33. Reconvene

398 53 4
                                    

nas's notes: hi, i'm back! akhirnya aku update dan untuk teman-teman yang menanyakan tanisha, aku mendebutkan keberadaannya di sini (sebelum debut lebih banyak di all in good time)

jangan lupa vomments-nya. yang suka baca offline, boleh dinyalakan dulu paket datanya dan vomments terus matikan lagi. boleh juga dipromosikan ke kawan-kawan kelean ye biar ni cerita tidak mengendap.

terima kasih banyak semuanya dan selamat membaca! xx

Jakarta, Indonesia
End of June 2026

Laila Tanisha Hassan baru saja berjalan keluar dari pintu otomatis di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta. Penampilan bak desainer rumah mode y2k dengan potongan rambut bergelombang membuat Tanisha dihadiahi lirikan oleh para perempuan muda yang senang melihat cewek cantik. Dari balik kacamata hitam rancangan Versace itulah matanya mencari seseorang yang akan menjemputnya. Ia tidak terpikir bahwa keluarga Hassan akan langsung menjemputnya begitu ia mengumumkan kepulangan beberapa hari sebelumnya. 

Akan tetapi, Tanisha juga mengumumkan kepulangannya ke teman kecil yang sudah seperti keluarganya dan teman kecil itulah yang akan meneriakinya di luar bandara.

"KAKAK!"

Panggilan itulah membuat Tanisha mencari sumber suara yang terdengar familiar dan beberapa detik kemudian ada perempuan muda yang berlari ke arahnya. Matanya menangkap kehadiran Giandra Euphrasia yang kerap menyambutnya pulang dengan perasaan antusias.

"GI!" balas Tanisha sembari meraih tubuh Giandra dan memeluknya dengan erat. "My Baby will be a bride! I miss you so much!"

Pertemuan terakhir antara Tanisha dan Giandra sendiri di pertengahan tahun lalu di Amerika Serikat. Itupun karena Giandra pergi untuk mengurus perilisan buku baru dan Tanisha yang pergi untuk perjalanan bisnis. Tentu saja Tanisha sudah lama tidak mengunjungi Indonesia karena memilih untuk bekerja sebagai seorang insinyur di salah satu pabrikan otomotif besar di Eropa (Tanisha tidak bercerita secara spesifik soal kantornya saat ini. Ia khawatir perusahaanya sekarang akan mengejutkan semua orang). 

Begitu radar informasinya mendengar Giandra akan mengadakan acara lamaran di awal Juli nanti dan kemudian ia diundang secara langsung oleh Giandra, Tanisha pun langsung datang ke Jakarta untuk menghadiri acara lamaran teman terdekatnya. Tentu saja Tanisha hadir setelah diberikan ultinatum oleh keluarganya karena sudah lama tidak pulang ke rumah.

"Mama dan papaku seharusnya berterimakasih padamu," ujar Tanisha sembari berjalan bersama Giandra menuju parkiran, "mereka menggunakanmu untuk membuatku pulang ke Jakarta."

Giandra yang baru sama menemukan mobilnya pun melirik ke arah Tanisha. "I knew it."

"Aku ketinggalan apa saja?" tanya Tanisha saat ia dan Giandra memasukkan beberapa bawaannya ke dalam bagasi mobil.

"Banyak," gumam Giandra yang menutup pintu bagasi dan langsung masuk ke mobil bersama Tanisha, "salah satunya kakakmu yang kena fitnah karena dikaitkan dengan Clara Antonia."

"Berita sampah. Memang abangku itu tolol. Setidaknya Bang Hamdi sudah membersihkan semuanya setelah diamuk oleh Mama. Itu yang aku dengar, lah," ujar Tanisha setelah ia menutup pintu mobil dan mengenakan sabuk pengaman.

Giandra pun mulai menyalakan mesin mobilnya dan berjalan keluar dari parkiran bandara. Mereka berencana untuk langsung makan siang di PIM dibandingkan meluncur ke rumah orang tuanya Tanisha. Bahkan Tanisha berencana untuk tinggal bersama kakaknya, Hamdi, di Alam Sutera.

"Terus cemana kamu bisa tiba-tiba tunangan sama anak lelakinya Pak Remus?" tanya Tanisha saat melihat Giandra yang mulai melajukan kemudinya dan mengarahkan mobilnya untuk masuk ke tol. "Kau hamil, kah?"

The InheritanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang