14: Tumbang

2K 199 121
                                    

Jazzki heran, sebenarnya berapa jam kerja di kantor Mama dan Papanya sehingga pukul delapan malam mereka belum juga pulang ke rumah. Joanna sudah tidur di kamar bawah, anak itu masih terlihat kurang sehat. Pulang sekolah tadi ia hanya mengambil beberapa baju ganti dari kamar Jazzki dan menyiapkan peralatan makan untuk Jazzki, kemudian Joanna terlelap di kamar lantai bawah sampai sekarang.

Dengan langkah pincang nan tertatih Jazzki membuka tirai jendela begitu mendengar suara mobil berhenti dari depan gerbang rumahnya.

Pintu gerbang memang tertutup rapat, akan tetapi ia tetap hafal jika suara mobil tersebut bukan mobil milik Elvi maupun Yohan. Setelah sekian menit mengintip dari balik jendela, Jazzki mendengar suara mobil lagi. Kini ia yakin jika mobil itu adalah mobil milik Elvi. Jazzki memincingkan matanya ketika Elvi membuka pintu gerbang, dengan gerakan cepat seorang lelaki keluar dari dalam mobil Elvi kemudian ia segera naik ke mobil yang sampai lebih dulu tadi. Nampak Elvi melambaikan tangan pada seseorang di dalam mobil misterius tersebut.

Jazzki segera menutup tirai ketika Mamanya mengendarai mobil masuk ke dalam garasi. Jazzki berjalan tertatih menuju tempat lain selain di depan pintu masuk.

Sebelum masuk rumah, Elvi mengenakan blazer untuk menutupi pakaiannya yang lumayan ketat. Sesampainya di dalam, ia belum mendengar suara Jazzki maupun Joanna. Sunyi banget rumah ini.

"Jazz ... Jo ... Mama pulang nih, Mama bawa makan malam spesial buat kalian..." kata Elvi sembari menaruh tas nya di kursi meja makan. Ia menenteng beberapa makanan yang ia beli dari luar.

"Pada kemana sih..?" Elvi bertanya pada dirinya sendiri. Ia mengedarkan pandang.

Elvi menepuk keningnya, ia hampir berjalan ke arah tangga namun begitu ia mengingat jika Jazzki dan Joanna sedang pindah kamar, Elvi pun langsung mengurungkan niatnya.

"Mama jam segini kok baru pulang?" tanya Jazzki mengagetkan Elvi.

"Jazz ... kamu bikin Mama kaget," ujar Elvi sembari mengusap dadanya.

"Iya, Jazz... Kerjaan Mama lagi banyak banget di kantor," sambung Elvi.

"Banyak banget kah, Ma?"

Elvi mengernyit menatap wajah putranya. "Memang kenapa Sayang?"

"Mama nggak pegang hp kah seharian ini? Jazz belasan kali nelponin Mama tadi," ujar Jazzki sedikit marah. Joanna memang mengakui Jazzki ialah anak yang pemberani. Kepada orang tuanya saja ia berani membantah apalagi dengan orang lain.

"Oh ya?" Elvi mengecek ponselnya yang berada di dalam tas.

Jazzki menunggu hingga Elvi membuka deretan pesan yang sedari tadi hanya dicuekkan.

"Aduh maafin Mama ya, Jazz... Mama lupa masih aktif pakai mode hening, jadi nggak tau kalau kamu nelpon dari tadi."

"Harusnya kan notifikasinya tetep masuk, Ma... Orang hp Mama aktif kok.."

"Tapi kan Mama nggak fokus ke notif masuk, Nak. Mama lagi kerja, memangnya ada apa sampai kamu spam telpon ke Mama?"

"Tadi Jo pingsan, makanya Jazz bingung harus apa. Nelpon Mama gak diangkat, nelpon Papa juga gak diangkat," jelas Jazzki.

"Jo pingsan?! Terus sekarang gimana? Udah dibawa periksa belum?" panik Elvi mendengar putra kembar yang satunya sedang tidak baik-baik saja.

"Tidur dia sekarang, Ma."

"Di kamar bawah?"

Jazzki mengangguk.

Elvi berjalan cepat menuju ke kamar bawah tempat sementara Jazzki dan Joanna tidur. Elvi membuka pintu kamar dan menemukan Joanna sedang tertidur di sana. Elvi duduk di pinggir kasur yang tersisa, ia menempelkan telapak tangannya pada pipi Joanna.

JAZZKI & JOANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang