17: Tutup Mulut

3.5K 313 81
                                        

2 minggu kemudian...

Jazzki melompat ke punggung Joanna, mengalungkan tangannya pada leher kembarannya tanpa menyadari jika tubuhnya begitu bongsor. Beruntung Joanna kalem, ia tidak ingin banyak berdebat lalu menggendong Jazzki dengan pasrah.

"Astaga ... berapa kali Mama bilang jangan suka bercanda di tangga," 

"Kamu, Jazz! Nggak kapok apa kaki kamu sampai nggak bisa jalan dua minggu, ini baru aja sembuh udah mau ngulangin lagi?!" hardik Elvi.

Yang dimarahin hanya cengar-cengir tanpa rasa bersalah. Ia masih anteng berada di punggung Joanna membiarkan adik kembarnya itu menggendong dirinya sampai lantai bawah.

"Turun!" titah Joanna.

"Sampai meja makan dong..." rayu Jazzki.

"Berat!"

"Dih..." Jazzki menapakkan kakinya ke lantai.

"Kalau sampai Jo oleng terus kalian berdua jatuh gimana? Nggak usah aneh-aneh deh," ujar Elvi tidak habis pikir dengan kelakuan kedua putranya.

"Kan, gue jadi kena marah," Joanna menyikut lengan Jazzki.

"Nggak bakalan jatuh kok, Ma... Dari kecil kan Jo udah terlatih buat gendong Jazz," kata Jazzki sembari merangkul pundak Joanna.

"Terpaksa," cibir Joanna.

"Pokoknya Mama nggak mau kalian bercanda di tangga lagi, Mama nggak mau salah satu atau kalian berdua sampai terluka."

"Tenang-"

"Jazz, Mama serius!" Elvi menaikkan nada bicaranya sambil menatap tajam wajah Jazzki yang sedari tadi terus menyahuti ucapannya.

Mulut Jazzki mengatup, pandangan anak itu seketika turun menatap sepasang sepatu hitam yang ia kenakan. Jazzki menyenggol-nyenggol tangan Joanna.

"Maaf, Ma... Kita janji nggak akan ngulangin lagi," cicit Joanna.

"Ada apa ini, pagi-pagi udah ada yang marah-marah?" Yohan menghampiri keluarga kecilnya yang sedang berkumpul di ujung bawah anak tangga.

"Tanya sama anak-anak kamu, dibilangin pada ngeyel," Elvi menatap Jazzki dan Joanna bergantian. Kemudian ia berbalik badan ketika Yohan berjalan ke arahnya, membiarkan Jazzki dan Joanna berhadapan langsung dengan Papa mereka.

"Kenapa? Apa yang udah kalian lakuin?" tanya Yohan.

Jazzki dan Joanna tidak ada yang mau angkat bicara. Malah saling melirik lantaran gugup mendapati tatapan penuh tanda tanya dari wajah Papanya.

"Jazz?" Yohan memanggil Jazzki meminta penjelasan.

"Itu Pa ... nggak sengaja bercanda di tangga..." balas Jazzki lalu diakhiri dengan cengiran canggung. Sedangkan Joanna sudah nampak tidak santai lagi.

Yohan mengesahkan nafasnya kasar. "Kalian tau kan apa resikonya?"

Jazzki dan Joanna saling mengangguk.

"Papa nggak mau lihat kalian bercanda di tangga lagi. Mau sengaja atau nggak sengaja, Papa nggak mau denger alasan kalian. Seharusnya kalian bisa belajar dari kesalahan kemarin. Ngerti?"

"Ngerti, Pa," jawab mereka kompak.

Joanna melirik wajah Jazzki.

Gara-gara lo gue jadi kena!

●●●

Senin pagi jalanan sudah dipadati anak-anak yang hendak berangkat sekolah. Sebagian besar sekolah di hari Senin pasti mengadakan kegiatan wajib upacara bendera membuat mereka---para pengendara berseragam sekolah mengendarai motornya dengan kebut-kebutan.

JAZZKI & JOANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang