11: Menjaga Jazz

1.6K 204 71
                                    

Malam itu juga Jazzki langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Seluruh tubuh Jazzki terasa sakit terutama pada daerah kaki---sekitar lutut hingga pergelangan kakinya. Jazzki merasa tulang kakinya seolah patah, rasa sakitnya tidak tertahankan dan sangat membuatnya tersiksa.

Kini kaki Jazzki membiru dan nampak bengkak. Anak itu hampir menangis selama menjalani pemeriksaan rontgen.

Namun beruntungnya setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, tidak ditemukan adanya tulang yang patah pada sekitar tulang ekor hingga pergelangan kaki Jazzki.

Akan tetapi juga wajar jika Jazzki merasa kesakitan karena kakinya ternyata terkilir. Terkilir disebabkan karena ligamen pada persendian kaki mengalami suatu kondisi yang membuatnya meregang terlalu jauh atau bahkan robek. Ligamen sendiri merupakan jaringan ikat yang terdapat pada persendian. Seluruh sendi kita diikat oleh jaringan berserat yang berfungsi untuk menghubungkan antara tulang dengan tubuh. Ligamen dapat cidera ketika tubuh seseorang melakukan gerakan tertentu yang membuat sendi mengalami tekanan.

Kaki Jazzki harus diperban untuk membatasi pergerakan kakinya.

Joanna menggigit bibir bawahnya tidak berani berkutik. Ia berada di belakang Mama dan Papanya yang sedang mengelilingi brankar tempat Jazzki terbaring. Joanna tidak menyangka jika semua bakal berakhir seperti ini. Tentu Joanna merasa bersalah dan menyesal.

Namun tidak ada yang memarahinya, Elvi dan Yohan tidak menyapanya mulai dari Jazzki dibawa masuk hingga selesai mendapat perawatan.

"Tadi dokter udah ngasih pereda nyeri buat ngurangin rasa sakit kamu," Elvi mengusap lembut ujung kepala Jazzki. Hati ibu mana yang tidak sakit ketika melihat kepala putranya dijahit karena terluka di depan matanya sendiri.

"Jazz..." setelah berperang batin, Joanna akhirnya memilih untuk bersuara setelah sekian jam hanya diam di pojokan.

Jazzki memejamkan matanya ketika Joanna menyebut namanya.

"Jazz mau istirahat, kamu juga istirahat," ujar Elvi dingin.

"Maafin Jo, Ma," ujar Joanna.

"Lain kali pikir dulu tindakan yang mau kamu lakuin sebelum kamu benar-benar melakukannya," tegur Elvi.

"Jo nggak sengaja, Ma..."

"Mama tau, Jo. Mama lihat kamu sengaja dorong Jazz. Rebutan apa sih tadi?"

"Pa, Ma, Jazz mau istirahat..." gumam Jazzki tidak ingin mendengar keributan.

"Istirahat, semua istirahat." Titah Yohan sembari mengusap pundak Elvi guna menurunkan emosi istrinya.

Yohan memberikan kode mata pada Elvi sehingga Elvi langsung menarik nafas panjang.

Malam itu Joanna hanya bisa menyesali perbuatannya. Ia merasa seluruh orang rumah marah kepada dirinya. Meski Papa tidak ikut mengucapkan kalimat kasar tetapi Joanna merasa tengah didiamkan oleh Papanya. Seolah mereka ingin membuat Joanna sadar akan letak kesalahannya tanpa harus diutarakan dalam bentuk kata.

●●●

Jazzki tidak pernah benar-benar marah. Bahkan anak tersebut sangat jarang marah, baru kali ini Joanna menghadapi reaksi Jazzki yang teramat dingin. Biasanya Joanna yang memberikan tatapan dingin, namun kali ini Jazzki yang melakukannya. Joanna sudah mencoba membuka topik ketika sarapan pagi diantar oleh perawat, namun masih saja Jazzki membisu di tempatnya. Tidak menanggapi celoteh Joanna sedikit pun.

"Mama sama Papa baru pulang, mau siap-siap kerja," Joanna kembali bersuara.

"Gue suapin," Joanna sedari tadi sudah duduk di samping Jazzki. Namun anak itu masih mengabaikan dirinya.

JAZZKI & JOANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang