Pulang sekolah Joanna menunggu Jazzki hingga rapat selesai. Kata Jazzki rapat tersebut hanya sebentar, mungkin hanya tiga-puluh menitan saja.
Tadi pagi Papa berpesan pada Jazzki agar ikut menemani Joanna mengikuti les usai pulang sekolah. Ujian kenaikan kelas dilaksanakan dua bulan ke depan. Oleh karena itu Joanna harus mulai giat belajar dari sekarang agar dapat memperbaiki nilainya.
Joanna melangkah mendekati bola basket yang teronggok di pinggir lapangan. Sejak dulu Joanna ingin mengikuti ekstrakurikuler basket seperti Jazzki, namun kondisi tubuh Joanna yang tidak mendukung. Jazzki melarangnya keras, bahkan mendengar Joanna mendaftarkan diri saja Jazzki langsung gembar-gembor ke Mama dan Papa. Alhasil Joanna pun langsung mendapatkan ceramah.
Sore ini mumpung sekolah sudah sepi, Joanna mengambil bola yang menganggur tersebut, ia mulai mendribble bola di atas paving lapangan.
"Jo!" teriak seseorang dari pinggir lapangan.
Joanna melirik orang tersebut, bibirnya tersenyum miring. Joanna tau pasti anak itu hendak menyuruhnya untuk menyudahi permainan.
Jazzki menoleh ke ruangan tempat rapat yang tengah berlangsung, ia sengaja keluar hanya karena melihat Joanna mengintari lapangan sambil membawa bola basket.
"Berhenti nggak?" tanya Jazzki mendekati anak itu.
"Kalau lo berhasil rebut bola ini dari tangan gue, lo boleh nyuruh gue berhenti," jawab Joanna.
"Lo jangan bercanda, taruh lagi bolanya," balas Jazzki.
Dengan sengaja Joanna membawa lari bola basket yang berada penuh pada kuasanya. Ia melewati tubuh Jazzki dengan cepat, kemudian melakukan lay-up seraya menembakkan bola sehingga nampak masuk dengan sempurna.
Jazzki berkacak pinggang, sempat menyeringai melihat kemampuan Joanna dalam melakukan tembakan bola.
"Jo," panggil Jazzki.
Joanna tidak menggubris panggilannya. Ia terlalu asyik bermain dengan bola orange tersebut hingga nafasnya mulai terdengar nyaring.
Jazzki berdecak, ia bergerak menggulung lengan panjang almamater osis yang ia kenakan. Jazzki pasang badan di hadapan Joanna. Dua bocah kembar itu saling menatap, Joanna tersenyum setelah akhirnya Jazzki menanggapi juga permintaannya.
Ketika Jazzki memanjangkan tangannya, Joanna langsung memutar kaki kanannya sehingga ia dapat membelakangi Jazzki---pivot.
Joanna membawa bola tersebut sambil berlari. Jazzki tak kalah cepat mengikuti pergerakan kaki Joanna. Jazzki melompat dan mengangkat tangannya tinggi ketika Joanna berniat memasukkan bola ke dalam ring dalam jarak jauh.
"Shit!" umpat Joanna kesal ketika bola yang sudah ia layangkan berhasil ditepis tangan Jazzki sehingga bola tersebut keluar dari garis.
Jazzki tertawa puas. "Lo... Masih mau ngeraguin gue, hm?"
"Lo rutin latihan, gue latihan sekali aja nggak pernah, bangke...!"
"Sekarang gue yang menang, lo yang kalah. Duduk anteng di situ, tunggu gue sampai selesai," titah Jazzki.
Tak lupa Jazzki membawa masuk bola basket yang keluar dari garis tadi. Joanna mencebikkan bibir melihat tingkah super posesif dari saudara kembarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAZZKI & JOANNA
Teen FictionSi Kembar yang satu ini berbeda. Cerita ini menceritakan tentang dua cowok kembar bernama Jazzki dan Joanna. Dari segi fisik mereka berdua memang serupa, tapi apakah sifat mereka serupa pula? Jangan ditanya. Mending langsung baca aja!