Penglihatan Joanna berujung menjadi gelap. Gelap yang membuat Joanna semakin tidak bisa mengontrol kesadarannya. Ia bahkan tidak menyahut ketika Desta memanggil-manggil namanya. Padahal ketika Joanna hampir pingsan, dipanggil sekali-dua kali saja anak itu akan langsung kembali sadar namun kali ini ia benar-benar tumbang hingga tidak sanggup menahan bobot tubuhnya lagi.
Seperti biasa jika ada siswa yang sakit akan langsung dilarikan ke UKS. Saat ini Joanna juga sedang berada di UKS. Awalnya sebagian anak kelas ikut melihat kondisi Joanna yang mendadak pingsan, namun setelah Guru datang dan membubarkan kerumunan, kini tersisa Jazzki dan Desta saja yang mendampingi Joanna.
"Lo sadar nggak fisik Jo dari kemaren-kemaren udah nggak fit?" tanya Desta.
"Dia nggak ngeluh apa-apa sama gue," jawab Jazzki masih sibuk mengipasi tubuh Joanna yang berkeringat.
"Tapi kalau lo mau kasih dikit aja perhatian lo buat dia, lo bakal ngerti Jo sebenarnya lagi nahan sakit."
"Des, lo nggak tau apa-apa tentang hidupnya Jo. Gue saudaranya, gue yang lebih tau tentang dia." Jazzki emosi mendengar Desta sedari kemarin hanya memancing perkara dengan dirinya, sebenarnya apa masalah anak itu?
"Kalau lo tau, kalau lo lebih paham dari gue, kenapa tadi pas berangkat lo biarin dia gendong tubuh lo? Lo sadar nggak Jo bawa tubuh dia sendiri dari lantai satu ke kelas kita aja udah ngos-ngosan, apalagi dia bawa tubuh lo, pea..."
"Mata lo buta? Kaki gua sakit babi!" Jazzki menunjuk kakinya yang diperban. "Kalau kaki gua waras, nggak mungkin gua mau digendong Jo sampai kelas." Jazzki kukuh tetap tidak mau disalahkan.
"Astaga ini pada ngeributin apa sih berisik banget...." Awalnya Guru penjaga UKS sudah lega ketika hanya dua orang yang menjaga Joanna. Namun ketika ditinggal, dua orang itu malah bertengkar ribut. Bukan berusaha menyadarkan kawannya yang masih tidak sadarkan diri mereka malah saling menyalahkan.
"Ambilin itu minyak anginnya," titah Bu Hilda menuding kotak penyimpanan obat. Beliau merupakan penjaga UKS yang tentunya tau letak berbagai obat yang tersimpan.
"Jo sadar, Jo..." Jazzki kembali fokus pada kondisi Joanna.
Bu Hilda menyuruh Desta supaya melonggarkan ikat pinggang Joanna. Dasi abu-abu yang senada dengan warna celana osisnya juga ikut dilonggarkan. Hidung Joanna diberikan minyak, perlahan-lahan wangi menyengat itu sampai ke penciuman Joanna.
"Jo, ayok bangun, gue traktir bakso sama es jeruk. Sambelnya semangkuk buat lo, ayo buruan bangun!" ujar Desta dengan penuh semangat.
Joanna bergerak membuka matanya ketika dirinya mulai bisa menyadari suara-suara di sekitarnya dan bau wewangian yang menyengat hidungnya.
Joanna mengerjab menyesuaikan cahaya yang masuk melalui retina matanya. Semua yang ia lihat tiba-tiba menjadi buram dan berbayang bahkan setelah berkali-kali ia mengerjabkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAZZKI & JOANNA
Novela JuvenilSi Kembar yang satu ini berbeda. Cerita ini menceritakan tentang dua cowok kembar bernama Jazzki dan Joanna. Dari segi fisik mereka berdua memang serupa, tapi apakah sifat mereka serupa pula? Jangan ditanya. Mending langsung baca aja!