Jazzki merupakan satu dari delapan siswa yang termasuk pentolan kelas. Jazzki datang terlambat pun guru tidak ada yang marah. Jazzki memang sangat disayang oleh para guru. Ia beruntung dalam segala hal.
Memasuki kelas, Jazzki melihat Joanna tengah menelungkupkan kepala di atas meja.
"Kenapa dia?" tanya Jazzki pada Desta yang duduk di sebelah Joanna.
"Lo berdua satu rumah kan?" balas Desta terdengar ketus di telinga Jazzki.
"Terus apa masalahnya? Gua nanya dia kenapa," Jazzki menatap wajah Desta bingung.
Satu tangan Jazzki naik hendak menggapai pundak Joanna. Namun belum sempat ia melakukan itu, Desta mendadak bangkit dari tempat duduknya kemudian mendorong tubuh Jazzki kuat hingga cowok itu mundur menabrak pinggiran meja.
Jazzki meringis. "Apa-apaan lo, Des?!"
"Lo yang apaan! Lo nanya ke gua Jo kenapa? Sebegitu nggak pedulinya kah lo sama saudara lo sendiri? Sampai lo nggak sadar apa yang sebenarnya Jo rasain?"
Jazzki menyengit bingung masih mengusap pinggangnya yang terasa nyeri.
"Jazz..." Desta menarik ujung kerah seragam Jazzki.
Kemudian Desta berbisik,
"Gua yang bukan keluarga kalian aja tau seberapa beratnya beban Jo. Gua minta sama lo--"
"Des!" suara serak Joanna membuat Desta berhenti berbicara.
Desta menoleh ke belakang, melihat Joanna berjalan ke arahnya, Desta segera melepas cengkeramannya pada kerah seragam Jazzki.
Joanna menggeleng pelan menatap wajah Desta. Seolah sedang mengisyaratkan sesuatu.
"Lo sakit?" tanya Jazzki.
Joanna menggeleng. "Gua nggak papa. Bubar lo berdua, nggak malu apa jadi perhatian kelas?"
"Desta mulai duluan! Dia yang dorong gue," ujar Jazzki.
"Jo dari tadi hampir pingsan, nggak usah lo nanya lagi dia sakit apa nggak. Dia sakit, Jazz. Sakit gua bilang!" geram Desta.
"Hampir pingsan? Lo kenapa nggak bilang kalau lo sakit?"
Joanna terkekeh geli mendengarnya. "Emang omongan gue bakal didengerin?"
"Jo... Plis jangan mikir begitu," Jazzki berucap dengan nada rendah.
"Yaudah kalau lo nggak sadar. Gue nggak maksa supaya lo bisa sadar," Joanna berbalik badan.
Jazzki menghela nafas kasar. Menurutnya perasaan Joanna sangatlah sensitif dan berlebihan. Seperti tadi pagi, padahal menurut Jazzki tidak ada yang salah dengan obrolan di meja makan tadi. Namun entah omongan siapa yang membuat Joanna tiba-tiba beranjak dari kursi. Di mata Jazzki kondisi rumah berjalan dengan baik-baik saja. Menurut Jazzki, Joanna hanya diingatkan biasa layaknya orangtua yang mengingatkan anak-anaknya supaya belajar. Namun Jazzki bingung, mengapa Joanna selalu salah tangkap dan berakhir seolah merasa tersinggung.
●●●
Jazzki tengah sibuk mengurus sponsor dana untuk acara sekolah. Sehingga ia tidak bisa memperhatikan Joanna. Lagi pula Joanna juga terlihat baik-baik saja, mungkin wajahnya yang sedikit pucat. Tetapi bukannya wajah Joanna memang selalu terlihat pucat?
Jazzki selalu berpikir positif tentang segala hal.
Sepulang dari kegiatan, Jazzki masuk ke kelas. Ia langsung mendapat izin dari guru untuk mengikuti pelajaran kelas meski sudah hampir seharian keluar.
Jazzki menyempatkan diri untuk membelikan sekaleng susu murni untuk Joanna supaya imun anak itu tetap terjaga.
Joanna melirik Jazzki sekilas.

KAMU SEDANG MEMBACA
JAZZKI & JOANNA
Teen FictionSi Kembar yang satu ini berbeda. Cerita ini menceritakan tentang dua cowok kembar bernama Jazzki dan Joanna. Dari segi fisik mereka berdua memang serupa, tapi apakah sifat mereka serupa pula? Jangan ditanya. Mending langsung baca aja!