19. All Ears

582 113 37
                                    

nas's notes: woww dalam sehari aku post dua part ... ayo tepuk tangan!

ayo vote dan comments-nya jangan lupa, ya! yang suka baca offline, please nyalain dulu paket datanya dan vote terus matikan lagi yaaa. 

silahkan membaca dan terima kasih!!

Jakarta, Indonesia
End of May 2026

Setelah berpamitan dengan Akbar, Raka melanjutkan harinya dengan segelas kopi dari salah satu kedai kopi yang berada dalam hotel mewah yang terletak tak jauh dari pusat perbelanjaan. Seorang ajudan dengan jaket kulit pun datang bersama lelaki yang sudah ia nantikan. 

"Nicholas Wiradikarta, akhirnya kamu datang juga!"

Nicholas yang berjalan menuju Raka yang asyik duduk di atas sofa berwarna cokelat dan berada di pinggir jendela. Raka langsung berdiri dan mengulurkan tangan dengan sopan, lalu Nicholas menerima uluran tangan lelaki tersebut.

"Ini ada apa, ya, Pak?"

"Saya ingin mengobrol denganmu. Maafkan saya yang berusaha untuk menginterupsi agenda Minggumu." Raka mengatakannya sembari mempersilahkan Nicholas untuk duduk di hadapannya. "Silahkan, Mas."

Akhirnya Nicholas memilih untuk duduk dan seorang pelayan tampak menghampiri mereka berdua. Pelayan tersebut langsung berinisiatif menawarkan pesanan untuk Nicholas yang baru saja datang.

"Saya sudah makan, Pak." Nicholas berusaha untuk menolak.

"Kopi atau teh saja, Mas." Raka menawarkan dan membuat Nicholas mengangguk mengiyakan. Raka langsung berbicara dengan pelayan yang berdiri di sebelahnya. "Peppermint tea-nya satu saja untuk tamu saya. Panas, ya."

Pelayan itu tampak mencatat pesanan dengan sigap dan langsung bergegas menuju service counter dari kedai kopi tempat mereka bertemu. Beberapa menit kemudian, pelayan kembali membawakan pesanan Nicholas dan langsung menyajikannya dari teko berwarna putih. Pelayan juga memberikan beberapa potong kue kering rasa lemon sebagai complimentary.

"Bagaimana bisa kamu switch-career  dari bekerja sebagai insinyur di multinational company terus kerja jadi diplomat?" tanya Raka yang terkesan menyelidiki. Awalnya, ia berasumsi kalau Nicholas mendapat bantuan dari ayahnya yang menjadi Menlu di periode sebelumnya untuk bekerja di Kemlu, sayangnya asumsi Raka meleset.

"Saya memperoleh gelar ganda. Salah satunya Hubungan Internasional." Nicholas menjawab dan meminum tehnya. Pikiran Nicholas sudah terbiasa menghadapi orang yang memiliki asumsi berbeda saat melihat latar belakang pendidikannya serta orang yang mencoba untuk meremehkan dirinya dan keluarga.

"Bagaimana bisa kamu menjadi penyunting untuk buku-bukunya Giandra dan mengenalnya sejauh itu?"

"Karena saya bisa dan Giandra suka saya," ucap Nicholas dan ia langsung menyadari bahwa ia salah ucap, "maksudnya, Giandra suka dengan hasil pekerjaan saya. Saya juga selalu berdiskusi dengan Giandra dan kita juga teman dekat."

"Seharusnya kamu menjadi lelaki sukses di usia muda dengan karier yang apik. Kamu juga sudah S2, Mas." Raka melanjutkan kata-katanya dan terpikir untuk menggunakan Nicholas demi melaksanakan rencana kotornya untuk mencapai Giandra dan hatinya. "Sebenarnya saya ingin bertemu denganmu karena saya memiliki permintaan. Apakah saya boleh minta bantuanmu kali ini, Mas Nicholas?"

"Of course, I want to know. I'm all ears."

"Saya ingin kamu mendekatkan Giandra pada saya." Raka mengucapkan dan Nicholas mencerna apa yang baru saja ia dengar barusan. "Ini terang-terangan antara saya dan kamu, sebagai sesama lelaki dewasa, saya tertarik dengan Giandra dan saya ingin kamu membantu saya supaya Giandra bisa menerima keberadaan saya."

Sejujurnya Nicholas terkejut, namun ia berusaha untuk menahan ekspresi dan mulutnya agar tidak mengeluarkan beragam kata kotor dari beberapa bahasa yang ia kuasai. "Mendekatkan dalam konteks apa, Pak?"

"Romantic."

Nicholas menghela nafasnya dan mulai membatin. Astaghfirullah Raka Purnomo ... tentu saja aku yang harus bersaing dengan Hamdi Hassan atau Adipati Jawa masih bisa dinalar dan pantas, namun sekarang aku harus bersaing dengan iblis. Ya Allah ... baru saja aku mendengar permintaan suami orang untuk mendekatkan DIA dengan orang yang aku suka?! Bahkan kamu terobsesi secara terang-terangan seperti itu? Ya, aku akan dekatkan kamu pada rumah sakit jiwa atau kantor polisi. Mau berkelahi di sini? Ayo, aku akan mengalahkanmu, Raka. 

"Giandra tidak suka sama suami orang dan duda. Bahkan haram baginya untuk dijadikan selingkuhan atau istri kedua." Nicholas berkata dengan terus terang dan membuat Raka agak terkejut. "Ah, tentu saja saya tidak asal ngomong atau mengarang, Pak. Giandra pernah mengatakan ini di salah satu video wawancaranya."

Raka mulai menyadari bahwa Nicholas tidak akan membantunya. Ia berpikir bahwa ia akan membayar Nicholas jika lelaki itu bisa membantunya dalam membujuk Giandra agar mau dengannya. "Saya tidak akan menjadikan Giandra sebagai keduanya, Nicholas. Saya akan menjadikan ia sebagai satu-satunya dan saya akan melakukannya, dengan atau tanpa bantuanmu."

Memalukan. Jangan mencoba untuk mengotori dan menghina Giandra dengan cara seperti itu. Jika kau berani melakukannya dalam sekali percobaan, kamu akan mendapat tiket masuk otomatis ke neraka. Sebaiknya tahu batasan DAN UMURMU. Nicholas membatin dan ia sudah lelah mendengarkan permintaan lelaki yang semakin tidak bisa ia terima di pikirannya. 

Kau akan menangis, Nicholas. Aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Jangan mencoba untuk menghalangiku karena aku sudah lama mengincar Giandra. Hanya saja, aku baru melakukannya sekarang. Tunggu saja saat istriku mati dan hartanya menjadi milikku, aku akan melancarkan semua rencanaku untuk mendapatkan keluarga dan keturunan yang sempurna dari Giandra. Raka membatin sembari tersenyum penuh kelicikan.

"Saya tidak bisa memaksa Giandra, Pak. Yang terpenting saling suka. Pak Raka yakin Giandra suka sama Bapak?" Nicholas bertanya dengan kalimat yang bernada agak nyelekit. Sementara Raka sendiri mulai merasakan bahwa Nicholas sedang  meremehkannya. 

Sebelum Raka melanjutkan kalimatnya, seorang ajudan tampak mendekati Raka dan berbisik. Raka langsung mempersiapkan dirinya untuk pergi dari kedai kopi tersebut. "Terima kasih, Mas Nicholas. Semoga harimu baik."

"Terima kasih Pak Raka ... untuk tehnya," ucap Nicholas begitu melihat Raka dan ajudannya mulai meninggalkan dirinya sendirian. Nicholas langsung merogoh isi kantongnya untuk mengambil ponsel pintarnya. Jemarinya langsung mematikan aplikasi perekamnya. Setidaknya ia memiliki sesuatu untuk berjaga-jaga, "duh, ponselku panas." 

Beruntung bahwa Nicholas terpikir untuk merekam sema percakapannya bersama Raka. Ia sudah menduga bahwa saat ajudannya Raka meminta Nicholas untuk bertemu dengan atasannya, akan ada obrolan yang agak tidak bisa dinalar seperti yang baru saja ia dengar barusan. Jadi Pak Raka memiliki ketertarikan ... ralat, obsesi, untuk menjadikan Giandra sebagai istri kedua? Sebenarnya, apa yang sedang ia pikirkan atau rencanakan hingga berani-beraninya memintaku untuk membantunya? Nicholas lagi-lagi membatin dengan dirinya sendiri.

Tak perlu berpikir lama, Nicholas langsung mengirim pesan kepada Giandra melalui WhatsApp. Lelaki itu mulai mengetik dengan perasaan resah dan ia harus mengendalikan matanya yang mulai berkaca-kaca. 

Nicholas Wiradikarta:
Gi, aku ingin bertemu.
Apakah aku bisa bertemu denganmu di rumah?

Giandra Euphrasia:
Kak Nicky!
Aku lagi di rumah mamaku. Nanti sore aku pulang, ya. 
Aku menantikanmu. Tunggu aku!

Nicholas Wiradikarta:
Aku harus bertemu denganmu. Aku akan gila.
Tolong kabari aku kapanpun kamu bisa.

Giandra Euphrasia:
Aku pulang sekarang.

Nicholas Wiradikarta:
Tunggu, Gi.

Nicholas pun menghela nafas dan matanya mulai berkaca-kaca. Ia tak menyangka bahwa beberapa menit yang lalu ia mendengar sebuah permintaan tidak masuk akal dari lelaki tua yang mengincar Giandranya. 

TBC

Published on August 11th, 2024

Question part 19: rate kalian untuk the inheritance sejauh ini udah di angka berapaa? PLEASE JAWAB AKU MAU TAUUU HUHUHU T^T

The InheritanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang