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang