03: Baper?

3.2K 213 7
                                    

Semenjak kejadian tadi, Jazzki merasa sedikit tidak enak hati pada Joanna. Sebenarnya tujuan Jazzki mencepukan apa yang terjadi selama mereka bersama kepada Mama dan Papa hanya untuk mengisi obrolan keluarga. Tidak sepanjang waktu mereka bisa berkumpul bersama, adapun moment-moment itu, Jazzki jadikan Joanna sebagai bahan obrolan mereka.

Omelan yang dimaksud Joanna menurut Jazzki bukan omelan yang benar-benar marah. Tapi omelan sayang orangtua kepada anaknya.

Itu menurut Jazzki.

Berbeda dengan pandangan Joanna.

Pulang sekolah Jazzki memutuskan untuk langsung pulang seperti apa yang dilakukan Joanna.

Jazzki menyamakan langkah kakinya dengan Joanna.

"Jo!" seru Jazzki sambil menepuk pundak cowok itu.

Joanna berjingkrak kaget. Ia terkejut bukan main ketika tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba ada yang menyerukan namanya sambil menepuk pundak.

Joanna mengusap-usap dadanya. Bibirnya bergeming di tempat, langkah kakinya langsung berhenti. Joanna memejamkan mata sambil merapalkan sesuatu.

"Jo, lo nggak papa?" Jazzki memegang pundak anak itu.

Setelah merasa cukup tenang, Joanna perlahan membuka mata. "Lo tau kan gue ni gampang kaget?"

"Sorry gue nggak sengaja," kening Jazzki sempat berkerut melihat Joanna terkejut.

Joanna mengesahkan nafas panjang. "Napa lo manggil gue semangat banget?" tanya Joanna.

"Gue mau jelasin soal tadi. Maksud gue nggak seperti yang--"

"Lupain," pungkas Joanna. "Jazz, gue tau maksud lo ngomong ini-itu biar sakit gue nggak kambuh. Tapi lo nggak perlu sedetail itu ke Papa sama Mama, gue ngerti batasan kok."

"Ya maap, Jo. Lo tau sendiri kan mulut gue gimana," Jazzki tersenyum hingga kedua matanya tenggelam.

"Harus dijejal tai emang mulut lo tuh."

"Anjirt! Jorok banget sih bahasa lo!"

●●●

Jazzki menuruni anak tangga bersamaan dengan Joanna. Sesekali Jazzki mengalungkan tangannya pada leher Joanna meminta kembarannya itu supaya menggendong dirinya.

"Jazz! Anjing!" pekik Joanna merasa tangan Jazzki menarik pundaknya lalu seketika tubuh sang kembaran sudah nangkring di pundaknya.

"Turun nggak?!" kesal Joanna.

"Sampe bawah, dek," pinta Jazzki sembari menaruh dagunya di atas bahu Joanna.

Joanna mencebikkan bibir, lalu dengan terpaksa ia pun menggendong tubuh Jazzki melewati anak tangga.

Elvi geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua putranya. Si sulung yang suka mengusili adiknya, dan si bungsu yang malas berdebat lalu berakhir pasrah.

"Sudah-sudah, kalian berdua ini lagi di tangga jangan dorong-dorongan dong," ujar Elvi sembari memberikan isyarat kepada Jazzki dan Joanna agar segera menyudahi candaan mereka.

Yohan pun ikut tersenyum melihat kedua putranya akur.

"Anak Mama ini kalau senyum kan ganteng," ujar Elvi menangkup pipi Joanna sebentar.

Joanna menaik-turunkan alisnya dengan bangga ketika dipuji oleh Mamanya.

"Jo, kamu udah ikut les yang Papa daftarin kan?" tanya Yohan.

JAZZKI & JOANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang