Ujung hidung Joanna kemerahan usai bersin beberapa kali. Anak itu berjalan gontai menuju sofa ruang tamu, meninggalkan Jazzki yang berjalan pincang di belakangnya.
"Ma, Jo sakit lagi," beo Jazzki begitu dirinya masuk ke dalam rumah.
"Apa sih lo!" Joanna melayangkan tatapan kesal kepada saudara kembarnya.
Jazzki mendaratkan pantatnya guna duduk di sebelah Joanna. Jazzki meneliti wajah Joanna yang memang terlihat masih pucat pasi. Nafas anak itu juga terdengar ngos-ngosan seperti habis menaiki puluhan ratusan tangga.
Elvi menoleh sembari mengapit ponsel diantara bahu dan kepalanya.
"Kenapa, sayang?" tanya Elvi usai berbicara kepada seseorang lewat ponsel yang selalu ia bawa kemana-mana.
"Enggak kok, Ma. Si Jazz cuman bercanda," jawab Joanna sembari menunjuk Jazzki menggunakan dagunya.
"Lemes ya? Dipakai istirahat aja gih..." titah Elvi mengusap-usap rambut Joanna.
Joanna mengangguk pelan menanggapi ucapan Mamanya.
"Jo, lo jangan tidur di lantai atas ya. Plis temenin gue tidur di lantai bawah lagi, kaki gue kek nya belum kuat buat naik tangga," pinta Jazzki memelas mengharap belas kasih dari Joanna, jika bukan Joanna siapa lagi yang akan menemaninya di kamar.
Joanna menoleh mendengar permintaan Jazzki, ia hampir lupa dengan kondisi kaki Jazzki yang belum pulih. Terlalu beresiko apabila dibawa naik ke tangga, seharusnya Jazzki ada yang menggendong.
"Yaudah deh," pungkas Joanna pada akhirnya. Bagaimana mungkin ia tega membiarkan Jazzki sendirian di kamar lantai bawah. Papa mereka sebentar lagi ada urusan di kantor, tidak mungkin sempat membantu Jazzki menaiki tangga menuju kamar.
Joanna yang membuka pintu kamar, begitu pintu kamar dibuka Joanna langsung menuju kasur kemudian menidurkan tubuhnya di salah satu ranjang. Baru beberapa menit lepas dari cairan infus ternyata efeknya sudah sangat terasa di tubuh Joanna, rasanya anak itu hanya mau memejamkan mata.
Melihat Joanna yang mengambil posisi tidur, Jazzki pun tidak berani mencegah anak itu karena ia tahu mungkin Joanna masih merasa kurang sehat. Alhasil Jazzki duduk di ranjang yang bersebelahan dengan Joanna, ia membuka ponsel dan mengisi kegabutannya dengan scroll media sosial yang ia punya.
●●●
Hampir seharian Joanna hanya menghabiskan waktunya untuk tidur. Anak itu baru bangun ketika mendengar suara adzan magrib lalu ia terkejut ketika melihat penampakan langit yang sudah gelap. Perasaan ketika ia rebahan tadi langit masih berawan. Apakah waktu yang berjalan terlalu cepat?
"Jam berapa sekarang?" suara serak khas bangun tidur keluar dari mulut Joanna. Joanna menutup jendela, hawa dingin terasa menusuk kulitnya.
"Enam sore. Kebo banget lo kalau dah tidur," cerca Jazzki yang bahkan sudah berganti pakaian. Tadi Joanna ingat betul jika Jazzki mengenakan pakaian yang senada dengan kaos hitam yang ia kenakan saat ini.
Joanna menarik tubuhnya untuk duduk.
"Kenapa lo nggak bangunin gue?"
"Nggak ... soalnya lo tidurnya sampai ngiler gitu, mana tega gue bangunin," ucap Jazzki membuat Joanna refleks mengusap mulutnya.
"Mana ada! Ngarang lo..." sahut Joanna tidak menemukan bekas iler di pipinya.
"Yee dibilangin..."
![](https://img.wattpad.com/cover/375331333-288-k132868.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JAZZKI & JOANNA
Fiksi RemajaSi Kembar yang satu ini berbeda. Cerita ini menceritakan tentang dua cowok kembar bernama Jazzki dan Joanna. Dari segi fisik mereka berdua memang serupa, tapi apakah sifat mereka serupa pula? Jangan ditanya. Mending langsung baca aja!